Header Ads

"Pesan Kematian" Taliban di Kandahar untuk Pasukan Koalisi AS

Taliban sukses melakukan serangan beruntun di Kota Kandahar, selatan Afghanistan, meski serangan itu menimbulkan korban jiwa di kalangan warga Aghanistan. Juru Bicara Taliban, Yusuf Ahmadi mengatakan, serangan itu merupakan "pesan" Taliban untuk pasukan NATO yang berencana menggelar operasi militer di wilayah itu, setelah Operasi Mustarak di Povinsi Helmand.

"Ini adalah jawabab buat Jenderal McChrystal (Stanley Chrystal, pangima pasukan koalisi AS di Afghanistan) yang mengumumkan Operasi Omaid di Kandahar. Serangan-serangan bertujuan untuk menyabotase operasi itu dan menunjukkan bahwa Taliban bisa melakukan serangan di mana saja dan kapan saja," tandas Ahmadi.

Polisi Afghanistan mengatakan, sepanjang akhir pekan kemarin terjadi lima serangan bom bunuh diri di Kandahar dengan menggunakan sepeda dan motor. Akibat bom-bom bunuh diri itu, 35 orang tewas dan 57 orang luka-luka. Diantara korban tewas, beberapa diantaranya adalah anggota polisi Afghanistan.

"Kebanyakan anggota polisi yang tewas sedang berada di luar gedung markas polisi. Pelaku bom bunuh diri meledakan kendaraannya yang bermuatan bahan peledak ketika petugas polisi menghentikan kendaraan itu," kata juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, Zemarai Bashery.

Selain kantor polisi, serangan bom bunuh diri juga terjadi di dekat pemukiman di kota Kandahar. Menurut Zemarai, Taliban melakukan serangan ke sebuah penjara di kota itu, kemudian meledakan bom-bom bunuh dirinya ke sejumlah lokasi lain serta rute jalan menuju ke penjara untuk mencegah aparat kepolisian datang ke penjara yang menjadi sasaran serangan Taliban.

Serangan bertubi-tubi yang dilakukan Taliban membuat warga Kandahar ketakutan. "Warga takut karena serangan-serangan mereka menunjukan kekuatan Taliban di Kandahar. Mereka punya hubungan dekat dengan para pejabat kota dan bisa melakukan serangan ke target manapun yang mereka inginkan," kata Abdul Karim, pemilik usaha konstruksi di kota Kandahar.

Otoritas kota Kandahar mencoba menenangkan warganya yang panik dan ketakutan dan meminta militer Afghanistan mengerahkan pasukannya ke Kandahar untuk menghadapi serangan Taliban. "Kami sudah meminta pemerintah pusat untuk mengirim tentara ke sini, terutama agen-agen intelejen dan pada prinsipnya pemerintah menerima permintaan kami," kata gubernur Turyalai Wisa.

Kandahar adalah salah satu basis kekuatan Taliban di Afghanistan sebelum ditumbangkan oleh invasi pasukan koalisi AS pada tahun 2001. Militer AS kemungkinan akan mengerahkan 30.000 pasukan tambahan yang dikirim pemerintahan Barack Obama untuk membantu operasi militer AS di Kandahar sebagai bagian dari target operasi militer pasukan koalisi pimpinan AS yang akan dilaksanakan sampai beberapa bulan kedepan. (ln/iol/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.