Kajian Ramadhan HTI DIY: “Bukan Mencari Khalifah, Tapi Tegakkan Khilafah”
Meskipun banyak umat yang sepakat dengan urgensi dan kewajiban Khilafah yang senantiasa diserukan oleh Hizbut Tahrir, ternyata tidak sedikit yang masih bingung dengan bagaimana mengarahkan tenaga dan pikiran untuk merespon seruan tersebut. Hal ini terlihat dari pertanyaan salah seorang peserta dari kalangan pengusaha dalam diskusi bersama Ustadz Dwi Condro Triyono, di acara Kajian Ramadhan 1437H di Hotel Grand Seriti Madani Yogyakarta, Kamis (9/6). “Saya sepakat dengan kewajiban mengangkat dan membaiat Khalifah. Tapi siapa Khalifah yang harus kita baiati itu?” Demikian pertanyaan yang mungkin mewakili sebagian tokoh yang hadir. Penanya bahkan menyebutkan nama-nama pemimpin di beberapa negeri Islam yang belakangan disorot memiliki citra yang berpihak kepada Islam dan memberi harapan baru bagi banyak kaum muslimin di dunia. “Mana yang harus kita baiat?” Pungkas penanya.
Hizbut Tahrir telah menjelaskan kriteria Khalifah yang bisa dibaiat. Di antaranya memiliki wilayah yang berdaulat dan keamanannya berada di tangan kaum muslimin. Selain itu, Khalifah tentu harus dibaiat sebagai Khalifah, bukan sebagai raja. Hal ini sesuai dengan konsep sistem pemerintahan Islam yang berbeda jauh dengan sistem kerajaan. Oleh karena itu ustadz Dwi Condro pun mengingatkan peserta supaya tidak salah fokus. Umat Islam tidak boleh menyibukkan diri dengan mencari orang, karena sistem yang ada memang tidak memungkinkan untuk melahirkan pemimpin yang memiliki kriteria khalifah. Kader Hizbut Tahrir di seluruh dunia, perjuangannya adalah untuk membebaskan negeri di manapun dia bergerak. Di mana di wilayah yang dibebaskan itu akan ditegakkan Khilafah dan barulah di situ akan muncul calon-calon Khalifah. “Jadi bukan mencari Khalifah, tapi tegakkan Khilafah!” Tegas ustadz Dwi Condro.
Acara yang diakhiri dengan buka bersama itu diwarnai oleh tahadduts bin nikmat dari 2 orang tokoh pengusaha muda Jogja yang sudah cukup lama berinteraksi dan mengaji bersama Hizbut Tahrir.[] haryo/ mi jogja [www.al-khilafah.org]
Hizbut Tahrir telah menjelaskan kriteria Khalifah yang bisa dibaiat. Di antaranya memiliki wilayah yang berdaulat dan keamanannya berada di tangan kaum muslimin. Selain itu, Khalifah tentu harus dibaiat sebagai Khalifah, bukan sebagai raja. Hal ini sesuai dengan konsep sistem pemerintahan Islam yang berbeda jauh dengan sistem kerajaan. Oleh karena itu ustadz Dwi Condro pun mengingatkan peserta supaya tidak salah fokus. Umat Islam tidak boleh menyibukkan diri dengan mencari orang, karena sistem yang ada memang tidak memungkinkan untuk melahirkan pemimpin yang memiliki kriteria khalifah. Kader Hizbut Tahrir di seluruh dunia, perjuangannya adalah untuk membebaskan negeri di manapun dia bergerak. Di mana di wilayah yang dibebaskan itu akan ditegakkan Khilafah dan barulah di situ akan muncul calon-calon Khalifah. “Jadi bukan mencari Khalifah, tapi tegakkan Khilafah!” Tegas ustadz Dwi Condro.
Acara yang diakhiri dengan buka bersama itu diwarnai oleh tahadduts bin nikmat dari 2 orang tokoh pengusaha muda Jogja yang sudah cukup lama berinteraksi dan mengaji bersama Hizbut Tahrir.[] haryo/ mi jogja [www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar