Header Ads

Siswi Miskin Dijemur karena Pakai Seragam Lama

Untung Budi Raharjo memperlihatkan rincian pembelian seragam anaknya, Fitri Ayu Prasetyo di rumahnya, Rabu (14/9/2011). Fitri dihukum oleh sekolah karena memakai seragam lama
Meski benar-benar tak mampu membeli seragam baru lengkap dengan badge dan logo sekolah, Fitri Ayu Prasetyo, siswa kelas II SMPN 37 Surabaya, dihukum berdiri di tengah ratusan peserta upacara bendera di sekolah itu.

Meski hukuman jemur pada Senin (12/9/2011) itu dijalani bersama belasan siswa lain dan hanya selama 45 menit, Ayu mengaku terpukul. Ini karena ia merasa keluhannya kepada sekolah tidak diperhatikan.

“Saat upacara, saya diminta ke depan barisan karena bet saya tidak baru. Saya takut karena kalau tidak beli orang tua saya akan dipanggil,” tutur Fitri, Rabu (14/9/2011).

Kata Fitri, saat ia dihukum, seorang guru mengancam akan memanggil orangtuanya kalau tiga kali lagi dipergoki masih berseragam lama.

Waktu kenaikan kelas, kata Fitri, ia sudah menjelaskan kepada sekolah, orangtuanya belum mampu membelikan seragam lengkap. Tetapi, penjelasannya itu tidak dipedulikan, sampai akhirnya ia dihukum saat upacara itu.

Sebelumnya, peristiwa memilukan terkait kemiskinan dalam dunia pendidikan juga terjadi di Gresik, Jawa Timur. Andika Imam Taufiq (9) warga Barat Sungai, Kotakusuma Sangkapura terpaksa membawa kursi plastik setiap ke sekolah SDN Kotakusuma Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Ini karena dia tak sanggup membayar "biaya kursi" yang diwajibkan pihak sekolah.


Tak Bayar Iuran, Murid Miskin di Gresik Bawa Kursi dari Rumah

Andika Imam Taufik, siswa SDN Kotakusuma membawa kursi plastik sendiri ke sekolah karena tak mampu membayar uang kursi Rp 55.000 yang ditetapkan pihak sekolah.
Andika Imam Taufiq (9) warga Barat Sungai, Kotakusuma Sangkapura terpaksa membawa kursi plastik setiap ke sekolah SDN Kotakusuma Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean. Ini karena dia tak sanggup membayar "biaya kursi" yang diwajibkan pihak sekolah.

Guru wali kelasnya melarang siswa kelas III ini bersekolah jika tidak mampu membayar iuran beli kursi sebesar Rp 55 ribu. Karena tetap ingin sekolah, akhirnya Taufik dibelikan ibunya, Musnada (35) sebuah kursi plastik yang setiap pagi terpaksa ditentengnya ke sekolah.

Ironisnya peristiwa ini terjadi di saat Bupati Gresik, Sambari dan Wabup HM Qosim selama 3 hari berada di pulau yang berjarak 81 mil dari Gresik.

Musnada menceritakan, memasuki tahun pelajaran baru Andika Imam Taufiq sebagai siswa ICP (Internasional Class Programme) sesuai ketentuan sekolah diharuskan membayar biaya sebesar Rp 324 ribu tetapi itu tidak termasuk biaya beli kursi sebesr Rp 55 ribu.

Karena Taufik tidak membayar Rp 55 ribu, wali kelasnya melarang masuk kelas dengan alasan tidak ada kursi baginya. Begitu mendapat keluhan anaknya, Musnada langsung membelikan kursi palstik di pasar. “Meski kondisi keuangan saya tidak mampu, tetapi saya paksakan belikan kursi untuk menyekolahkan anak,” katanya dikutip Surya.co.id, Senin (25/7/2011).

Sedangkan Ana Lutfiyah, kakak Taufik, tahun ini masuk MTs Umma. Namun seluruh keperluan sekolah Ana, sudah ditanggung Fatimah, kasek MTs Umma sehingga Musnada tidak memikirkannya. “Tetapi menanggung biaya pendidikan Andika Imam Taufiq saya merasa kesulitan, karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan,” ujarnya.

Musnada yang asal Pemalang Jawa Tengah, ditinggal meninggal suaminya 2 tahun lalu. Saat ini, dia harus bekerja sendiri sebagai penjual jamu dan bakso.

Sementara itu, Hadi Suwoyo Kepala SDN Kotakusuma mengaku, belum memutuskan program kerja sebab dirinya baru saja dilantik sebagai Kepala SDN Kotakusuma. Sehingga semua program, adalah kebijakan kepala sekolah lama. “Bila ada kejadian siswa tidak mampu disuruh mengeluarkan biaya pendidikan, seharusnya kebijakan tersebut perlu dievaluasi kembali,” katanya.

Menurut Hadi Suwoyo, siswa kurang mampu semestinya mendapat keringanan khusus dalam pembiayaan di sekolah, sesuai tujuan pemerintah dalam mencerdaskan bangsa. “Akan dirapatkan bersama dewan guru, untuk mengevaluasi semua program di SDN Kotakusuma,” terangnya.(tribunews)

1 komentar:

  1. Anonim16/9/11

    Ternyata pendidikan di indonesia ini lom maju,masi saja zaman siti nurbaya,memalukanTernyata pendidikan di indonesia ini lom maju,masi saja zaman siti nurbaya,memalukan

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.