Header Ads

Demo Kecam Pembakaran Al-Quran Tewaskan 8 Pekerja PBB di Afghanistan

Sebelas orang, termasuk tiga pekerja asing PBB, lima warga Nepal penjaga PBB dan tiga demonstran, tewas Jumat kemarin (1/4) dalam sebuah serangan terhadap markas PBB di Afghanistan utara oleh para demonstran yang memprotes aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh seorang pendeta AS, polisi mengatakan kepada AFP.
 
Seorang juru bicara PBB mengkonfirmasi bahwa beberapa personel PBB tewas dalam serangan di markas PBB di Afghanistan utara kota Mazar-i-Sharif.

"Kami dapat mengkonfirmasi serangan terhadap misi PBB di pusat operasi di Afghanistan Mazar-i-Sharif, dan bisa mengkonfirmasi bahwa telah terjadi kematian personil PBB," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.
Dan kami bekerja untuk memastikan semua fakta ini dan mengurus semua staf kami," kata Haq.

Dia menambahkan bahwa perwakilan khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Afghanistan, Staffan De Mistura, sedang dalam perjalanan ke Mazar-i-Sharif sekarang untuk menghadapi situasi yang terjadi di lapangan.

Lebih dari seribu demonstran membanjiri jalan-jalan kota yang biasanya damai setelah shalat Jumat, dan setelah dua atau tiga jam kemudian kekerasan pecah.

Sekelompok kecil warga menyerang kompleks PBB, melempar batu dan memanjat penghalang untuk mencoba masuk ke dalam markas.

Sebuah sumber polisi, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan para pemrotes menyerbu ke kompleks di mana mereka menyerang pekerja PBB.
Kepala misi PBB di kota itu terluka tetapi selamat, dan beberapa orang yang tewas termasuk karyawan PBB kebangsaan Norwegia, Rumania dan Swedia, ia menambahkan.

Aksi Protes juga diadakan di Kabul, di mana polisi anti huru-hara berusaha mencegah pada saat demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang Amerika Serikat, Israel dan Inggris.

Afghanistan telah mengutuk sikap tidak hormat dan menjijikkan atas pembakaran salinan Al-Quran oleh pengkhotbah evangelis Wayne Sapp di gereja Florida, menyebut hal itu sebagai usaha untuk menghasut ketegangan antara agama.

Presiden Hamid Karzai menyerukan kepada Amerika Serikat untuk membawa ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab atas pembakaran Al-Quran pada 21 Maret lalu.

Sapp membakar salinan Al-Quran di bawah pengawasan Terry Jones, yang tahun lalu menarik kecaman internasional atas rencananya untuk membakar tumpukan Al-Quran dalam menandai peringatan serangan 11 September 2001.

Jones membatalkan rencana tersebut di bawah tekanan besar dari para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama, namun ancaman untuk membakar Al-Quran telah memicu protes besar di Afghanistan, di mana PBB dan kelompok bantuan memperingatkan bahwa warga sipil dan pekerja bantuan di negara itu bisa dibunuh jika pendeta terus melaksanakan rencana mereka.(fq/aby/eramuslim.com)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.