Demonstran Habiskan Malam di Tahrir Square Menandai 1 Tahun Revolusi

Para pengunjuk rasa mulai menghabiskan malam mereka di Kairo Tahrir Square pada Rabu kemarin (25/1) setelah aksi besar-besaran untuk menandai satu tahun sejak peluncuran pemberontakan yang berhasil menggulingkan Hosni Mubarak, dan aktivis bersumpah untuk menghidupkan kembali revolusi yang belum selesai menurut mereka.



Hari perayaan revolusi telah disetujui oleh keputusan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) yang mengambil alih kekuasaan ketika Mubarak digulingkan Februari lalu.

Beberapa kelompok pro-demokrasi di alun-alun Tahrir mengumumkan bahwa mereka akan memulai aksi mereka sampai Jumat ketika aksi lain direncanakan.

Puluhan ribu Islamis, liberal, kaum kiri dan warga negara biasa berkumpul alun-alun, pusat aksi protes yang menggulingkan Mubarak, sembari melambaikan bendera dan spanduk yang mencerminkan pesan bervariasi dari masing-masing kelompok.

Ikhwanul Muslimin, yang mendominasi parlemen yang baru terpilih, berada di Tahrir merayakan satu tahun revolusi - yang terinspirasi oleh sebuah pemberontakan di Tunisia.

Tapi kelompok lain, termasuk gerakan pro-demokrasi, bersikeras mereka berada di alun-alun untuk menyalakan kembali revolusi mereka dan menuntut penggulingan dewan militer yang mengambil alih kekuasaan ketika Mubarak berhenti.

Beberapa pawai berangkat ke Tahrir dari berbagai wilayah Kairo, dengan teriakan "Turunkan pemerintahan militer!".

"Kami akan terus ke Tahrir untuk mendorong tujuan revolusi, tidak peduli apapun yang terjadi," kata Hala Rashad, seorang koki berusia 46 tahun.

"Dewan militer tidak melakukan apa-apa. Mereka berperilaku seperti rezim lama. Kami belum menerima hak kami dan negara ini masih berantakan,"ctegasnya.

Pada bagian lain, pemuda dari Ikhwanul Muslimin mengatakan kepada AFP mereka berada di alun-alun untuk menunjukkan revolusi, bukan merayakan, meskipun pengumuman oleh kelompok itu bahwa mereka tidak akan mendorong untuk "sebuah revolusi kedua."(fq/aby/eramuslim)