Header Ads

Solidaritas Palestina Terus Bergulir :Selama ini umat Islam terpecah belah, kini saatnya bersatu

Jakarta- Aksi solidaritas Palestina dan mengecam serangan terhadap Masjid Al-Aqsa dilakukan serempak di beberapa daerah, Ahad (1/11). Namun, aksi massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, urung karena tak mendapatkan izin kepolisian.

Juru bicara HTI, Ismail Yusanto, mengecam serangan pasukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa. Ia mengatakan, mestinya umat Islam bersatu untuk merespons serangan terhadap Al-Aqsa tersebut. ”Selama ini, umat Islam terpecah belah, kini saatnya bersatu,” katanya.

Negeri-negeri Muslim, kata Ismail, diharapkan untuk menyatukan langkah dalam menghadapi Israel. Ia menambahkan, aksi massa HTI yang semula akan digelar di Bundaran HI terganjal izin polisi. ”Polisi tak memberi izin. Kami menyesalkan hal ini,” ungkapnya.

Ismail mengatakan, semula aksi tersebut akan diikuti oleh sekitar 5.000 orang.

Namun, aksi di sejumlah daerah tetap berjalan. Sebelum melakukan aksi, massa HTI Surabaya melakukan shalat gaib mendoakan rakyat Palestina korban serangan Israel. Mereka juga mengutuk serangan yang dilakukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa pada 25 Oktober lalu.

”Kami mengajak umat Islam di seluruh dunia memberikan dukungan materi ataupun moral. Termasuk, dukungan doa untuk warga Palestina yang menjadi korban Israel,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Surabaya, Fikri A Zudiar, di hadapan ratusan pengunjuk rasa.

Fikri juga menyerukan kepada dunia agar ikut berjuang dalam upaya menyelamatkan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman Israel. Ia menambahkan, untuk kesekian kalinya, lsrael telah berbuat zalim terhadap umat Islam dan dunia tak melakukan apa pun terhadap tindakan tersebut.

Oleh karena itu, jelas Fikri, umat Islam di seluruh dunia sudah saatnya bersatu mengusir Israel dari Palestina. Bahkan seharusnya, kata dia, Pemerintah Indonesia ikut serta dengan mengerahkan pasukan militernya membantu rakyat Palestina.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, aksi massa serupa juga digelar oleh sekitar seribu anggota HTI. Aksi ini berawal dari Monumen Pembebasan Irian Barat kemudian mengarah ke Masjid Al Markaz Al Islami. Mereka juga mengecam serangan terhadap Masjid Al-Aqsa.

Selain melakukan orasi, dalam aksinya mereka juga membakar bendera Israel. Mereka mengungkapkan pula rasa duka cita atas matinya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yang tak dapat berbuat apa-apa dalam menghadapi Israel.

Hassanudin Rasyid, humas HTI Sulawesi Selatan, mengatakan, penyerangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan upaya pembongkaran fondasi masjid itu merupakan upaya yang harus dihentikan. ”Kedudukan Masjid Al-Aqsa bagi umat Islam, sangat penting,” katanya.

Aksi massa yang sama juga digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari aksi massa yang dilakukan pada akhir pekan lalu. Di antaranya, dilakukan oleh Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra).

Mereka menggelar istigosah untuk Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina. Acara tersebut diikuti oleh ratusan santri dari beberapa pondok pesantren. Sejumlah kiai ternama juga hadir, seperti KH Imam Buchori Cholil, KH Badrus Soleh, KH Lukman Hakim, dan KH Mondir Rofii.

Selain itu, ada pula KH Ali Rido dan KH Abdul Ghaffar. ”Istigosah ini digelar sebagai wujud keprihatinan kami untuk Masjid Al-Aqsa dan Palestina, yang menjadi sasaran bom oleh tentara Israel,” kata Koordinator Daerah (Korda) Bassra Bangkalan, Kiai Imam Buchori Cholil.

Kiai Imam mengatakan, sebelumnya serangan tentara Israel terhadap Palestina tak mengarah pada Masjid Al-Aqsa, tapi gedung-gedung lain. ”Kalau sudah mulai menyerang Masjid Al-Aqsa, hal itu tak boleh dibiarkan. Kita, umat Islam, sakit hati atas hal itu,” katanya. Antara (republika/hti)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.