Header Ads

Sekulerisme Membuat Rakyat Layak untuk Ditindas

Dalam acara Diskusi Publik dengan tema “Membongkar Kebohongan Menaikkan Harga BBM” di Masjid Jogokaryan Yogyakarta, salah seorang peserta bertanya kepada Ustadz Dwi Condro Triono kenapa konsep Islam yang sangat indah dan sempurna ini yang telah dijelaskan jika diterapkan sangat luar biasa faktanya koq tidak diterapkan.?


Ustadz Condro kemudian menceritakan bahwa siangnya mengisi khutbah di sebuah masjid tentang BBM, takmirnya menegur “Pak, Kalo bisa khutbah jum’at, mengisi pengajian di masjid, itu jangan membahas politik, lain kali kalau khutbah jum’at di masjid ini jangan membahas politik, apalagi mengkritik pemerintah”

“Jika umat islam pemikirannya masih seperti itu, memang kehidupan kita layak ditindas terus, karena masalah ini seakan-akan dianggap bukan sebagai masalah Islam, dan Islam tidak membicarakan masalah ini”

Jadi intinya adalah gara-gara pemikiran sekulerisme, yaitu Islam hanya dibahas di masjid-masjid saja untuk masalah individu saja, urusan agama itu tidak boleh dicampuradukkan dengan politik/negara. Ini yang diyakini semua pemimpin dan juga anggota DPR, meraka tidak mungkin membahas UU mengikuti Al Qur’an dan Sunnah.

Kalau agama tidak boleh ikut campur urusan negara maka negara harus diatur oleh kehendak rakyat, dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Oleh karena itu demokrasi merupakan anak turunnya dari sekulerisme. Jadi yang menyebabkan Islam hilang dari bumi persilatan gara-gara demokrasi yang mempunyai aqidah sekulerisme.

Jika pemikiran sekulerisme dan sistem demokrasi masih diterapkan di Indonesia, jangan mimpi Islam bisa mengatur Indonesia, karena pemahaman sekulerisme mengharamkan Islam mengatur Negara. Yang harus ditumbangkan terlebih dulu adalah paham sekulerisme dan demokrasi, ini yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir. [al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.