Header Ads

Independent : Agresi Zionis ke Gaza Diluar Batas Kemanusiaan

Harian Je Independent Inggris menyebutkan agresi Zionis ke Jalur Gaza, akhir tahun kemarin yang menewaskan ratusan syuhada tak berdosa, melampau batas-batas kemanusiaan dan sangat biadab.

Sumber harian inggris dalam makalahnya berjudul, “Satu tahun paska agresi Gaza dalam rangka hukuman di wilayah tersebut”, yang ditulis Donald McIntyre menyebutkan, menlu Israel ketika itu, Tzipi Livni yang mengungkapkan kebangganya setelah dua pekan perang Gaza, dimana ia mengatakan, ketika Israel membidik warga, maka sesunguhnya ia telah kehilangan sasaran. Mereka bertempur seperti orang gila dan ini baik” ??.

Berdasarkan laporan yang ia himpun dari berbagai koran dan situs Arab (13/12), penulis Inggris ini ingin mengembalikan ingatan kita kepada aksi biadab Zionis yang telah meluluh lantakan sendi-sendi kehidupan di Gaza. Kerusakan tidak hanya terjadi pada rumah-rumah,lembaga, rumah sakit dan lainya. Tetapi yang lebih parah adalah kerusakan pada kondisi kejiwaan semua rakyat Gaza yang masih hidup dan menyaksikan kebiadaban mereka. Banyak diantara mereka yang tak sanggup meneruskan kehidupannya dengan kondisi seperti ini.

Contohnya apa yang menimpa kaluarga Hilmi Samuni (26 tahun) yang mendapatkan dirinya seolah tak sanggup meneruskan kehidupan ini. Baru saja ia pulang dari tempat kerjanya sebagai pedagang makanan di Sharoma, ia menemukan ibunya telah terbujur kaku, bersama ayah dan istrinya yang sedang menggendong anaknya yang baru berumur enam bulan. Mereka meninggal bergelimpangan diantara ke 21 warga Palestina lainya. Saat itu, serdadu Zionis memaksa warga untuk berkumpul di satu bangunan, kemudian tanpa ampun mereka semua dibantai dengan sadisnya.

Hilmi kini harus menjalani hidupnya sendirian di atas puing-puing reruntuhan rumahnya yang pernah dikuasai serdadu Zionis. Masih tampak di dinding tulisan serdadu Zionis atau mungkin kelompok radikal Zionis yang berbunyi, “Kami pernah di sini wahai Gaza dan kematian bagi bangsa Arab”.

Lain lagi apa yang dilakukan Muna (11 tahun) saudara kandung Hilmi yang senatiasa mengenang saat-saat pahit yang menimpa keluarganya. Dalam suratnya Ia menulis, saat itu aku membersihkan wajah ibuku yang sudah terbujur kaku. Sementara ayahku sudah mendahului dengan luka di kepala hingga otaknya terurai keluar akibat pecahan mortar Zionis. Di sebelah sana, saudariku tersungkur sambil menggendong anaknya yang juga ikut meninggal bersama ibunya.

Donald McIntyre menyebutkan, agresi Gaza memang sangat mengajutkan, tetapi lebih mengejutkan lagi adalah akibat dari perang biadab ini terhadap warga Gaza yang menjadi korban keganasan serdadu Zionis.

Ia menambahkan, gempuran terhadap keluarga Samuni hanyalah salah satu contoh dari ratusan aksi biadab lainya yang dilakukan serdadu Zionis.

Sementara itu militer Zionis menolak dilakukan pemeriksaan terhadap kejahatan yang dilakukan serdadunya. ia bahkan mengecam siapa saja yang akan mengajukan masalah ini ke mahkamah internasional.

Menurut saksi mata, Athiyah Samuni, ayah dari Hilmi Samuni, telah berusaha untuk berbicara dengan serdadu Zionis, namun sebelum ia bicara, serdadu Zionis keburu memberondongnya dengan peluru panas ke arahnya dan mengujani rumahnya dengan tembakan gencar. Mereka tidak membedakan mana anak-anak mana orang tua.

Anak bungsu Athiyah Samuni, Amal (10 tahun) kini harus berjuang hidup sendirian di tengah kondisi kejiawaanya yang terkoyak menyaksikan keluarga dan saudaranya meninggal di depan matanya. (asy/ifp)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.