Header Ads

Meski Dipenjara dan Disiksa Diktator Uzbek, Pejuang Khilafah tetap Istiqamah

Meski Dipenjara dan Disiksa Diktator Uzbek, Pejuang Khilafah tetap Istiqamah
Penangkapan dan pemenjaraan sekitar 70 aktivis Hizbut Tahrir Uzbekistan dan kaum Muslimin beberapa waktu lalu, bukanlah kali yang pertama, sejak 1990-an rezim bengis Islam Karimov telah menangkap dan menyiksa lebih dari 8000 lainnya. Namun meski dipenjara dan disiksa, mereka tetap istiqamah berjuang menegakkan syariah dan khilafah. Hal itu diungkap HT Uzbekistan dalam pers rilisnya tertanggal 26 Jumada II 1436 H/ 15 April 2015.



Para pejuang Islam tersebut lebih memilih tetap dipenjara dan disiksa daripada dibebaskan tetapi mengkhianati perjuangan menegakkan syariah dan khilafah. Awalnya, mereka yang ditangkap hanya dipenjara sekitar 15 tahun, 10 tahun, 7 tahun, atau 5 tahun. Namun orang-orang yang telah menyelesaikan masa tahanannya tidak dilepas, tetapi mereka diajak melakukan negosiasi untuk bekerja sama dengan rezim untuk melawan Hizbut Tahrir, jika mereka menolak, akibatnya hukuman penjara akan diperpanjang.

Rezim tidak menemukan seorang pun yang bersedia untuk bekerja sama dengan mereka, sehingga mereka mulai bernegosiasi dengan para tahanan itu yang menyelesaikan masa tahanannya dengan janji tertulis, bahwa mereka tidak akan kembali bekerja untuk partai, tapi jarang mereka menemukan orang yang mau berjanji untuk hal tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak melepaskan mereka dari penjara kecuali sebagian kecil saja, dan sebagian besar telah ditambah masa hukumannya dan tidak pernah dilepas.

Karimov tidak merasa cukup dengan memberikan hukuman penjara yang lama dan dengan memperpanjang masa hukuman setiap kali masa tahanan berakhir, tapi dia memerintahkan kaki tangannya, para sipir penjara untuk menyiksa para tahanan dan melarang mereka shalat. Tidak hanya itu, dia juga merekomendasikan pembersihan para tahanan dengan bermacam-macam siksaan, termasuk memberikan narkotik yang menyebabkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Ratusan anggota Hizbut Tahrir telah terbunuh.[] Joko Prasetyo[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.