Header Ads

Iklan Anti Islam Bertebaran di Bus-Bus Amerika

Kampanye menentang Islam dan Palestina yang banyak dipasang di armada transportasi umum di Amerika Serikat, membuat pihak berwenang memikirkan ulang kebijakannya terkait iklan non-komersial.
 
Dalam iklan anti Islam terbaru yang dipasang di bus-bus di sejumlah daerah, terpampang tulisan “In any war between the civilized man and the savage, support the civilized man,” yang artinya dalam perang manapun antara orang yang berperabadaban dengan orang liar, dukunglah orang yang berperadaban. Di bawahnya kemudian tergambar dua Bintang Daud lambang Yahudi yang mengapit tulisan “Support Israel. Defeat Jihad,” dukung Israel, kalahkan jihad.

Iklan tersebut terpasang di bus-bus umum di New York, Connecticut dan San Francisco yang dikelola oleh Metropolitan Transportation Authority (MTA).

“MTA menjual ruang iklan untuk meningkatkan pendapatan guna mendukung operasional transportasi massal. Kebijakan MTA yang sekarang ini berlaku untuk iklan di kereta bawah tanah, bus, dan kereta, memperbolehkan pemasangan iklan berbayar baik komersial maupun non-komersial,” tulis McClatchy-Tribune yang mengutip pernyataan MTA, lansir Al Arabiya (24/8/2012).

“MTA tidak memutuskan apakah boleh meloloskan masukan iklan berdasarkan sudut pandang (yang terkandung dalam iklan tersebut-red) dan MTA tidak mendukung sudut pandang itu ataupun iklan-iklan lain yang berbayar,” kata MTA seakan ingin melepaskan diri dari iklan rasis pro-Yahudi tersebut.

“MTA saat ini sedang mengkaji ulang kebijakannya terkait iklan non-komersial berisi sudut pandang,” kata MTA lagi.

MTA, yang menjadi organisasi induk transportasi massal Metro-North di Connecticut, negara bagian yang mengawasi 5 terminal di New Heaven Line --Greenwich, Cos Cob, Noroton Heights, Darien dan South Northwalk-- juga membiarkan iklan anti Islam lainnya dipasang di armada transportasi umum di kawasan itu.
Iklan tersebut antara lain berbunyi, “It's not Islamophobia, It's Islamorealism,” ini bukan Islamophobia, melainkan Islamorealisme (baca: realisme atau kenyataan Islam). Di atas kalimat itu tertulis angka “19.250,” angka yang menurut kelompok anti Islam di Amerika adalah jumlah korban tewas sejak serangan 9/11 yang ditudingkan ke umat Islam. Dengan kata lain, Islam –yang mereka sebut sebagai teroris-- telah mengakibatkan belasan ribu orang tewas.

Iklan-iklan itu dipasang dan dibayar oleh Pamela Geller, salah satu tokoh jaringan anti Islam internasional yang bermarkas di Amerika Serikat, pendukung Tea Party –kelompok ekstrimis pendukung Partai Republik yang memiliki pandangan Islamophobia. Wanita, yang berteman dan memiliki pandangan sama dengan Geert Wilders itu, merupakan ketua American Freedom Defense Initiative (AFDI). Geller memasang iklan-iklan tersebut atas nama AFDI dan mengeluarkan uang sebesar USD10.000 untuk kampanye itu.

“Saya berharap orang-orang akan memiliki pemahaman baru tentang sifat dan besarnya ancaman bahaya jihad,” kata Geller, yang juga menentang berdirinya ruang shalat di pusat komunitas di dekat lokasi bekas gedung WTC New York, yang kemudian disebut-sebut sebagai Masjid Ground Zero.

Iklan rasis dari Geller dan kelompoknya itu dipasang MTA, setelah sebelumnya hakim pengadilan distrik Paul Engelmayer mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa MTA menghalangi kebebasan berbicara AFDI, karena menolak iklan yang melecehkan Muslim dan Islam yang ingin dipasang Geller di bus-bus kota.
Beberapa orang di kalangan blogger tampak menanggapi iklan anti Islam dan Palestina itu.

Seorang blogger asal Oakland memasang foto yang mengubah tampilan iklan AFDI di bus menjadi berbunyi, “In any war between the colonizer and the colonized, support the oppressed. Support the Palestinian right of return. Defeat racism.” Artinya, dalam perang manapun antara penjajah dengan yang dijajah, dukunglah pihak yang tertindas, dukung hak untuk kembali rakyat Palestina, kalahkan rasisme.

Liliana Segura, editor The Nation, menentang iklan Geller lewat akun Twitternya sejak bulan lalu. Dia memasang gambar iklan dari Committee for Peace in Israel and Palestina, yang menunjukkan gambar peta wilayah Palestina yang terus menciut sejak tahun 1946 sampai 2010, sementara wilayah yang dikuasai Zionis Israel terus meluas. Dalam iklan itu tertulis, “4,7 juta rakyat Palestina dikategorikan PBB sebagai pengungsi.”[hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.