Header Ads

BBM Naik, Apa Kata Dunia?

Ratusan kepalan menantang angkasa. Gemuruh teriakan takbir silang menyilang menggetarkan ruang dengar masyarakat Makassar pengguna jalan, pagi ini (25/3). Sekira 700 massa umat Islam di bawah koordinasi HTI Sulsel memadati ruas jalan depan kampus II UMI, melintasi Fly over dengan orasi-orasi penolakan atas kebijakan pemerintah terkait harga BBM. Maksimalisasi berbagai alat komunikasi turut mewarnai jalannya aksi.


“katanya pemerintah yang sekarang adalah pemerintah yang konsisten dengan pancasila dan UUD 1945 terutama pasal 33. Tapi apa faktanya? Bohong!! Semua kekayaan alam kita, tambang-tambang kita termasuk di dalamnya minyak bumi, semua di kelola oleh orang lain alias asing. Apa itu bukan kebohongan?” pekik Ustadz Nashruddin via megapon.

Tepat di monument mandala, Ustadz Barliantah memaparkan bahwa klaim jebolnya APBN jika harga BBM tidak dinaikkan adalah bohong belaka. Kebijakan ini tak lain bentuk penyerahan kekuasaan kepada Negara asing melalui IMF ataupun World Bank. Kesempatan berikutnya, Ustadz Hasanuddin Rasyid dalam orasinya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah rezim yang tidak menjadikan syariat Allah sebagai aturan kehidupan. Berbagai penindasan telah bergulir dan tidak akan berakhir jika umat tidak segera mencampakkan sistem rusak bernama kapitalisme lalu menggantinya dengan sistem Islam.

“Innalillahi wa innalillaihi raji’un. Kezaliman adalah penganiayaan. Apakah anda merasakan kezaliman ini? Kemarin, kaum buruh dari sabang sampai merauke, semua berontak. Upah minimum provinsi tidak sebanding dengan kelayakan hidup minimum ketika BBM di naikkan. Anda bisa lihat iklan di televisi, Cevron berhasil memakmurkan karyawannya tetapi juga berhasil memiskinkan 230 juta rakyat Indonesia. Saudara-saudara sekalian, sesungguhnya kekuatan kekafiran itu lemah. Kalaupun sekarang terlihat kokoh, itu bukan karena kekuatan mereka, tapi karena umat islam lebih lemah dari kekafiran itu sendiri.” Pungkas Hasanuddin.

Aksi simpatik dengan tema “Tolak kenaikan harga BBM, kebijakan khianat dan zalim” Mengambil rute jl. Urip Sumoharjo-monumen mandala. Semangat peserta aksi cukup menarik perhatian masyarakat yang belakangan sering disuguhi aksi jalanan terkait kebijakan sesat ini.

Aksi berakhir dengan pembacaan pernyataan sikap oleh humas HTI sulsel, Dirwan Abdul Jalil S.Hi. [mediaumat/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.