Bukti Rahasia: Tentara AS Memperkosa Anak Laki-laki di Depan Ibunya
Sekarang, setelah lebih dari satu dekade bukti peristiwa ini mulai muncul ke permukaan, namun Departemen Pertahanan masih melakukan yang terbaik untuk tetap menutup-nutupi kasus ini.
Oleh John Vibes
Menurut sejumlah sumber media mainstream global, Pentagon menutup-nutupi tersiarnya video yang tidak pernah dipublikasikan bersama laporan atas penyiksaan baru-baru ini.
Menurut berbagai laporan wartawan, termasuk Seymour Hersh, video mengerikan itu direkam di Abu Ghraib, penjara di Irak yang terkenal karena penyiksaan oleh Amerika yang menjadi berita utama sekitar satu dekade yang lalu, ketika praktik tidak manusiawi digunakan di penjara terkenal itu.
Sayangnya, bukti-bukti yang dirilis tahun lalu hanya mengungkap hal-hal di permukaan. Sementara rekaman video itu sejauh ini tetap tersembunyi. Hersh mengatakan hanya masalah waktu sebelum hal buruk itu terungkap.
Hersh memberikan pandangan atas apa yang oleh Pentagon dianggap rekaman rahasia. Di bagian penting pidatonya dia mengatakan bahwa:
“Perdebatan tentang hal itu, ummm … Beberapa hal terburuk yang terjadi yang anda tidak tahu? Dalam video itu, ada wanita di sana. Sebagian dari Anda mungkin telah membaca bahwa bahwa mereka mengirimkan surat keluar dari penjara, yang merupakan bentuk komunikasi kepada suami mereka. Hal ini terjadi di Abu Ghraib … Para wanita mengirimkan pesan dengan mengatakan ‘Datanglah dan bunuh saya, karena apa yang terjadi dan pada dasarnya yang terjadi adalah bahwa para wanita itu ditangkap bersama anak laki-laki mereka, dimana dalam banyak kasus anak-anak yang disodomi itu direkam dengan kamera. Dan yang terburuk adalah video yang dimiliki pemerintah anda dimana terdapat suara dari anak laki-laki yang menjerit-jerit. Mereka sangat ketakutan. Rekaman itu akan keluar. ”
“Tidak mungkin untuk mengatakan kepada diri sendiri bagaimana kita bisa ada di sana? Siapakah kita? Siapakah orang-orang yang mengirim kita ke sana? Ketika saya melakukan investigasi saya sangat terganggu atas apa yang terjadi sebagaimana orang yang waras. Pada akhirnya saya mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan pembunuhan itu sama menderita seperti korban pembunuhan, saya dapat memberitahu kepada anda beberapa cerita pribadi oleh beberapa orang yang berada di unit-unit penyiksaan dan menyaksikan hal ini. Saya juga dapat memberitahu kepada anda tentang keluhan tertulis yang dibuat untuk pejabat tertinggi. Jadi kita sedang berhadapan dengan sejumlah besar kesalahan pidana yang ditutup-tutupi oleh perintah tertinggi di luar sana dan oleh perintah yang lebih tinggi lagi, dan kita harus sampai ke sana dan kita akan melakukannya. Anda tahu ada cukup orang di luar sana, mereka tidak bisa bertepuk tangan …. Jadi itu akan menjadi tahun pemilu yang menarik.”
Jika dimasukkan dalam konteks pidato Hersh yang dberikan awal tahun ini, jelas bahwa para perempuan yang menyaksikan anak-anak muda yang diperkosa itu sebenarnya adalah ibu mereka.
Pada pidato di Chicago bulan Juni, Hersh dikutip mengatakan:
“Anda belum mulai melihat kejahatan … yang mengerikan hal yang dilakukan terhadap anak-anak dari tahanan perempuan, saat kamera bergerak.”
Cerita lainnya yang dimuat the Guardian juga berbicara tentang para tahanan muda Irak yang semakin brutal diperkosa oleh tentara AS.
Sepuluh tahun yang lalu ketika awal skandal Abu Ghraib menjadi berita, Guardian menerbitkan kesaksian seorang tahanan Abu Ghraib yang diduga menyaksikan salah satu dari serangan-serangan brutal itu.
Mantan tahanan bernama Kasim Hilas mengatakan dalam kesaksiannya bahwa :
“Saya melihat [namanya dihapus] anak-anak malang itu, usianya sekitar 15-18 tahun. Kondisi anak-anak iitu sangat buruk dan mereka menutupi semua pintu dengan lembaran kain. Kemudian ketika saya mendengar teriakan, saya naik ke pintu karena di atas pintu tidak tertutup dan saya melihat [namanya dihapus], yang mengenakan seragam militer melakukan sodomi terhadap anak itu, saya tidak bisa melihat wajahnya karena dia tidak berada di depan pintu. Dan prajurit wanita mengambil gambar. ”
Sekarang, lebih dari satu dekade kemudian bukti peristiwa ini mulai muncul ke permukaan, namun Departemen Pertahanan masih melakukan yang terbaik untuk menutup-nutupi kasusnya. Itulah alasannya mengapa sekarang lebih penting untuk menjaga tekanan dan memaksa dikeluarkannya bukti ini, sementara laporan penyiksaan masih segar di benak masyarakat umum. (mintpressnews.com, 19/12/2014) [htipress/www.al-khilafah.org]
Oleh John Vibes
Menurut sejumlah sumber media mainstream global, Pentagon menutup-nutupi tersiarnya video yang tidak pernah dipublikasikan bersama laporan atas penyiksaan baru-baru ini.
Menurut berbagai laporan wartawan, termasuk Seymour Hersh, video mengerikan itu direkam di Abu Ghraib, penjara di Irak yang terkenal karena penyiksaan oleh Amerika yang menjadi berita utama sekitar satu dekade yang lalu, ketika praktik tidak manusiawi digunakan di penjara terkenal itu.
Sayangnya, bukti-bukti yang dirilis tahun lalu hanya mengungkap hal-hal di permukaan. Sementara rekaman video itu sejauh ini tetap tersembunyi. Hersh mengatakan hanya masalah waktu sebelum hal buruk itu terungkap.
Hersh memberikan pandangan atas apa yang oleh Pentagon dianggap rekaman rahasia. Di bagian penting pidatonya dia mengatakan bahwa:
“Perdebatan tentang hal itu, ummm … Beberapa hal terburuk yang terjadi yang anda tidak tahu? Dalam video itu, ada wanita di sana. Sebagian dari Anda mungkin telah membaca bahwa bahwa mereka mengirimkan surat keluar dari penjara, yang merupakan bentuk komunikasi kepada suami mereka. Hal ini terjadi di Abu Ghraib … Para wanita mengirimkan pesan dengan mengatakan ‘Datanglah dan bunuh saya, karena apa yang terjadi dan pada dasarnya yang terjadi adalah bahwa para wanita itu ditangkap bersama anak laki-laki mereka, dimana dalam banyak kasus anak-anak yang disodomi itu direkam dengan kamera. Dan yang terburuk adalah video yang dimiliki pemerintah anda dimana terdapat suara dari anak laki-laki yang menjerit-jerit. Mereka sangat ketakutan. Rekaman itu akan keluar. ”
“Tidak mungkin untuk mengatakan kepada diri sendiri bagaimana kita bisa ada di sana? Siapakah kita? Siapakah orang-orang yang mengirim kita ke sana? Ketika saya melakukan investigasi saya sangat terganggu atas apa yang terjadi sebagaimana orang yang waras. Pada akhirnya saya mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan pembunuhan itu sama menderita seperti korban pembunuhan, saya dapat memberitahu kepada anda beberapa cerita pribadi oleh beberapa orang yang berada di unit-unit penyiksaan dan menyaksikan hal ini. Saya juga dapat memberitahu kepada anda tentang keluhan tertulis yang dibuat untuk pejabat tertinggi. Jadi kita sedang berhadapan dengan sejumlah besar kesalahan pidana yang ditutup-tutupi oleh perintah tertinggi di luar sana dan oleh perintah yang lebih tinggi lagi, dan kita harus sampai ke sana dan kita akan melakukannya. Anda tahu ada cukup orang di luar sana, mereka tidak bisa bertepuk tangan …. Jadi itu akan menjadi tahun pemilu yang menarik.”
Jika dimasukkan dalam konteks pidato Hersh yang dberikan awal tahun ini, jelas bahwa para perempuan yang menyaksikan anak-anak muda yang diperkosa itu sebenarnya adalah ibu mereka.
Pada pidato di Chicago bulan Juni, Hersh dikutip mengatakan:
“Anda belum mulai melihat kejahatan … yang mengerikan hal yang dilakukan terhadap anak-anak dari tahanan perempuan, saat kamera bergerak.”
Cerita lainnya yang dimuat the Guardian juga berbicara tentang para tahanan muda Irak yang semakin brutal diperkosa oleh tentara AS.
Sepuluh tahun yang lalu ketika awal skandal Abu Ghraib menjadi berita, Guardian menerbitkan kesaksian seorang tahanan Abu Ghraib yang diduga menyaksikan salah satu dari serangan-serangan brutal itu.
Mantan tahanan bernama Kasim Hilas mengatakan dalam kesaksiannya bahwa :
“Saya melihat [namanya dihapus] anak-anak malang itu, usianya sekitar 15-18 tahun. Kondisi anak-anak iitu sangat buruk dan mereka menutupi semua pintu dengan lembaran kain. Kemudian ketika saya mendengar teriakan, saya naik ke pintu karena di atas pintu tidak tertutup dan saya melihat [namanya dihapus], yang mengenakan seragam militer melakukan sodomi terhadap anak itu, saya tidak bisa melihat wajahnya karena dia tidak berada di depan pintu. Dan prajurit wanita mengambil gambar. ”
Sekarang, lebih dari satu dekade kemudian bukti peristiwa ini mulai muncul ke permukaan, namun Departemen Pertahanan masih melakukan yang terbaik untuk menutup-nutupi kasusnya. Itulah alasannya mengapa sekarang lebih penting untuk menjaga tekanan dan memaksa dikeluarkannya bukti ini, sementara laporan penyiksaan masih segar di benak masyarakat umum. (mintpressnews.com, 19/12/2014) [htipress/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar