Header Ads

Ratusan Mahasiswa Yogyakarta Hadiri Seminar Nasional Ekonomi Islam [F]

BEM STEI Hamfara bekerjasama dengan Badan koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) D.I.Y dan Research And Learning Islamic Economy Forum (RELIEF), Ahad kemarin (20/11) mengadakan Seminar Nasional Ekonomi Islam dengan tema "peluang dan tantangan ekonomi islam di indonesia dalam menghadapi krisis global". Acara ini bertempat di bertempat di Hotel Matahari 2, Yogyakarta.



Acara ini dibuka oleh La Ode Munafar, sebagai ketua BEM STEI Hamfara dan Koordinator BKLDK Wilayah D.I.Y. Beliau mengatakan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change), Sehingga selain tugasnya belajar, Mahasiswa juga harus peka terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia saat ini, terutama yang menimpa indonesia. Mahasiswa harus melihat krisis barat dan mencari solusi yang jitu, karena saat ini barat mendominasi negara-negara berkembang, sehingga krisis mereka pasti akan menimpa negara-negara berkembang.

Seminar ini diresmikan oleh Sri Sultan HB X, sebagai gubernur Yogyakarta. Namun karena Sri sultan berhalangan hadir karena ada kesibukan terkait dengan wafatnya istri Paku Alam I, Sambutan dibacakan oleh asisten beliau. Seminar ini diisi dengan pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya, diantaranya Dr. Dwi condro (pakar ekonomi islam), Fadhil Nugroho (Pimpinan BI Yogyakarta), dan Sobar jauhari, ME (Dosen UMY). sebenarnya ada satu lagi pembicara yaitu Dr. Ichsanudin Noorsy (Managing director lembaga studi kebijakan publik), namun sebelum hari H beliau sakit, sehinga tidak bisa menjadi salah satu pembicara dalam seminar ini.

Pembicara pertama dari Pimpinan BI Yogyakarta, menjelaskan secara komprehensif tentang mengapa bisa terjadi krisis. Beliau mengatakan bahwa krisis global itu berasal dari AS, kemudian merembet ke eropa, sehingga menyebabkan krisis global. Sebab jika negara-negara "maju" tersebut menururn konsumsinya maka ekspor dari negara-negara berkembang akan menurun dan bisa menyebabkan terjadinya pemecatan karyawan. Beliau juga memaparkan tentang rapuhnya ekonomi kapitalisme dan menjelaskan betapa mudahnya ekonomi ini krisis "Bank sesehat apapaun, jika nasabahnya berbondong-bondong menarik uangnya, dalam waktu 24 jam pasti bank itu hancur" begitu katanya. Lebih lanjut beliau menerangkan bahwa krisis amerika serikat berawal dari jual-beli surat perjanjian utang / kredit secara beruntutn, sehingga utang yang tercatat bisa jauh melebihi uang realnya. Ketika terjadi kredit macet, karena orang-orang yang kredit mengalami pemecatan besar-besaran, maka terjadilah krisis.

Selain menerangkan tentang krisis yang disebabkan oleh jual-beli utang, Pimpinan BI Yogyakarta juga menerangkan krisis utang yang terjadi di eropa. Krisis utang eropa disebabkan oleh jumlah pemasukan lebih kecil daripada jumlah penegluaran, sehingga solusinya hutang dengan menjual surat-surat berharga. Namun karena jumlah utang yang tidak akan terbayar menyebabkan hilangnya kepercayaan, terjadilah penjualan surat-surat berharga, dan pemerintah terpaksa menalangi. Agar pasar tetap percaya maka dinaikanlah suku bunga, namun itu bukan solusi, sebab dengan dinaikkan suku bunga berarti semakin membengkakkan jumlah utang negara. Sehingga krisis tak bisa dihindari.

Sementara Sobar Jauhari, menerangkan peluang ekonomi islam menggantikan dominasi kapitalisme. Beliau optimis dengan bersatunya negri-negri muslim dengan menggunakan mata uang bersama, yaitu Dinar dan Dirham maka negri-negri muslim pasti terbebas dari krisis.

Dwi condro sebagai pakar ekonomi islam menerangkan lebih detail tentang normatif ekonomi islam. Menurut beliau kita saat ini diberikan 2 pilihan, pilihan pertama menerapkan ekonomi islam secara parsial (sebagian-sebagian) atau secara sistemik (total). Jika secara parsial maka silahkan dirikan BMT, Bank syariah, dll, namun jika ingin secara sistemik maka sistem politik harus diubah, sebab ekonomi islam tidak mungkin tegak kecuali jika negara menggunakan sistem islam.

Seminar ini dibawakan oleh Hamid Amali, SEI sebagai moderator, dengan diselingi berbagai canda yang membuat acara menjadi cair. Acara berlangsung dari pukul 08.45 - 12.00 dan dihadiri sekitar 400-an mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus di D.I.Y. (save islam)
Sambutan ketua panitia, Muh. Rizal pahlawi
Sambutan ketua BKLDK D.I.Y dan BEM Hamfara, La ode Munafar





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.