Header Ads

Inilah Demokrasi : Dua Bersaudara Tinggal Tulang Berbalut Kulit karena Busung Lapar

Dua bocah bersaudara di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diduga menderita busung lapar. Kondisi tubuhnya kurus kerempeng hanya tulang berbalut kulit.

Dinas kesehatan setempat memang pernah turun tangan memantau kesehatan sang bocah ketika ramai menjadi pemberitaan berbagai media setahun lalu. Namun, seiring redupnya pantauan media, petugas kesehatan pun lupa hingga kondisi kesehatan dua bocah malang kian memburuk. Meski Sahrul dan Sahril sudah berumur enam dan lima tahun, kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.


Nurhayati, janda yang merawat setulus hati kedua keponakannya sejak kecil ini, mengaku tak mampu memberi asupan gizi yang cukup untuk membantu pertumbuhan kesehatan keponakannya. Pendapatannya sebagai pedagang sayur-mayur di emperan pasar sentral Pekkabata membuatnya kesulitan untuk membeli susu dan asupan gizi yang cukup guna memulihkan kesehatan keduanya.

Setahun yang lalu, ketika menjelang pemilihan gubernur Sulbar, dua bocah malang ini pernah ramai diberitakan berbagai media lokal dan nasional. Dinas kesehatan setempat pun buru-buru turun tangan membantu kedua bocah tersebut. Sejumlah bantuan, seperti biskuit, susu, senter, dan beras, pernah disumbangkan untuk Sahrul dan Sahril.

Petugas dinas kesehatan pun memvonis keduanya menderita gizi buruk ketika itu. Namun, seiring meredupnya pemberitaan media, kedua bocah miskin ini pun luput dari pantauan petugas hingga kondisi kesehatannya makin memburuk.

Imran, ayah Sahrul dan Sahril, meninggal empat tahun lalu ketika kedua bocah ini masih kecil. Sementara Rini, sang ibu kedua bocah, kini menghilang entah ke mana. Rini hanya menitipkan kedua anaknya yang masih menyusui dan meninggalkan mereka ke Kalimantan dengan pesan akan mengurus barang dan harta peninggalan suaminya.

Namun, hingga menjelang lima tahun Rini tak kunjung kembali. Jangankan kembali menjenguk anaknya, mengirim kabar ke Nurhayati yang merawatnya pun tak pernah.

Saat Nurhayati pergi ke pasar pada waktu subuh, hanya Sahril dan Sahrul di rumah. Nurhayati biasanya baru pulang dari pasar berjualan setelah siang hari. Saat Nurhayati pulang dari pasar itulah baru sibuk mengurus keperluan keponakannya, termasuk memberi makan dan mengganti pakaiannya.

==========

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang penguasa diserahi urusan kaum Muslim, kemudian ia mati, sedangkan ia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah mengharamkan surga untuknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Terkait dengan hadits ini, Imam Fudhail bin Iyadh... menuturkan, “Hadits ini merupakan ancaman bagi siapa saja yang diserahi Allah SWT untuk mengurus urusan kaum Muslim, baik urusan agama maupun dunia, kemudian ia berkhianat. Jika seseorang berkhianat terhadap suatu urusan yang telah diserahkan kepadanya maka ia telah terjatuh pada dosa besar dan akan dijauhkan dari surga.”

“Penelantaran itu bisa berbentuk tidak menjelaskan urusan-urusan agama kepada umat, tidak menjaga syariah Allah dari unsur-unsur yang bisa merusak kesuciannya, mengubah-ubah makna ayat-ayat Allah dan mengabaikan hudûd (hukum-hukum Allah). Penelantaran itu juga bisa berwujud pengabaian terhadap hak-hak umat, tidak menjaga keamanan mereka, tidak berjihad untuk mengusir musuh-musuh mereka dan tidak menegakkan keadilan di tengah-tengah mereka. Setiap orang yang melakukan hal ini dipandang telah berkhianat kepada umat.” (Imam an-Nawawi, Syarh Shahîh Muslim).[kompas/060312/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.