Header Ads

NATO Berjanji Tinggal Lebih Lama di Afghanistan

Sekjen NATO Fogh Rasmussen telah meminta penambahan anggaran militer dari Negara-negara anggota untuk memperpanjang keberadaan pasukan yang dipimpin AS di Afghanistan.

Pada hari Senin, Rasmussen meminta Negara-anggota NATO untuk meningkatkan anggaran militer dan tetap memberikan kontribusinya untuk misi di Afghanistan. Ia mengklaim bahwa keluar cepat dari Afghanistan masih terlalu dini.

"Masyarakat Afghanistan masih belum siap untuk bertanggung jawab penuh terhadap keamanan,” ujarnya.

Rasmussen berbicara dalam sebuah sesi majelis NATO di Bulgaria.

Komentarnya muncul walaupun banyak komentar dari kritikus strategi perang AS agar menarik pasukannya lebih cepat. Pasukan asing bersiap-siap untuk mulai menyerahkan keamanan kepada pasukan Afghanistan pada akhir 2014.

Namun, pejabat senior AS dan NATO telah memberi sinyal jika pasukan asing akan bertahan di Negara tersebut hingga lebih dari tahun 2014.

Washington mengatakan transisi tidak berarti jika pasukan Afghanistan akan berkuasa di mana saja.

Presiden AS Barack Obama berjanji untuk tetap menugaskan pasukannya di Afghanistan walaupun Negara Barat lainnya menarik pasukannya.

Padahal sebelumnya, Obama telah berjanji untuk melakukan penarikan besar dari Afghanistan pada bulan Juli 2011. Para ahli menggambarkan pertentangan tanggal transisi sebagai menghancurkan kepercayaan bagi orang Amerika.

Ribuan rakyat Afghanistan sejauh ini menderita dan kehilangan kehidupan mereka selama operasi militer dan kedatangan pasukan asing sejak invasi yang dipimpin AS tahun 2001.

AS menyerang Afghanistan dengan tujuan membatasi militansi dan membawa perdamaian serta stabilitas ke wilayah tersebut, namun, faktanya setelah sembilan tahun wilayah ini masih tidak stabil.

Analis mengatakan AS mencari alasan untuk memperpanjang operasi militernya di Negara Asia Tengah dan Selatan yang bermasalah untuk mengamankan basisnya didekat Rusia dan China. (hidayatullah.com)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.