Header Ads

Perniagaan yang Menggiurkan

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. (TQS al-Shaff [61]: 10-12).

Hidup di dunia ini laksana perniagaan. Hasilnya akan dituai di akhirat. Ada yang untung, ada pula yang buntung. Ada yang berbahagia karenanya, sebaliknya ada pula menderita selama-lamanya. Ayat ini memberikan tawaran kepada kita mengenai sebuah perniagaan dengan keuntungan berlipat-lipat. Tak ada yang mampu menandinginya.

Keuntungannya: Menyelamatkan dari Siksa
Allah SWT berfirman: Yâ ayyuhâ al-ladzîna âmanû hal adullukum 'alâ tijârah (hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan). Khithâb (seruan) ayat ini ditujukan kepada kaum Mukmin. Mereka ditawari sebuah tijârah. Menurut Fakhruddin al-Razi, kata al-tijârah berarti mu'âwadhah al-syay' bi al-syay' (pertukaran sesuatu dengan sesuatu lainnya); sebagaimana al-tijârah dapat menyelamatkan pelakunya dari ujian kemiskinan.

Sekalipun dalam tijârah meniscayakan keuntungan atau kerugian, akan tetapi bayangan keuntungan –apalagi keuntungan yang berlimpah— dapat menggugah manusia untuk mengejarnya. Sebagaimana dijelaskan al-Biqa'i dan Ali al-Shabuni, bentuk istifhâm (kalimat tanya) di sini bermakna sebagai al-tasywîq (menumbuhkan ketertarikan).

Tawaran perniagaan itu menjadi lebih menggiurkan karena berasal dari Allah SWT. Tentulah perniagaan yang ditawarkan bukan perniagaan biasa dengan keuntungannya biasa. Ini adalah perniagaan yang melibatkan antara hamba yang dhaif dengan Dzat yang memiliki seluruh alam semesta raya. Maka bisa dipastikan, keuntungan yang bakal didapat sungguh luar biasa.

Kesimpulan itu kian dikokohkan dengan frase berikutnya: tunjîkum min adzâb alîm (yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?). Fitrah manusia, tidak mau ditimpa dengan sesuatu yang menyakitkan. Oleh karena itu, keuntungan perniagaan berupa terselamatkannya manusia dari azab yang merupakan tawaran yang amat menggiurkan. Meskipun demikian, tawaran tersebut hanya menarik bagi orang-orang yang meyakini dahsyatnya siksa akhirat. Sebagaimana dijelaskan al-Alusi dalam tafsirnya, azab yang pedih yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah azab di hari kiamat. Dalam Alquran amat banyak ayat memberitakan dahsyatnya siksa neraka; jauh melebihi siksa apa pun di dunia ini (lihat QS al-Fajr [89]: 25). Dengan demikian, tawaran 'per-niagaan' ayat ini akan meng-gugah semangat yang besar bagi kaum Mukmin.

Beriman dan Berjihad
Kemudian dijelaskan mengenai tijârah tersebut. Pertama: Tu'minûna bil-Lâh wa Rasûlihi ([yaitu] kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya). Secara syar'i, îmân adalah al-tashdîq al-jâzim al-muthâbiq li al-wâqi' (pembenaran yang pasti, sesuai dengan fakta, bersumber dari dalil). Kendati perkara yang diimani hanya disebutkan dua perkara: Allah SWT dan rasul-Nya, bukan berarti boleh mengingkari perkara keimanan lainnya. Sebab, beriman terhadap sebagian dan ingkar terhadap sebagian lainnya mengantarkan pelakunya terkategori sebagai kafir dan mendapatkan azab yang menghinakan (lihat QS al-Nisa' [4]: 150-151). Oleh karena itu, keimanan yang menyelamatkan pelakunya dari siksa adalah keimanan yang benar dan total.

Perlu ditandaskan, keimanan ini menjadi modal dasar untuk mendapatkan pahala. Jika modal dasar ini tidak dimiliki maka semua amalnya tidak diterima, terhapus, dan sia-sia. Inilah yang dialami kaum kafir (lihat QS al-Baqarah [2]: 217, Ali Imran [3]: 21-22, al-Maidah [5]: 5, al-An'am [6]: 88).

Kedua: Watujâhidûna fî sabîlil-Lâh bi amwâlikum wa anfusikum (dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu). Secara syar'i, kata al-jihâd berarti al-qitâl fî sabîlil-Lâh (berperang di jalan Allah). Keimanan yang merupakan keyakinan dalam hati memerlukan bukti dalam bentuk perbuatan. Banyak ayat yang menggandengkan antara keimanan dengan amal shalih sebagai persyaratan bagi setiap orang selamat di dunia dan akhirat. Dalam beberapa ayat disebutkan beberapa jenis amal shalih, seperti mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian harta (lihat QS al-Baqarah [2]: 3). Penyebutan secara khusus pada amal shalih tertentu menunjukkan keistimewaan amal shalih itu.

Dalam ayat ini amal yang disebutkan mengiringi keimanan adalah jihad dengan harta dan jiwa. Ini juga menunjukkan keistimewaan amal tersebut. Cukup banyak ayat yang memberitakan keutamaan jihad dan pelakunya (lihat QS al-Baqarah [2]: 154, Ali Imran [3]: 142, al-Taubah [9]: 20). Rasulullah SAW bersabda: Kedua kaki seorang hamba yang berdebu fi sabilillah tidak akan disentuh oleh api neraka. (HR al-Bukhari dari Abdurrahman bin Jabr ra).
Kemudian ditegaskan: Dzâlikum khayr lakum in kuntum ta'lamûn (itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui). Diterangkan al-Alusi dan al-Syau-kani, kata Dzâlikum merujuk kepada dua perkara yang telah disebutkan, yakni: iman dan jihad. Jika kalian termasuk orang yang mengetahuinya, tentu itu lebih baik bagi kalian.

Keuntungan Lain
Setelah dijelaskan mengenai perniagaan yang ditawarkan, Allah SWT berfirman: yaghfir lakum dzunûbakum (niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu). Menurut al-Alusi dan al-Syaukani, kalimat ini merupa-kan jawâb li al-amr pada ayat sebelumnya. Sebab, dua bentuk mudhâri' dalam ayat tersebut memberikan makna perintah: âminû wa jâhidû (beriman dan berjihadlah). Artinya, apabila dua perkara itu ditunaikan, yakni: iman dan jihad, maka mereka berhak mendapatkan ampunan dari-Nya. Konsekuensinya, mereka tidak mendapatkan siksa-Nya atas dosa tersebut.

Selain itu, juga: wayudkhil-kum jannât tajrî min tahtihâ al-anhâr (dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai). Allah SWT menjanjikan kepada pelakunya surga. Sebuah kenikmatan tiada tara. Di dalamnya mereka memperoleh apa saja yang mereka minta (lihat QS Yasin [36]: 57). Berkaitan dengan dekatnya jihad dengan surga, Rasulullah SAW bersabda: Ketahuilah oleh kalian bahwa surga itu berada di bawah naungan pedang (HR al-Bukhari).

Dijanjikan pula: wamasâkin thayyibah fî jannât 'adn (dan [memasukkan kamu] ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn). Ini merupakan salah satu jenis kenikmatan di akhirat kelak. Menjadi penghuni sebuah tempat tinggal yang baik di kawasan yang baik, yakni surga 'Adn.

Kemudian ditegaskan: Dzâ-lika al-fawz al-'azhîm (itulah keberuntungan yang besar). Bahwa semua pemberian Allah SWT itu merupakan kemenangan yang besar. Meskipun demikian, semuanya akan diterima di akhirat. Allah SWT pun masih menambah lagi dengan keberuntungan di dunia. Seseuatu yang disenangi manusia sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya: Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (TQS al-Shaff [61]: 13).

Benar-benar tawaran perniagaan yang amat menggiurkan. Siapa yang masih belum tertarik? Wal-Lâh a'lam bi al-shawâb.[]
Ikhstisar:

1. Iman dan jihad merupakan 'perniagaan' dengan keutungan menggiurkan.
2. Keuntungan tersebut berupa: (1) diselamatkan dari neraka; (2) diampuni dosa-dosanya; (3) dimasukkan ke dalam surga; (4) menghuni tempat tinggal di surga; (5) pertolongan Allah; dan (6) kemenangan yang dekat.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.