Ramadhan Terakhir Muhammad Jibriel di LP Cipinang
Sebuah
mobil mengikuti dia dari belakang. Tak ada tanda dan firasat apa-apa,
di bulan Ramadhan 2008 itulah ia ditangkap atas tuduhan terlibat
jaringan terorisme di Indonesia. Lelaki lulusan Universitas Islam
Karachi, Pakistan ini dijebloskan ke Hotel Prodeo. Alhamdulillah, ia
mengaku tetap mempertahankan puasanya selama menjalani interogasi yang
dinilai penuh penyiksaan oleh Densus 88.
"Alhamdulillah, saya tetap berpuasa walau saya mengalami penyiksaan berat saat itu," kenangnya kepada hidayatullah.com saat bersilahturahim ke Lembaga Pelayanan (LP) Cipinang, Senin (23/07/2012).
Kini, pria bernama lengkap Muhammad Jibriel Abdul Rahman itu menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah. Pasalnya Ramadhan 2012 ini akan menjadi Ramadhan terakhir dia di LP Cipinang. Jika semua dimudahkan oleh Allah, maka ia akan segera menghirup udara bebas di bulan Agustus 2012.
Walau mengaku telah merasakan tempaan dan fitnah baik mulai dari isu terorisme dan segala macam. Jibril tetap tidak merasa bahwa ia telah menjadi seorang pejuang hebat. Waktu luangnya di LP kini digunakan lebih banyak untuk fokus meningkatkan kualitas ibadahnya. Ia mengaku takut dengan pujian.
"Apalah artinya kita mendapat pujian di dunia, jika kita justru tidak mendapatkan pengakuan dari Allah Subhana wa ta'ala," jelas pemilik Arrahmah Media Group ini.
Anak kandung tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustad Abu Jibril ini berharapj ika bebas nanti ia ingin lebih maksimal lagi berharap berjuang lewat media. Ia menjadikan contoh sosok figur jurnalisme itu ada pada kepribadian Rasulullah Saw itu sendiri. Juga para Sahabat Rasul, Tabiin hingga para ulama ahli hadis sekelas Imam Bukhori, Muslim, Nasa'i dan sebagainya.
"Saya pikir semua kode etik jurnalisme itu sudah ada pada kepribadian Rasulullah SAW, itulah rujukan jurnalisme yang kami pakai," jelasnya.
Karena itu, Jibril mengaku menghindari saling menjatuhkan sesama media Islam dan mencari-cari kesalahan dan membongkar aib saudara. Baginya tidak seharusnya sebuah media Islam seperti itu. Harusnya media Islam itu mencerdaskan umat, menguatkan dan mencerahkan untuk membangun persatuan umat yang utuh dalam sinergitas yang didasari oleh ikatan Akidah Islamiyah.
Merintis Media
Meski mengaku kurang lebih 4 tahun menikmati jeruji penjara, namun ia tetap terus menggerakkan rintisan medianya. Lelaki yang menyelesaikan ilmu komunikasi di Kosmopoint College Malaysia ini, mengaku semakin tidak bisa menahan rasa syukur kepada Allah. Selain banyak pelajaran yang mendewasakan. Hasil dari kesabarannya justru membuat dia mendapatkan seorang 'bidadari' bernama Dr. Sumayyah Jamaluddin.
Sumayyah adalah seorang wanita kelahiran Malaysia yang berhasil menyelesaikan gelar doktornya di usia 26 tahun.
Di Ramadhan terakhir yang akan dijalaninya di LP Cipinang ini, Jibril banyak menghabiskan waktu bersama kawan-kawannya. Ia bahkan jauh lebih sibuk dari yang lain. Salah satu hal yang paling mencolok adalah ketika setiap gas kosong, dan tak ada yang mengingat Jibril tidak segan-segan untuk mengangkat sendiri gas 3 kg untuk kebutuhan memasak di lapasnya.
Seperti diketahui, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, ditangkap di bulan Ramadhan 2008 dan Insya Allah akan bebas di bulan Ramadhan 2012. [hidayatullah/al-khilafah.org]
"Alhamdulillah, saya tetap berpuasa walau saya mengalami penyiksaan berat saat itu," kenangnya kepada hidayatullah.com saat bersilahturahim ke Lembaga Pelayanan (LP) Cipinang, Senin (23/07/2012).
Kini, pria bernama lengkap Muhammad Jibriel Abdul Rahman itu menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah. Pasalnya Ramadhan 2012 ini akan menjadi Ramadhan terakhir dia di LP Cipinang. Jika semua dimudahkan oleh Allah, maka ia akan segera menghirup udara bebas di bulan Agustus 2012.
Walau mengaku telah merasakan tempaan dan fitnah baik mulai dari isu terorisme dan segala macam. Jibril tetap tidak merasa bahwa ia telah menjadi seorang pejuang hebat. Waktu luangnya di LP kini digunakan lebih banyak untuk fokus meningkatkan kualitas ibadahnya. Ia mengaku takut dengan pujian.
"Apalah artinya kita mendapat pujian di dunia, jika kita justru tidak mendapatkan pengakuan dari Allah Subhana wa ta'ala," jelas pemilik Arrahmah Media Group ini.
Anak kandung tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Ustad Abu Jibril ini berharapj ika bebas nanti ia ingin lebih maksimal lagi berharap berjuang lewat media. Ia menjadikan contoh sosok figur jurnalisme itu ada pada kepribadian Rasulullah Saw itu sendiri. Juga para Sahabat Rasul, Tabiin hingga para ulama ahli hadis sekelas Imam Bukhori, Muslim, Nasa'i dan sebagainya.
"Saya pikir semua kode etik jurnalisme itu sudah ada pada kepribadian Rasulullah SAW, itulah rujukan jurnalisme yang kami pakai," jelasnya.
Karena itu, Jibril mengaku menghindari saling menjatuhkan sesama media Islam dan mencari-cari kesalahan dan membongkar aib saudara. Baginya tidak seharusnya sebuah media Islam seperti itu. Harusnya media Islam itu mencerdaskan umat, menguatkan dan mencerahkan untuk membangun persatuan umat yang utuh dalam sinergitas yang didasari oleh ikatan Akidah Islamiyah.
Merintis Media
Meski mengaku kurang lebih 4 tahun menikmati jeruji penjara, namun ia tetap terus menggerakkan rintisan medianya. Lelaki yang menyelesaikan ilmu komunikasi di Kosmopoint College Malaysia ini, mengaku semakin tidak bisa menahan rasa syukur kepada Allah. Selain banyak pelajaran yang mendewasakan. Hasil dari kesabarannya justru membuat dia mendapatkan seorang 'bidadari' bernama Dr. Sumayyah Jamaluddin.
Sumayyah adalah seorang wanita kelahiran Malaysia yang berhasil menyelesaikan gelar doktornya di usia 26 tahun.
Di Ramadhan terakhir yang akan dijalaninya di LP Cipinang ini, Jibril banyak menghabiskan waktu bersama kawan-kawannya. Ia bahkan jauh lebih sibuk dari yang lain. Salah satu hal yang paling mencolok adalah ketika setiap gas kosong, dan tak ada yang mengingat Jibril tidak segan-segan untuk mengangkat sendiri gas 3 kg untuk kebutuhan memasak di lapasnya.
Seperti diketahui, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, ditangkap di bulan Ramadhan 2008 dan Insya Allah akan bebas di bulan Ramadhan 2012. [hidayatullah/al-khilafah.org]
Tidak ada komentar