Header Ads

Selamat Datang di "Surga" Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin

Sangat indah. Berada di atas bukit. Di malam hari dengan pemandangan kerlap-kerlip lampu, dan hamparan kota Bandung, sangat luar biasa indahnya. Mungkin inilah sebuah "paradise" (surga), yang benar-benar nampak. Berada di villa ini di malam hari bisa membuat imajinasi dan lamunan semakin panjang. Imajinasi dan lamunan tentang kenikmatan kehidupan dunia. Tanpa batas. Tak perlu menunggu janji Allah Ta'ala, seperti yang ada di dalam Al-Qur'an.


Begitu indah dan nikmatnya, berada di bukit Lembang, dan berada di villa itu, di malam hari, apalagi berada di luar villa, sambil menikmati sejuknya udara malam, dan gerimis, yang membuat datangya bayang-bayang kabut, dan membuat sorot cahaya lampu menjadi sedikit redup dan berkelap-kelip. Sungguh indah. Tak terhingga.

Bangunan villa yang terhampar di atas tanah seluas 1,3 hektar dengan letak (countur) tanak yang vertikal di atas bukit, yang ditata dengan rapi, dan bangunan diatasnya serta arsitektur yang indah, dan bangunan yang terbuat dari kayu pilihan konon dari Kalimantan itu, semakin indah. Inilah tempat tinggal pemimpin tertinggi dan ketua dewan syuro PKS, Hilmi Aminuddin. Bangunan villa itu berada di wilayah Bandung Barat, dan tepatnya di kampung Pagerwangi.

Tempat ini juga diberi nama yang sangat menarik, Padepokan Madani, dan "Madani" sering menjadi diskusi dikalangan ilmuwan dan tokoh. Mereka yang ingin masuk harus menggunakan ID card, dan melalui persetujuan bagian keamanan.

Di garasi bangunan itu, terdapat mobil-mobil yang "berkelas" Pajero Mitsubhisi dan Nissan Terrano, dan masih ada enam mobil lainnya. Orang-orang yang sudah familiar dengan villa Lembang itu, mengatakan bahwa ada "safe deposit" yang tingginya dua meter, dan digunakan untuk menyimpan uang dolar, yang digunakan untuk dana partai.

Villa yang merupakan "Surga" dunia itu, pemiliknya tak lain, adalah Hilmi Aminuddin (64), Ketua Dewan Syuro PKS, tokoh yang tertinggi dan yang paling ditaati dan percaya, dan semua kata-katanya menjadi "diktum" bagi seluruh pengikutnya.

Diantara bangunan villa itu, ada guest house yang semi "hotel" yang digunakan tempat menginap para kader dan tamu yang mengunjungi Hilmi Aminuddin, dan ada 43 kamar, dan semuanya dari kayu pilihan, ujar Reza Mahdi, yang menjadi menejer gedung itu. Selebihnya, di lokasi bangunan itu, terdapat pula ruang pertemuan yang dapat menampung 200 tamu.

Menurut Reza diantara gedung yang ada dalam villa itu, sering digunakan oleh Hilmi Aminuddin mengumpulkan para elite partai untuk mendiksukikan masalah-masalah yang berkaitan dengan PKS, ujar Reza Mahdi.

Hilmi Aminuddin juga membuatkan lembaga pendidikan buat anak lelaki tertuanya, Wildan Hakim, yang sekarang menjadi direktur Nurul Fikri Boarding School. Sekolah berkelas ini menjadi tempat Wildan untuk bekerja dan mengelola lembaga pendidikan yang elitis ini.

Menurut kepala desa setempat, Ruspandi, mengatakan Hilmi baru berada di tempat itu, sekitar tahun 2007. "Ketika Hilmi datang ke sini membangun beberapa mushola sekitar daerah ini, dan membantu uang untuk pengaspalan jalan sepanjang 1-5 kilometer yang rusak".

Hilmi tidak memerlukan waktu yang lama untuk membangun sebuah "Surga" buatan itu, dan itu semuanya bersamaan dengan posisi PKS, yang menjadi perhatian publik dan kalangan politisi yang melihat PKS, sebagai partai Islam, yang dapat menjadi harapan, sehingga banyak tokoh politik yang bermuara ke Lembang.
Hilmi Aminuddin yang sangat "powerfull" di PKS itu, mulai ditinggalkan kawan-kawan seperjuangannya, karena mereka sudah tidak merasa cocok dengan gaya kepemimpinan Hilmi mengelola partai yang dinilai pragmatis. Mereka yang telah pergi dari Partai Ihsan Tanjung, Mashadi, Tizar, Yusuf Supendi, Didin Hafiduddin, Abu Ridho, dan Syamsul Balda. Mereka menolak gaya kepemimpin Hilmi yang  pragmatis.

Sebagai bandingan, Mohammad Natsir, pemimpin Partai Masyumi, yang dalam pemilu tahun 1955, mendapatkan suara 20 persen, dan telah memperjuangkan Islam sebagai dasar negara di konstituante, serta mempunyai pengaruh yang kuat, dan diangkat menjadi perdana menteri oleh Presiden Soekarno.
Saat menjadi menjadi perdana menteri Natsir tidak memiliki rumah, dan diberi rumah sahabatnya Idid Djunaedi. Ketika Soekarno memberhentikannya sebagai perdana menteri, langsung mobil dinasnya di serahkan kepada negara di Istana, dan Natsir pulang membonceng sepeda "ontel' bersama dengan sopirnya. Memang berbeda. (mh/The Jakarta Post/eramuslim.com)

1 komentar:

  1. Dogol7/4/11

    ini rupanya kerjaan orang ht yah...buat apa perbanyak tread eramuslim disini di tempat sumber anda copas ini sdh di delet mereka..biar rame yah perang urat saraf sesama muslim termasuk denga ANDA...

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.