75.700 veteran perang AS menjadi tunawisma
75.000 veteran AS menghadapi kesulitan hidup dan harus menjadi tunawisma setelah mereka pulang dari perang pimpinan AS di negeri kaum Muslim, meningkatkan beban tekanan mental dalam diri mereka.
Menurut data yang diterbitkan oleh Kementrian Urusan Veteran AS, jumlah veteran AS yang menjadi tunawisma hingga bulan Juni tahun ini mencapai 75.700 orang, sebuah angka yang sangat mengejutkan.
“Ini saat yang kritis, kami memiliki veteran yang akan pulang dari Irak dan Afghanistan yang berpotensi menjadi tunawisma dalam jumlah yang lebih tinggi daripada di masa lalu,” ujar Anne Olive, Direktur Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan.
Sebelumnya, mereka dikerahkan dalam misi militer di luar negeri, para veteran ditemukan lebih sulit untuk mencari pekerjaan di AS. Tingkat pengangguran di antara veteran muda Amerika hampir 21 persen tahun lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.
“Ini adalah aib nasional, situasi tentara yang kembali dan para veteran, mencerminkan keseluruhan situasi ekonomi AS, yang dalam keadaan runtuh dan akan bertembag buruk dengan semua pemotongan anggaran,” ujar Edward Spannaus.
“Pria dan perempuan muda yang saat ini bergabung dengan tentara justru karena itulah satu-satunya pekerjaan saat ini yang bisa mereka dapatkan,” lanjutnya.
Sementara itu, efek psikologis yang merugikan dari perang telah mempengarugi kesehatan mental veteran. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 300.000 veteran perang AS menderita kelainan jiwa akibat stress pasca trauma.
Kritikus mengatakan pemerintah AS telah gagal dalam tugasnya untuk memudahkan transisi dari kehidupan militer ke dalam kehidupan sipil bagi para veteran tersebut. (haninmazaya/arrahmah/al-khilafah.org)
Menurut data yang diterbitkan oleh Kementrian Urusan Veteran AS, jumlah veteran AS yang menjadi tunawisma hingga bulan Juni tahun ini mencapai 75.700 orang, sebuah angka yang sangat mengejutkan.
“Ini saat yang kritis, kami memiliki veteran yang akan pulang dari Irak dan Afghanistan yang berpotensi menjadi tunawisma dalam jumlah yang lebih tinggi daripada di masa lalu,” ujar Anne Olive, Direktur Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan.
Sebelumnya, mereka dikerahkan dalam misi militer di luar negeri, para veteran ditemukan lebih sulit untuk mencari pekerjaan di AS. Tingkat pengangguran di antara veteran muda Amerika hampir 21 persen tahun lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.
“Ini adalah aib nasional, situasi tentara yang kembali dan para veteran, mencerminkan keseluruhan situasi ekonomi AS, yang dalam keadaan runtuh dan akan bertembag buruk dengan semua pemotongan anggaran,” ujar Edward Spannaus.
“Pria dan perempuan muda yang saat ini bergabung dengan tentara justru karena itulah satu-satunya pekerjaan saat ini yang bisa mereka dapatkan,” lanjutnya.
Sementara itu, efek psikologis yang merugikan dari perang telah mempengarugi kesehatan mental veteran. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa 300.000 veteran perang AS menderita kelainan jiwa akibat stress pasca trauma.
Kritikus mengatakan pemerintah AS telah gagal dalam tugasnya untuk memudahkan transisi dari kehidupan militer ke dalam kehidupan sipil bagi para veteran tersebut. (haninmazaya/arrahmah/al-khilafah.org)
Tidak ada komentar