Header Ads

Para Intelektual Muslimah Se-Indonesia Hadiri Konferensi Intelektual Muslimah untuk Bangsa “Khilafah: Jalan Baru Melahirkan Generasi Cemerlang" [F]

Untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah, para intelektual Muslimah se-Indonesia berkumpul di Graha Sabha Widya, Komplek Wisma Makara, Universitas Indonesia. Lebih dari 1400 para intelekual Muslimah, terdiri dari dosen dan aktivis mahasiswi menghadiri Konferensi Intelektual Muslimah untuk Bangsa yang digelar oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Ahad, 20 Mei 2012.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menyadari pentingnya melahirkan generasi  cemerlang berkualitas pemimpin. Yakni generasi yang memiliki berbagai karakter cemerlang sebagai cerminan dari kepribadian istimewa yang dimilikinya. Generasi yang bisa diharapkan menjadi penerus mewujudkan kemandirian bahkan kepemimpinan bangsa di kancah internasional. Generasi pemimpin yang tidak akan menggadaikan negerinya diperas dan dijajah oleh penjajah asing demi memperkaya diri dan keluarganya. Sebaliknya, mereka rela berkorban untuk melindungi negerinya dari cengkeraman penjajahan dalam bentuk apapun.

Konferensi Intelektual Muslimah untuk Bangsa ini lahir di tengah keprihatinan terhadap kondisi buruk generasi muda di Indonesia. Meski berpenduduk mayoritas muslim, ajaran Islam yang luhur tidak terlihat membentuk peradaban bangsa ini. Alih-alih melahirkan generasi cemerlang penyandang predikat umat terbaik ‘khairu ummah’, generasi bangsa ini diliputi oleh pragmatisme, hedonisme dan pemuja faham kebebasan. Kebijakan-kebijakan yang lahir dari sistem kapitalisme telah nyata gagal mewujudkan generasi cemerlang.

Karenanya  bertempat di Graha Sabha Widya Universitas Indonesia, tanggal 20 Mei 2012 Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan konferensi ini guna mengajak kaum intelektual memiliki kesamaan pandangan bahwa generasi dambaan hanya bisa dilahirkan oleh sistem yang sahih, yang bersumber dari Allah Sang Pencipta. Hadir lebih dari 1400 intelektual muslimah yang merupakan pakar pendidikan, guru besar berbagai disiplin ilmu, dosen-dosen perguruan tinggi dan  para aktifis mahasiswa.

Para pembicara mengupas sistem islam yang komprehensif memberikan solusi atas problem generasi. Dalam Islam, sistem politik dan ekonomi menjadi pilar utama lahirnya kebijakan yang memberikan pendidikan sebagai hak setiap warga negara, memastikan semua mendapatkan pendidikan gratis dengan kualitas kurikulum dan sarana prasarana memadai. Tanggung jawab mewujudkannya diberikan kepada imam (negara khilafah), sebagaimana hadits rasulullah saw:

“Seorang imam (khalifah) adalah penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas seluruh urusan rakyatnya” (HR Bukhari)

Iffah Ainur Rochmah, juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengomentari “Berbeda dengan sistem kapitalis yang diterapkan di negara-negara Barat termasuk di Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Pemerintah pun tidak tulus menggelontorkan anggaran pendidikan. Bukan  mengganggapnya sebagai hak dasar publik, namun karena adanya kontribusi ekonomi terhadap bangsa yang akan diberikan oleh mereka yang terdidik.”

Sistem Islam dalam negara khilafah juga menjamin adanya lingkungan yang kondusif bagi lahirnya generasi cemerlang dengan adanya sistem pergaulan, penataan media dan sistem sanksi-peradilan yang akan mengeliminasi semua pemikiran dan gaya hidup rusak. Tidak sebagaimana saat ini ketika marak seks bebas dan pornografi mengepung, generasi muda dalam khilafah akan diarahkan oleh cara hidup yang lebih baik, yang membuat hatinya dipenuhi perasaan takwa kepada Allah swt. Generasi muda dapat memenuhi dorongan naluriahnya dalam batas-batas yang dibenarkan syariah.

Keunggulan sistem Islam dalam melahirkan generasi cemerlang telah diakui oleh dunia ketika Islam diterapkan sempurna dalam wadah Khilafah Islamiyah. Karenanya merupakan kebutuhan mendesak untuk menegakkan kembali khilafah agar terlahir generasi cemerlang yang ketika semakin tinggi keilmuannya semakin pula ia takut pada Rabb-nya. Semakin tinggi ilmunya semakin luas penguasaan bidang ilmunya dengan tidak membatasi diri hanya pada satu bidang saja, Semakin tinggi ilmunya maka semakin tinggi pula semangat juangnya untuk melawan ketidakadilan, dan  semakin tinggi ilmunya semakin ia peduli dengan persoalan bangsa tidak sibuk hanya mengejar target akademik demi kesejahteraan pribadi.

Konferensi ini sangat istimewa karena sekaligus mempersembahan karya untuk perbaikan bangsa yang berasal dari intelektual muslimah yang mendedikasikan hidupnya untuk perubahan, karena sebuah keyakinan bahwa di tangan perempuan dan dengan sistem Islam-lah generasi cemerlang akan terlahir. Karya monumental ini terangkum dalam sebuah BUKU yang berjudul: “Jalan Baru Intelektual Muslimah (Visi Politik Pembebas Generasi)”

Sebuah karya yang dipersiapkan sebagai jawaban atas pencarian solusi terhadap rusaknya generasi yang dihasilkan oleh sistem pendidikan pragmatis. Harapannya karya ini bisa memberi inspirasi bagi para intelektual perempuan di semua bidang untuk berjuang bersama bahu membahu melahirkan generasi cemerlang menuju negara yang mandiri, kuat dan terdepan.

Dari sinilah para intelektual muslimah Indonesia menegaskan dukungan dan peran aktifnya dalam perjuangan menegakkan kembali khilafah Islamiyah - sistem politik islam pengganti sistem kapitalisme demokrasi-  yang terbukti mampu mewujudkan generasi cemerlang dambaan semua bangsa.

"Hasbunallah wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’man nashiir," demikian seperti disampaikan oleh Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Iffah Ainur Rochmah. [mhti/mmc/syabab.com][al-khilafah.org]

Lihat Foto:

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.