Kwik Kian Gie: Pemimpin Indonesia Berjiwa Budak!
Amerika berencana mengadakan HUT kemerdekaannya tiga hari berturut turut secara besar besaran di Anjungan Pantai Losari Makassar juga berencana latihan gabungan militer dengan Indonesia untuk perangi ISIS. Bukankah ini sebuah intervensi? Mengapa itu semua bisa terjadi? Jawabannya dapat Anda temukan dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan anggota kabinet Era Megawati Soekarnoputri Kwik Kian Gie. Berikut petikannya.
Bagaimana pendapat Anda dengan rencana Amerika merayakan HUT Kemerdekaan Amerika ke-239 di Anjungan Pantai Losari Makassar pada 25-27 Mei mendatang?
Itu propaganda sudah! Kalau di tempat tertutup di kedubes, konsulat atau di rumah dubes itu wajar tapi kalau sudah di tempat terbuka seperti itu, jelas propaganda.
Alasannya sih karena di Makassar banyak perusahaan Amerika dan Amerika merasa nyaman…
Kalau Amerika beralasan seperti itu wajar. Yang tidak wajar dan tidak logis mengapa Indonesia memberikan kenyamanan yang seperti itu.
Bagaimana dengan permintaan Amerika agar MPR merevisi UU Minerba?
Itu gila! Itu bukan urusannya Amerika sama sekali. Akan tetapi ada sejarahnya. Siapa yang mengamandemen UUD 1945 sampai empat kali?
MPR..
Itu waktu amandemen didampingi oleh LSM Amerika National Democratic Institute (NDI). NDI ini bukan hanya mendampingi di Gedung MPR tetapi terang-terangan mempengaruhi pimpinan MPR segala.
Nah, kalau soal Minerba, itu kan sebetulnya sudah lama kita dihabisi oleh mereka. Sekitar 80-90 persen kan eksploitasi minyak kita dikuasai oleh asing terutama Amerika. Cuma kita tidak bisa menyalahkan Amerika, mengapa Indonesia bisa seperti itu? Dari presiden ke presiden seperti itu, nah Jokowi ini apalagi! Trisakti yang dikatakan Jokowi itu tidak ada wujudnya hingga sekarang.
Apa ini semua dikatakan sebagai intervensi Amerika?
Kalau sampai meminta mengubah UU jelas intervensi karena itu bukan hak mereka.
Pada 2010 juga anggota DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan ada 76 UU yang diajukan pemerintah dan disetujui DPR padahal drafnya yang buat asing…
Iya betul, betul! Saya juga mendengar bahwa di DPR itu ada ruangan, ada kamar, yang memang kamar itu merupakan ruang kerjanya LSM-LSM Amerika yang terus menerus mempengaruhi pembuatan UU. Saya memang belum pernah melihat, tetapi saya pernah mendengar dari teman-teman di PDIP, malah salah satunya bilang kepada saya, ‘Ayo saya antar kalau mau lihat.’
Memang kita diintervensi habis-habisan. Seperti sekarang mengenai BBM, sebulan sekali harganya disesuaikan dengan harga minyak mentah yang ditentukan di New York, Amerika. Kalau New York menentukan naik ya naik, kalau turun ya turun. Padahal sebagian dari minyak mentah itu milik kita sendiri.
Minyak itu dari perut bumi Indonesia lalu diambil, sebetulnya biaya yang diperlukan untuk penyedotan, pengilangan dan transportasi itu kecil hanya USD 10 per barrel. Nah, akan tetapi Amerika, IMF, Bank Dunia itu terus mengatakan Indonesia tidak benar kalau tetap menjual BBM lebih murah dari harga pasar.
Tapi minyak kita sekarang sudah dikuasai asing…
Ya, 90 persen minyak bumi kita dikuasai oleh asing. Itu lucu, jadi perusahaan asing di sini menggarap minyak milik bangsa Indonesia, dijual pada bangsa Indonesia sendiri dengan laba besar buat mereka. Itu kelihatannya para pejabat kita, para petinggi kita tidak ada yang teriak.
Apakah Pertamina tidak mampu mengeksploitasi sendiri ladang ladang minyak yang ada di Indonesia?
Menurut saya sangat mampu. Saya kan pernah menjadi ex offico (merangkap jabatan, red) komisaris Pertamina selama tiga tahun ketika saya menjadi Menteri Bappenas. Jadi saya cukup mengerti dalamnya Pertamina, dan menurut saya Pertamina itu mampu.
Kalau secara modal?
Oh sangat mampu! Karena ketika rapat gabungan itu dibahas juga, kita itu membutuhkan modal besar. Lalu saya tanya pada direktur keuangan Pertamina saat itu dalam rapat, dia bilang sudah ada enam bank yang antre ingin memberikan kredit.
Apa Pertamina tidak punya teknologi?
Oh sangat punya! Sekarang kalau kita lihat ya, semua perusahaan Amerika yang beroperasi di Indonesia itu kepalanya bule tetapi bawahannya adalah ahli ahli geologi Indonesia semua! Kita juga punya lulusan ITB, ITS dan lainnya apalagi yang kuliah di luar negeri juga sudah kembali, tetapi yang aneh mereka menjadi pegawainya perusahaan asing di tanah air sendiri! Terus ketika Dirut Pertaminanya diganti, lalu Pertamina mengatakan tidak mampu, kan aneh sekali memang. Jadi banyak pemimpin kita ini otaknya dicuci habis (brainwash).
Caranya bagaimana?
Diyakinkan dengan berbagai macam teori, lalu para pejabat tingginya dienakkan. Saya melihat para elite kita itu senang dipuji-puji. Misalnya, Jokowi. Sebelum menjadi presiden kan dipuji puji. Pas jadi presiden dipuji lagi sebagai presiden hasil demokrasi betulan dan dari rakyat jelata. Bung Karno dulu mengatakan “kalau asing mulai memuji, waspadalah!”
Sejak kapan negara imperialis liberalis Amerika melakukan intervensi di Indonesia?
Bradley Simpson menyebut sejak Nopember 1967. Dia adalah orang Amerika sendiri lho, bahkan dia adalah direktur arsip negara Amerika. Dia menggambarkan suasana konferensi di Jenewa pada Nopember 1967 ketika Bung Karno jatuh diganti Pak Harto. Pak Harto mengirim hampir semua menteri-menterinya terutama menteri-menteri ekonomi ke konferensi Jenewa.
Anehnya, dari Indonesia menteri-menteri tetapi dari seberang sana pengusaha-pengusaha besar di bawah pimpinan David Rockefeller. Mereka mendiktekan keinginannya kepada para menteri itu.
Maka Freeport mendapatkan bukit dengan tembaga—sebelum Indonesia tahu ternyata ada emas juga—di Papua Barat. Sebuah konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang dan Prancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatera, Papua Barat dan Kalimantan.
Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto. Nyata dan secara rahasia, kendali ekonomi Indonesia disetir oleh Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Australia. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
John Perkins, dia juga orang Amerika. Dia itu agen CIA. Disuruh macam-macam dia tidak kuat, akhirnya menulis buku Pengakuan Seorang Ekonom Perusak (Confessions of an Economic Hit Man). Dalam bukunya itu, John Perkins menjelaskan CIA memerintahkan untuk menyogok para pemimpin Indonesia dan memberikan utang sebesar besarnya supaya Amerika bisa menguasai.
Bukankah Indonesia negara berdaulat, kok bisa diintervensi Amerika?
Karena para pemimpinnya konyol, berjiwa budak!
Bahayanya apa bila intervensi ini terus berlanjut?
Sumber daya kita habis, dihabisi oleh mereka, yang paling menonjol kan Freeport yang mengeruk emas di Papua. Indonesia hanya mendapat royalti 3 persen. Freeport adalah perusahaan Amerika yang memiliki perusahaan di berbagai negara dan Freeport Amerika ekspor emasnya ternyata 90 persen dari Papua! Kan itu aneh.
Apakah menteri menteri tidak ada yang memahami ini?
Ya, tampaknya tidak ada. Ketika saya jadi menteri juga kesepian sekali. Saya sendiri saja yang berbicara seperti ini, setiap kali vote kalah terus. Mungkin ini pengaruh kader Universitas Indonesia sangat besar yang terus menguasai ekonomi Indonesia melalui jabatan-jabatan menteri ekonominya.
Sampai hari ini juga?
Iya.[]
SUmber: Tabloid Mediaumat edisi 148
[www.al-khilafah.org]
Bagaimana pendapat Anda dengan rencana Amerika merayakan HUT Kemerdekaan Amerika ke-239 di Anjungan Pantai Losari Makassar pada 25-27 Mei mendatang?
Itu propaganda sudah! Kalau di tempat tertutup di kedubes, konsulat atau di rumah dubes itu wajar tapi kalau sudah di tempat terbuka seperti itu, jelas propaganda.
Alasannya sih karena di Makassar banyak perusahaan Amerika dan Amerika merasa nyaman…
Kalau Amerika beralasan seperti itu wajar. Yang tidak wajar dan tidak logis mengapa Indonesia memberikan kenyamanan yang seperti itu.
Bagaimana dengan permintaan Amerika agar MPR merevisi UU Minerba?
Itu gila! Itu bukan urusannya Amerika sama sekali. Akan tetapi ada sejarahnya. Siapa yang mengamandemen UUD 1945 sampai empat kali?
MPR..
Itu waktu amandemen didampingi oleh LSM Amerika National Democratic Institute (NDI). NDI ini bukan hanya mendampingi di Gedung MPR tetapi terang-terangan mempengaruhi pimpinan MPR segala.
Nah, kalau soal Minerba, itu kan sebetulnya sudah lama kita dihabisi oleh mereka. Sekitar 80-90 persen kan eksploitasi minyak kita dikuasai oleh asing terutama Amerika. Cuma kita tidak bisa menyalahkan Amerika, mengapa Indonesia bisa seperti itu? Dari presiden ke presiden seperti itu, nah Jokowi ini apalagi! Trisakti yang dikatakan Jokowi itu tidak ada wujudnya hingga sekarang.
Apa ini semua dikatakan sebagai intervensi Amerika?
Kalau sampai meminta mengubah UU jelas intervensi karena itu bukan hak mereka.
Pada 2010 juga anggota DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan ada 76 UU yang diajukan pemerintah dan disetujui DPR padahal drafnya yang buat asing…
Iya betul, betul! Saya juga mendengar bahwa di DPR itu ada ruangan, ada kamar, yang memang kamar itu merupakan ruang kerjanya LSM-LSM Amerika yang terus menerus mempengaruhi pembuatan UU. Saya memang belum pernah melihat, tetapi saya pernah mendengar dari teman-teman di PDIP, malah salah satunya bilang kepada saya, ‘Ayo saya antar kalau mau lihat.’
Memang kita diintervensi habis-habisan. Seperti sekarang mengenai BBM, sebulan sekali harganya disesuaikan dengan harga minyak mentah yang ditentukan di New York, Amerika. Kalau New York menentukan naik ya naik, kalau turun ya turun. Padahal sebagian dari minyak mentah itu milik kita sendiri.
Minyak itu dari perut bumi Indonesia lalu diambil, sebetulnya biaya yang diperlukan untuk penyedotan, pengilangan dan transportasi itu kecil hanya USD 10 per barrel. Nah, akan tetapi Amerika, IMF, Bank Dunia itu terus mengatakan Indonesia tidak benar kalau tetap menjual BBM lebih murah dari harga pasar.
Tapi minyak kita sekarang sudah dikuasai asing…
Ya, 90 persen minyak bumi kita dikuasai oleh asing. Itu lucu, jadi perusahaan asing di sini menggarap minyak milik bangsa Indonesia, dijual pada bangsa Indonesia sendiri dengan laba besar buat mereka. Itu kelihatannya para pejabat kita, para petinggi kita tidak ada yang teriak.
Apakah Pertamina tidak mampu mengeksploitasi sendiri ladang ladang minyak yang ada di Indonesia?
Menurut saya sangat mampu. Saya kan pernah menjadi ex offico (merangkap jabatan, red) komisaris Pertamina selama tiga tahun ketika saya menjadi Menteri Bappenas. Jadi saya cukup mengerti dalamnya Pertamina, dan menurut saya Pertamina itu mampu.
Kalau secara modal?
Oh sangat mampu! Karena ketika rapat gabungan itu dibahas juga, kita itu membutuhkan modal besar. Lalu saya tanya pada direktur keuangan Pertamina saat itu dalam rapat, dia bilang sudah ada enam bank yang antre ingin memberikan kredit.
Apa Pertamina tidak punya teknologi?
Oh sangat punya! Sekarang kalau kita lihat ya, semua perusahaan Amerika yang beroperasi di Indonesia itu kepalanya bule tetapi bawahannya adalah ahli ahli geologi Indonesia semua! Kita juga punya lulusan ITB, ITS dan lainnya apalagi yang kuliah di luar negeri juga sudah kembali, tetapi yang aneh mereka menjadi pegawainya perusahaan asing di tanah air sendiri! Terus ketika Dirut Pertaminanya diganti, lalu Pertamina mengatakan tidak mampu, kan aneh sekali memang. Jadi banyak pemimpin kita ini otaknya dicuci habis (brainwash).
Caranya bagaimana?
Diyakinkan dengan berbagai macam teori, lalu para pejabat tingginya dienakkan. Saya melihat para elite kita itu senang dipuji-puji. Misalnya, Jokowi. Sebelum menjadi presiden kan dipuji puji. Pas jadi presiden dipuji lagi sebagai presiden hasil demokrasi betulan dan dari rakyat jelata. Bung Karno dulu mengatakan “kalau asing mulai memuji, waspadalah!”
Sejak kapan negara imperialis liberalis Amerika melakukan intervensi di Indonesia?
Bradley Simpson menyebut sejak Nopember 1967. Dia adalah orang Amerika sendiri lho, bahkan dia adalah direktur arsip negara Amerika. Dia menggambarkan suasana konferensi di Jenewa pada Nopember 1967 ketika Bung Karno jatuh diganti Pak Harto. Pak Harto mengirim hampir semua menteri-menterinya terutama menteri-menteri ekonomi ke konferensi Jenewa.
Anehnya, dari Indonesia menteri-menteri tetapi dari seberang sana pengusaha-pengusaha besar di bawah pimpinan David Rockefeller. Mereka mendiktekan keinginannya kepada para menteri itu.
Maka Freeport mendapatkan bukit dengan tembaga—sebelum Indonesia tahu ternyata ada emas juga—di Papua Barat. Sebuah konsorsium Eropa mendapat nikel Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapat bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan-perusahaan Amerika, Jepang dan Prancis mendapat hutan-hutan tropis di Sumatera, Papua Barat dan Kalimantan.
Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan buru-buru disodorkan kepada Soeharto. Nyata dan secara rahasia, kendali ekonomi Indonesia disetir oleh Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI), yang anggota-anggota intinya adalah Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Australia. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
John Perkins, dia juga orang Amerika. Dia itu agen CIA. Disuruh macam-macam dia tidak kuat, akhirnya menulis buku Pengakuan Seorang Ekonom Perusak (Confessions of an Economic Hit Man). Dalam bukunya itu, John Perkins menjelaskan CIA memerintahkan untuk menyogok para pemimpin Indonesia dan memberikan utang sebesar besarnya supaya Amerika bisa menguasai.
Bukankah Indonesia negara berdaulat, kok bisa diintervensi Amerika?
Karena para pemimpinnya konyol, berjiwa budak!
Bahayanya apa bila intervensi ini terus berlanjut?
Sumber daya kita habis, dihabisi oleh mereka, yang paling menonjol kan Freeport yang mengeruk emas di Papua. Indonesia hanya mendapat royalti 3 persen. Freeport adalah perusahaan Amerika yang memiliki perusahaan di berbagai negara dan Freeport Amerika ekspor emasnya ternyata 90 persen dari Papua! Kan itu aneh.
Apakah menteri menteri tidak ada yang memahami ini?
Ya, tampaknya tidak ada. Ketika saya jadi menteri juga kesepian sekali. Saya sendiri saja yang berbicara seperti ini, setiap kali vote kalah terus. Mungkin ini pengaruh kader Universitas Indonesia sangat besar yang terus menguasai ekonomi Indonesia melalui jabatan-jabatan menteri ekonominya.
Sampai hari ini juga?
Iya.[]
SUmber: Tabloid Mediaumat edisi 148
[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar