Header Ads

Densus 88 Beraksi! Tabrak Dulu, Baru Ditangkap

Densus 88 Beraksi! Tabrak Dulu, Baru Ditangkap
Penangkapan itu tidak melalui prosedur hukum dan tanpa menunjukkan surat penangkapan, begitu juga saat menangkap Basri.

Lagi, Tim Densus 88 Anti Teror mempertontonkan kezalimannya dalam menangkap orang yang diduga terlibat jaringan kelompok ISIS. Kali ini yang mejadi korbannya adalah Pimpinan Pondok Pesantren Tanfizul Al Quran Makassar Muhammad Basri. “Zalim!” tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto.



Menurut Ismail, yang terjadi di Makassar membuktikan secara nyata adanya kriminalisasi dakwah. “Dia ditangkap karena terkait ISIS dengan barang bukti di antaranya bendera ‘ISIS’. Apa kesalahan yang telah dilakukan, tidak jelas. Apa karena menyimpan bendera lantas boleh seseorang dipersalahkan? Ini kriminalisasi dakwah, “ tegasnya.

Karena bukan hanya yang disebut dengan ‘ISIS’ yang menggunakan bendera hitam bertuliskan syahadat (Tiada Tuhan selain Allah, dalam bahasa Arab) di atasnya dan di tengahnya bergambar stempel kenegaraan Nabi Muhammad SAW (bulpat putih bertuliskan Allah, Rasul, Muhammad, dalam bahasa Arab). Dengan kriminalisasi yang berulang kali dipertontonkan Densus banyak orang yang takut mengusung bendera tauhid tersebut.

Ditambah lagi, penangkapan itu tidak melalui prosedur hukum dan tanpa menunjukkan surat penangkapan, begitu juga saat menangkap Basri. “Saat itu ustadz pulang dari pasar lalu diserempet mobil berwana hitam dan terjatuh bersama anaknya. Kami pikir itu kecelakaan saat didekati, ada orang mengeluarkan pistol dan mengatakan ini bukan urusan Anda,” ujar M Satria, salah seorang saksi mata di Makassar, Jumat (24/4).

Ia menuturkan polisi berbaju preman ada sekitar delapan orang tersebut turun dari mobil kemudian menyuruh tiarap lalu memborgol tangan Basri, kemudian memasukkan ke dalam mobil berwarna hitam dan langsung membawanya.

“Anaknya jatuh ditinggal begitu saja, untung ada teman langsung membawanya pulang. Kami bertiga yang melihat kejadian itu. Sejak awal saya ragu karena mobil ingin ditabrakkan ke beliau yang mengambil jalur kanan,” kata pria paruh baya yang akrab disapa Baso ini.

Pria berprofesi tukang ojek ini menyebutkan penangkapan yang mirip penculikan tersebut berlangsung sekitar pukul 09.25 WITA. Basri waktu itu pulang dari Pasar Daya bersama anaknya.

“Ketika mendekati pondok tepatnya di apotik Bungadia, beliau jatuh, ini masih ada bekas darahnya selanjutnya diborgol lalu dibawa mobil. Ada dua mobil, dari arah kanan berwarna putih dan jalur kiri berwarna hitam,” ucapnya saat memperagakan penangkapan.

Sementara pihak keluarga saat dikonfirmasi enggan berbicara panjang dan hanya menyesalkan penangkapan itu yang tidak manusiawi padahal belum tentu M Basri terduga teroris.

Kepala Kepolisian Daerah Sulselbar Irjen Polisi Anton Setiadji dikonfirmasi membenarkan penangkapan Muhammad Basri MA oleh Tim Densus 88 Antiteror pada Jumat sekitar pukul 09.00 WITA.”Memang iya dia ditangkap sama Densus tadi pagi. Saya tidak tahu alasannya, silahkan tanya sama Densus mereka yang mengetahui pastinya,” ujar Anton.

Penangkapan tersebut terjadi di Jalan Manuruki depan Apotik Bungadia Blok A nomor 29 BTN Hartaco Indah Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya oleh Satuan Densus 88 Polda Sulselbar mengunakan dua mobil Jenis Innova warna Hitam bernomor polisi DD 99 KL.(mediaumat.com, 30/4/2015) [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.