Header Ads

Saksi Berbicara Tentang Pembantaian di Benghazi Libya

Seorang saksi mengatakan: Ratusan pengunjuk rasa meninggal dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di kota Benghazi yang berada di sebelah timur Libya pada hari Sabtu dan Ahad, dalam pemberontakan pertama yang sesungguhnya terhadap pemerintah Presiden Libya, Muammar Gaddafi, yang mulai berkuasa empat dekade yang lalu.

Saksi yang meminta tidak disebutkan namanya itu mengatakan: “Penembak jitu menembaki para pengunjuk rasa.” Ia menambahkan: “Puluhan telah meninggal … bukan 15, melainkan puluhan atau ratusan. Kami berada di tengah-tengah pembantaian di sini.” Ia menegaskan bahwa ia ikut membantu mengangkut korban ke rumah sakit setempat.

Saksi mengatakan: “Pasukan keamanan membentuk zona isolasi untuk jarak 50 meter pada “pusat komando”, dan menembaki setiap orang yang mencoba mendekatinya.”

Ia menambahkan: “Orang-orang mereka bantai, setelah para pengunjuk rasa mencoba masuk ke pusat komando, namun pasukan keamanan menembaki mereka dari menara kontrol dan lokasi yang dekat dengan pusat tersebut.”

Menurut Human Rights Watch bahwa 104 orang telah meninggal selama tiga hari terakhir dalam aksi kekerasan yang dilancarkan oleh pasukan keamanan untuk menumpas berbagai aksi protes anti-pemerintah yang sedang mencoba untuk meniru pemberontakan di negara tetangga Tunisia dan Mesir untuk Libya.

Pemberontakan terfokus di sekitar Benghazi, yang terletak seribu kilometer sebelah timur ibukota, di mana dukungan untuk Gaddafi secara tradisional lebih lemah dari seluruh wilayah lainnya (islamtoday.net, 20/2/2011).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.