Header Ads

Kelompok Perlawanan Sunni Irak Tolak Letakkan Senjata dan Akan Terus Berjuang

Kelompok-kelompok perlawanan utama Muslim Sunni Irak menolak meletakkan senjata mereka untuk bergabung dengan proses politik dan akan terus melanjutkan perjuangan, hampir tiga bulan setelah pasukan AS menarik diri dari negara itu, seorang pejabat keamanan senior dan pemimpin kelompok perlawanan Sunni mengatakan.



Banyak kelompok bersenjata baik Syiah dan Sunni telah meletakkan senjata mereka sejak tentara AS ditarik dari Irak pada pertengahan Desember lalu. Tapi enam kelompok bersenjata Sunni terkemuka mengatakan mereka akan terus berjuang untuk mengusir orang Amerika terakhir dari tanah Irak dan menggulingkan "pemerintah pendudukan".

"Kelompok-kelompok ini masih berjuang dan masih aktif, mereka terus membawa senjata," kata Deputi Menteri Dalam Negeri Adnan al-Asadi. "Mereka aktif di semua Irak, dan aktif di Mosul, Diyala, Anbar, Salahuddin, Baghdad, Babil, dan beberapa di pinggiran Basra dan Kut."

Kelompok-kelompok itu termasuk, Tentara Orde Naqshbandi, Tentara Islam, Tentara Mujahidin, Tentara Rasyidin dan Ansar al-Sunnah, kata Asadi.

Tentara Islam di Irak, terdiri dari warga Arab Sunni dan mantan pejabat militer Irak yang bertujuan untuk mengakhiri kehadiran militer AS dan pengaruhnya di Irak, mengatakan akan terus berjuang selama efek dari pendudukan AS masih terasa.

"Kami senang untuk menyatakan kekalahan pendudukan tetapi pendudukan memiliki sebuah proyek dan dampak dari proyek ini masih ada," kata Ibrahim al-Shimari, juru bicara Tentara Islam.

"Kami terus membela rakyat Irak dan senjata ini adalah jaminan keamanan rakyat Irak."

Tentara Islam adalah anggota Dewan Politik Perlawanan Bersenjata Irak yang terdiri dari beberapa kelompok bersenjata yang menolak pemerintah dan mengatakan, bahwa pemerintah harus digulingkan.

"Jadilah sebuah pemerintah Irak yang bekerja untuk semua rakyat Irak tanpa ada diskriminasi, maka situasi akan berubah," kata Shimari. "Sekarang, pemerintahan ini adalah pemerintahan sekte tertentu." (fq/reu/eramuslim/010312/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.