Header Ads

Tafsir Al Qur'anul Adhim, Imam Ibnu Katsir, juz I "RUBRIK TSAQOFAH ISLAM" Materi Halqoh Online, 11 Juli 2009

Mukadimah (Awalan Pembuka)

بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Syaikh Imam Al Hafizh, Imaduddin Abul Fida Ismail Ibnul Khatib Abu Hafs Ibnu Katsir ~Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada dia (musannaf)~ mengatakan:

الحمد لله رب العالمين
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,

الرحمن الرحيم
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

مالك يوم الدين
Yang menguasai hari pembalasan.
(QS. Al Fatihah 2-4)


Allah berfirman:

الحمد لله الذي أنزل على عبده الكتاب ولم يجعل له عوجا
قيما لينذر بأسا شديدا من لدنه ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات أن لهم أجرا حسنا
ماكثين فيه أبدا
وينذر الذين قالوا اتخذ الله ولدا
ما لهم به من علم ولا لآبائهم كبرت كلمة تخرج من أفواههم إن يقولون إلا كذبا

1.Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
4. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak".
5. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. (Q.S Al Kahfi 1-5)

Allah memulai penciptaan-Nya dengan pujian. Untuk itu Dia berfirman:

“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.” (Q.S Al An’aam:1)

Allah mengakhiri penciptaan-Nya dengan pujian pula. Maka sesudah menceritakan tempat ahli surga

“Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling Arasy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam". (Q.S. Az Zumar:75)

“Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Q.S. Al Qashash:70)

“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (Q.S Saba’:1)

Hanya milik Allah lah segala puja puji di dunia dan akhirat, yakni dalam setiap penciptaan-Nya dan yang sedang diciptakanNya. Dialah Yang Mahaterpuji dalam semua itu, sebagaiman telah diucapkan oleh seseorang dalam shalatnya, yakni:

“Ya Allah, Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segenap puji sepenuh langit, sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah bumi dan langit.”

Oleh sebab itu Dia mengilhamkan kepada penduduk surga untuk mentasbihkan dan mentahmid kepada-Nya, sebagaimana mereka diberi ilham untuk bernapas. Dengan kata lain, mereka bertasbih dan bertahmid sebanyak bilangan napas mereka, karena mereka merasakan nikmat Allah yang terlimpah kepada mereka, kesempurnaan kekuasaan-Nya, kebesaran pengaruh-Nya dan anugerah-anugerah-Nya yang terus menerus serta kebaikan-Nya yang kekal terlimpah kepada mereka, sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. Doa mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulillaahi Rabbil `aalamin." (QS. Yunus: 9-10)

Segala puji bagi Allah, yang telah mengutus rasul-rasul-Nya, dengan membawa berita gembira dan memberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia untuk MEMBANTAH Allah sesudah diutus rasul-rasul-Nya itu. Dia mengkahiri mereka (para rasul) dengan nabi yang UMMI dari arab, berasal dari Mekah, sebagai pemberi petunjuk ke jalan yang paling benderang. Allah telah mengutusnya kepada setiap makhluk-Nya dari kalangan umat manusia dan jin, mulai dari pengangkatannya sebagai rasul hingga hari kiamat nanti, serupa yang disitir dalam firman-Nya:
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Q.S. Al A’raf :158)

Firman Allah Azza wa Jalla dalam ayat lain:
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". (Q.S. Al An’am:19)

Barangsiapa sampai kepadanya Al-Qur’an, baik dia sebagai orang arab, atau di luar arab (ajam), orang yang berkulit hitam atau merah, manusia maupun jin, maka Al-Qur’an itu merupakan peringatan baginya. Lantaran itu, di dalam firman-Nya disebutkan:

“Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Qur'an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Qur'an. Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (Q.S. Hud: 17)

Barangsiapa yang telah kami sebut kafir (ingkar) kepada Al-Qur’an, maka neraka adalah tempat yang diancamkan baginya berdasarkan nash dari Allah Ta’ala. Pengertiannya sama dengan firman lainnya:

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (Q.S Al Qalam: 44)

Rasulullah Saw. bersabda:
~Bu’itstu ilal ahmaari wal aswad~
“Aku diutus kepada kulit merah dan kulit hitam.”

Menurut Mujahid, makna yg dimaksud adalah umat manusia dan jin. Beliau diutus kepada dua jenis makhluk untuk menyampaikan kepada mereka apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepadanya dari Al Qur’an yang mulia ini, yang tidak datang kepadanya kebatilan ~baik dari depan maupun belakangnya~ yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji.

Nabi Saw. telah memberitahukan kepada mereka di dalam Al-Qur’an, bahwa Allah Ta’ala telah menganjurkan mereka untuk memahami Al-Qur’an melalui firman-Nya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Q.S. An Nisaa 82)

Allah Swt. Berfirman:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (Q.S Saad:29)

.... [bersambung]

Tafsir Qur’anul Adhim, Ibnu Katsir, Juz I

Tasikmalaya; 11 Juli 2009 10.05

~Sahabatmu Fillah, nan faqir 'ilmu~

Apu' Indragiry

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.