Header Ads

Pemikiran Liberal Sesat Jokowi-Ahok Soal Kitab Suci ternyata Dapat Dukungan

Tidak semua pihak mengecam pernyataan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama terkait dengan kitab suci, dimana harus lebih patuh pada ayat konstitusi daripada ayat suci. Beberapa pihak mendukung pernyataan tersebut.



Salah satu yang mendukung pernyataan Cagub dan Cawagub yang akrab disapa Jokowi dan Ahok itu adalah Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Muliadi. Dia mendukung pemikiran pasangan Cagub bernomor urut 3 itu, yang memisahkan kepentingan ayat suci dan konstitusi harus didukung. " Indonesia khususnya Jakarta butuh pemimpin yang berfikiran sekuler dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk dengan baik," ujarnya.

Dikatakan Jay, dengan adanya paham yang tegas dalam pemikiran pasangan Jokowi-Ahok bakal menguatkan nilai-nilai persatuan sehingga tidak lagi terjadi benturan dan konflik di masyarakat yang mengatasnamakan agama.

Hal senada juga diungkapkan Pujadi Aryo S, Pengurus Alumni ( PA) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ( GMNI) Jakarta Timur. Menurutnya, masyarakat Jakarta harus dididik dengan pemikiran-pemikiran yang bebas sehingga tidak lagi kaku dan terhegemoni oleh doktrin-doktrin yang salah.

Aryo berharap, kalau pasangan Jokowi Ahok maju tidak ada lagi pemikiran kerdil yang dalam beragama, sehingga harus dipisahkan antara urusan beragama dan bernegara. "Yah kita ingin nanti pasangan Jokowi-Ahok tetap konsisten dengan pemikirannya dan juga mereka tidak lagi memberikan bantuan hibah baik untuk mesjid maupun gereja," ujarnya.

Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet berpendapat apa yang dikatakan oleh Ahok soal kitab suci untuk kepentingan pribadi sudah tepat. "Dalam kontek apa yang diucapkan oleh Ahok itu benar. Dia tidak mengulas ayat. Dia hanya mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimakanai untuk kepentingan pribadi," kata Ratna.

Dia menilai pernyataan itu benar, dan merasa tidak perlu ada pihak yang marah terkait pernyataan tersebut . Namun, Ratna juga mengingatkan Ahok itu terlalu banyak bicara dan itu tidak menolong dia sebagai calon.

"Saat ini dia punya peluang untuk dipojokan orang. Ahok terlalu banyak bicara akan merugikan semua orang, perlu ditegur. Ini untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan dian tapi kita butuh pemimpin yang lebih baik kedepan. Karena mendukung sebagai ibukota, Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman," tegasnya.

Diketahui kepercayaan masyarakat Jakarta kepada Pasangan bernomer urut 3 ini semakin memudar ketika, Cawagub Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, yang melecehkan Kitab Suci. Dimana Ahok mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga.

Kata Ahok, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok. Pernyataan tersebut juga dapat dukungan dari Jokowi saat acara debat di Metro TV. [eramuslim/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.