Header Ads

Keluarga Ba'asyir Kurang Percaya Sumber Polisi

Abdurrahmin Ba’asyir, putra AbuBakar Ba'asyir (ABB), menyesal orangtuanya mulai dikait-kaitkan dengan perampokan Bank CIMB Medan.

Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Iskandar, sempat mengatakan, Abubakar Ba’asyir diduga kuat terlibat dalam seluruh aksi terorisme tersebut.

Melalui putra Rochim Ba’asyir, keluarga ABB mengaku kecewa kembali dikait-kaitkan dengan kasus ini.

“Selama ini, ustad (ABB, red) berjuang menegakkan syariah dengan jalur resmi, terang-terangan dan tidak bersembunyi. Urgensinya apa jika merampok?“ ujarnya kepada hidayatullah.com, Selasa (21/9) siang.

Jika pun seandainya ABB dituduh terlibat lagi, lebih jauh keluarga ABB mempersilakan saja semua tuduhan aparat. “Silakan saja, nanti diuji di pengadilan. Jika prosesnya adil dan jujur, insya Allah tidak masalah. Kecuali jika proses peradilannya tidak jujur, “ tambahnya.

Meski ia mengaku akan kembali menghadapi masalah sulit, keluarga ABB tak merasa kaget kasus ini. Menurutnya, kasus-kasus serupa sebelum ini tidak jauh memiliki kemiripan serupa.

Rochim tak menampik, jika ada kemungkinan anak-anak muda terlibat kasus ini. Hanya saja, menurutnya, biasanya kasus seperti ini terjadi pada anak-anak muda yang tak sabar berjuang dan mudah dijebak.

“Ada anak-anak muda yang tak sabar, mudah diiminging-imingi janji kelompok tertentu, meski itu hanya jebakan.”

Ia mencontohkan berbagai peristiwa rekayasa intelijen di tahun 80-an, di antaranya kasus Komando Jihad (Komji) dan Woyla yang akhirnya banyak menjebloskan para aktivis Islam ke penjara.

Untuk memperkuat argumennya, Rochim menyebut kasus baru yang melibatkan nama bekas anggota polisi, Sofyan Sauri di balik kasus terorisme Aceh.

“Sofyan itu pelaku inti, tapi malah nama dia diabaikan dalam kasus Aceh,” ujarnya.

Selain itu, sejak awal kasus perampokan, Rochim mengaku janggal. Misalnya, dalam waktu tak lama, tiba-tiba foto perampok dipublikasikan secara besar-besaran di media masa, tanpa tahu siapa fotografernya dan siapa yang mempublikasikan. Padahal, dalam beberapa kasus kerusuhan atau bencana, media mampu mendatangkan pemiliki video amatir untuk dilakukan cross-ceck.

Meski demikian, Rochim mengaku pihak keluarga tak bisa berbuat apa-apa, seandainya ABB dituduh kembali. Hanya saja, jika berita itu datang dari polisi, ia kurang percaya.

“Tanpa mengurangi rasa hormat kami, jika berita itu datang dari polisi, maaf, kami selalu kurang percaya, “ujar Rochim. (hdyt)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.