Header Ads

HTI Menolak Kehadiran Kapal Perang AS

Maktab I’lamiy
Hizbut Tahrir Indonesia

NO: 224/05/12
22 Mei 2012/1 Rajab 1433 H

 

 

PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

“MENOLAK KEHADIRAN KAPAL PERANG AS”

Sebagaimana telah diberitakan oleh Antara (21/5/2012), Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono telah mengkonfirmasikan  rencana kedatangan tiga kapal perang AS, yakni US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48 dan USS GPN LSD 42  pada 28 Mei 2012, yang akan membawa 831 personel. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan sejak kedatangannya hingga tanggal 8 Juni nanti antara lain bakti sosial di Madura serta latihan bersama dengan 1.244 personel TNI AL di Pantai Banongan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2 - 5 Juni 2012.  Latihan bersama dengan sandi “Cooperation of Afloat Readiness and Training” (CARAT) itu akan melibatkan tiga kapal TNI AL dan peralatan tempur lainnya. Sebelum memulai acara, kapal perang Amerika Serikat itu akan bersandar di Pelabuhan Umum Tanjung Perak. Dan untuk kepentingan itu, selama beberapa hari pelabuhan itu ditutup. Kebijakan ini menuai protes dari pengusaha karena akan merugikan mereka hingga puluhan miliar rupiah akibat berhentinya kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan itu.

Lepas dari kontroversi  soal pengosongan pelabuhan umum Tanjung Perak yang menuai protes para pengusaha, kehadiran kapal perang AS dan program latihan perang di kawasan Indonesia  itu harus dibaca sebagai intervensi militer atau setidaknya awal dari intervensi militer negara imperialis AS ke dalam wilayah negara Indonesia. Hal itu dilakukan AS untuk memperkuat intervensi di bidang politik dan ekonomi khususnya yang telah lebih dulu dilakukan. AS tentu tidak ingin kepentingan politik dan ekonomi yang sangat besar di Indonesia mendapat  gangguan. Maka AS ingin memastikan bahwa semua kepentingan itu dijamin keberlangsungannya, dan setiap ancaman, hambatan dan gangguan dapat diatasi sedari dini. Disinilah sesungguhnya makna strategis dari kehadiran 3 kapal perang AS dan latihan perang yang hendak mereka lakukan.

Berkenaan dengan hal itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1.      Menolak kehadiran kapal perang AS di Indonesia dan menolak pula latihan perang yang hendak diselenggarakan di perairan Indonesia karena hal itu merupakan bentuk (awal) intervensi militer yang tidak lain untuk mengokohkan dominasi politik dan ekonomi AS di negeri ini.

2.      Menyerukan kepada pemerintah Indonesai untuk tidak melanjutkan rencana latihan perang bersama tentara AS itu, dan menolak kehadiran tentara AS dalam bentuk apapun, dalam jumlah berapapun, dan di wilayah manapun karena kehadiran pasukan AS tidak bisa diartikan lain kecuali sebagai (awal) intervensi militer di wilayah Indonesia untuk mengokohkan dominasi AS atas negeri ini. Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip kemerdekaan, dan secara ekonomi, belum apa-apa kehadiran pasukan AS yang membuat pelabuhan Tanjung Perak harus ditutup juga bakal merugikan para pelaku ekonomi. Bila pemerintah membiarkan saja rencana kehadiran tentara AS dan latihan perang bersama mereka tetap berlangsung, hal itu menunjukkan bahwa pemerintah telah tunduk kepada kepentingan AS.

3.      Menyerukan kepada umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah, karena syariah lah yang benar-benar akan mewujudkan kebaikan dan kemerdekaan, menggantikan sekularisme dan kapitalisme, sedang khilafah akan benar-benar melindungi seluruh negeri muslim, termasuk Indonesia, dari intervensi kekuatan asing dalam segala bentuknya.


Hasbunallah wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashiir


Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto
Hp: 0811119796 Email: Ismailyusanto@gmail.com
[al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.