Header Ads

Erdogan Tak Mempan Disetir Obama

Presiden Amerika Barack Obama rupanya gagal untuk menyetir dan membujuk Perdana Menteri Turki Recep Tayyep Erdogan untuk mendukung beberapa langkah politik Amerika terkait permasalahan Iran dan Afganistan.

Meski demikian, kedua pimpinan negara itu menyepakati beberapa kerjasama terkait berbagai masalah, baik dalam skala regional atau pun internasional.

Dalam jumpa pers bersama selepas pertemuan keduanya di Gedung Putih, Obama menyatakan jika Turki memiliki peran yang sangat penting dan besar dalam menyelesaikan krisis antara Barat dengan Iran terkait program nuklir Negara Mullah itu. Obama juga memuji langkah-langkah dan manuver Turki dalam kancah internasional yang melejit cepat.

Obama juga menambahkan, Turki, dengan letak strategis geografinya, juga dengan kapasitasnya sebagai negara besar, dinilai mampu untuk mendorong Iran agar dapat memberikan ketenangan kepada masyarakat internasional atas kejujuran program nuklirnya, serta tetap patuh pada ketentuan dan traktat internasional (IAEA).

Di sisi yang lain, PM Erdogan secara jelas dan tegas menyatakan sikapnya yang menolak segala bentuk opsi konservatif apapun dari Amerika atas Iran. Terkait masalah nuklir Iran, Erdogan menegaskan jika tak ada jalan lain untuk menyelesaikannya kecuali dengan langkah-langkah diplomatik, selainnya tidak.

Erdogan juga mengkritik dan menentang berbagai macam sanksi yang telah diberikan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB terhadap Iran. Erdogan justru menilai sanksi tersebut tidak efektif untuk menyelesaikan permasalahan.

Ditambahkan Erdogan, Turki sangat siap untuk melakukan berbagai macam upaya demi kemaslahatan di kawasan Timur Tengah.

Terkait permasalahan Afganistan, Erdogan secara tegas menolak permintaan Amerika agar militer Turki ikut serta menambah jumlah pasukannya di Afganistan bersama pasukan Amerika. Pernyataan ini sangat mengejutkan, pasalnya Turki adalah salah satu anggota pakta NATO.

Erdogan juga menegaskan jika militer Turki menolak untuk ikut serta dalam aksi-aksi perang bersama NATO di Afganistan. Dikatakannya, Turki justru lebih memilih untuk membantu memulihkan keadaan di Afganistan dengan memberikan bantuan berupa latihan militer kepada militer Afganistan, serta berinfestasi dalam berbagai bidang yang nilainya mencapai puluhan juta Dollar, serta membangun berbagai sarana kehidupan seperti unit kesehatan, sekolah, dan lain-lain.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Turki Wecdi Gunul juga menegaskan jika Turki tidak akan mengirimkan pasukan ke Afganistan, meskipun Washington telah menyerukan negara-negara anggota NATO untuk melakukannya. (ags/jzr/ermslm)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.