Para ulama serukan militer untuk tidak menaati perintah Assad
Para ulama yang terkemuka mengeluarkan pernyataan agar anggota militer Suriah tidak menaati perintah rezim represif Assad.
Pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa (7/2/2012) ini juga menyebutkan bahwa kekuasaan Presiden Suriah, Bashar Al Assad, di negara tersebut tidak lagi bisa diterima.
Para ulama menyesalkan tindakan keras rezim Suriah dan merekomendasikan agar warga sipil maupun tentara Suriah jangan setia pada pemerintah yang “kasar” semacam itu, kantor berita Anatolia melaporkan, pada Rabu (8/2).
Di antara 107 ulama yang menandatangani memorandum tersebut adalah Dr Yusuf al-Qaradhawi, ketua Persatuan Ulama Internasional, intelektual Saudi Salman al-Ouda dan Grand Mufti Mesir Ali Jum’ah.
Pernyataan yang berupa fatwa itu “menyarankan tentara dan pasukan keamanan untuk tidak mematuhi perintah menembaki rakyat Suriah dan segera meninggalkan tugasnya. Siapapun yang keluar dari pekerjaannya sebagai personil militer, harus bergabung dengan barisan tentara ‘Bebaskan Suriah’, yang didirikan oleh kelompok-kelompok pemberontak.” Mereka juga meminta tentara ‘Bebaskan Suriah’ untuk melindungi warga sipil dan tidak berusaha untuk membalas dendam.
Deklarasi tersebut itu pula ditujukan pada para aktor internasional. Para ulama itu meminta mereka untuk mendukung gerilyawan Suriah melawan pemerintahan Assad, untuk memotong hubungan diplomatik dengan Suriah dengan menutup kedutaan besar mereka di negara ini, serta untuk mengirim pesan protes pada Rusia dan Cina, yang memblokir upaya PBB untuk mendepak Assad dari posisinya saat ini.
Deklarasi tersebut juga menekankan kebutuhan rakyat Suriah pada bantuan kemanusiaan. (althaf/arrahmah/110212/al-khilafah.org)
Pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa (7/2/2012) ini juga menyebutkan bahwa kekuasaan Presiden Suriah, Bashar Al Assad, di negara tersebut tidak lagi bisa diterima.
Para ulama menyesalkan tindakan keras rezim Suriah dan merekomendasikan agar warga sipil maupun tentara Suriah jangan setia pada pemerintah yang “kasar” semacam itu, kantor berita Anatolia melaporkan, pada Rabu (8/2).
Di antara 107 ulama yang menandatangani memorandum tersebut adalah Dr Yusuf al-Qaradhawi, ketua Persatuan Ulama Internasional, intelektual Saudi Salman al-Ouda dan Grand Mufti Mesir Ali Jum’ah.
Pernyataan yang berupa fatwa itu “menyarankan tentara dan pasukan keamanan untuk tidak mematuhi perintah menembaki rakyat Suriah dan segera meninggalkan tugasnya. Siapapun yang keluar dari pekerjaannya sebagai personil militer, harus bergabung dengan barisan tentara ‘Bebaskan Suriah’, yang didirikan oleh kelompok-kelompok pemberontak.” Mereka juga meminta tentara ‘Bebaskan Suriah’ untuk melindungi warga sipil dan tidak berusaha untuk membalas dendam.
Deklarasi tersebut itu pula ditujukan pada para aktor internasional. Para ulama itu meminta mereka untuk mendukung gerilyawan Suriah melawan pemerintahan Assad, untuk memotong hubungan diplomatik dengan Suriah dengan menutup kedutaan besar mereka di negara ini, serta untuk mengirim pesan protes pada Rusia dan Cina, yang memblokir upaya PBB untuk mendepak Assad dari posisinya saat ini.
Deklarasi tersebut juga menekankan kebutuhan rakyat Suriah pada bantuan kemanusiaan. (althaf/arrahmah/110212/al-khilafah.org)
Tidak ada komentar