Header Ads

Sadis! Komandan Militer Suriah Perintahkan Anak Buahnya Tembak Mati Para Demonstran

Kekejian di Suriah benar-benar nyata, dan Liga Arab telah memperpanjang pembantaian rezim berkuasa atas kaum Muslim di Suriah. Komandan militer Suriah ternyata memerintahkan pasukannya untuk menembak mati para demonstran. Komandan militer dan intelijen tersebut juga memerintahkan untuk melakukan penyiksaan kepada para warga.



Seperti diberitakan oleh news.com, Kamis (15/12/2011), sebagaimana dilansir detikNews, bahwa berdasarkan keterangan dari para mantan tentara pemerintah, mereka diperintahkan untuk melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan penangkapan bagi yang melanggar hukum.

Para pasukan tersebut diperintahkan untuk menghabisi para demonstran anti-pemerintah dengan segala cara. Mantan pasukan pemerintah itu juga diminta untuk menembbak para pengunjuk rasa.

"Mereka memberikan nama, pangkat, dan posisi lalu diberikan perintah untuk menembak dan membunuh," kata seorang pemantau HAM, Anna Neistat.

Salah seorang pembelot yang bernama Amjad mengaku pada tanggal 12 April, dirinya ditempatkan di wilayah Daraa dan ia diperintahkan oleh komandannya untuk menembak para pengunjuk rasa.

"Komandan resimen kami, Brigadir Jenderal Ramadhan mengatakan untuk menggunakan senjata berat. Biasanya kami diminta untuk menyimpan peluru, tapi kali ini ia berkata 'gunakan sebagai peluru sebanyak yang kamu mau'," kata Amjad menirukan perkataan mantan bosnya.

"Ketika saya berkata, apa yang harus kami tembak dan dia bilang 'apa saja yang ada di depanmu'," tambahnya. Amjad mengaku sekitar 40 demonstran tewas pada hari itu.

Kepala HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Navi Pillay mengatakan lebih dari 5.000 orang telah terbunuh sejak demonstrasi anti-pemerintah pecah pada bulan Maret 2011 lalu.

Keputusan Liga Arab Membantai Warga Suriah

Hizbut Tahrir Wilayah Suriah dalam sebuah nasyrohnya yang berjudul "Wahai Kaum Muslim di Suriah: Batasi Tuntutan Anda dengan Menyeru Para Perwira agar Melakukan Perubahan yang Bersih yang Menyelamatkan Anda dari Intervensi dan Penghinaan Barat" mengungkap keputusan Liga Arab untuk membiarkan rezim Suria melakukan pengepungan dan pembunuhan. Seolah-olah rezim Suria berlomba dengan waktu dan berbagai keputusan negara-negara, bertaruh pada dukungan Amerika kepada rezim Suria secara sembunyi-sembunyi sampai ketika pengganti rezim telah matang!

"Orang yang memperhatikan berbagai keputusan Liga Arab dan tenggat berturut-turut yang diberikan dan terus saja diberikan kepada rezim Suria untuk melakukan pembantaian lebih banyak terhadap rakyat Suria, ia akan mendapati bahwa semua itu tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan rezim ini dari semua kejahatan brutalnya."

"Bahkan ia akan menemukan bahwa semua keputusan Liga Arab dan tenggat yang diberikan itu ada di dalam konteks pertarungan internasional terhadap Suria di bawah dua tema: menjatuhkan Bashar dan rezimnya dan mengadakan rezim pengganti."

"Adapun bahwa rezim Suria menganggap bahwa pintu-pintu terhadap Suria telah ditutup oleh keputusan-keputusan Liga Arab, maka itu memberikan isyarat penutupan negeri dari dalam sendiri, supaya rezim bebas tangannya dalam membunuhi masyarakat lebih dan lebih banyak lagi untuk mendorong masyarakat agar rela dengan rezim meski benci kepada metode si bapak yang telah binasa, Hafezh Asad; atau untuk mendorong masyarakat agar rela kepada pengganti yang disiapkan oleh Amerika dan yang diatur oleh Turki untuk dinobatkan demi kemaslahatan Amerika."

"Amerika tidak mengambil sikap yang serius terhadap rezim Suriah sampai Amerika selesai menyiapkan pengganti meski derita dan siksa perubahan meluas ke seluruh rakyat Suria sekalipun."

Demikianlah, pembantaian rezim berkuasa melalui tangan-tangan militer Suriah terhadap warga kaum Muslim yang telah melawan kediktatoran rezim Bashar al-Assad. Sekalipun nyawa harus melayang, rakyat Suriah tidak pernah surut. Bahkan mereka terus melakukan aksi unjuk rasa di berbagai daerah untuk melawan kezhaliman rezim berkuasa. Kalimah takbir dan panji-panji Rasulullah pun ditinggikan.

Umat Islam di dunia, sudah semestinya mengarahkan perhatian terhadap saudara-saudaranya di Suriah. Mereka menanti pertolongan dari kaum Muslim lainnya. Hanya saja, ketika umat dibelenggu batas nasionalisme, dan para tentara telah dibeli milyaran dolar AS, pembantaian terus berlanjut. Sampai kapan? Sampai Khilafah Rasyidah yang ditunggu kembali berdiri. Insya Allah, semakin dekat. [m/dtk/news/syabab.com]


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.