Header Ads

Keinginan Terhadap Khilafah Semakin Meluas Di Suriah, Amerika Serikat Mulai Ketakutan dengan Mengancam Lakukan Intervensi

Presiden negara penjajah Amerika Serikat, Barack Obama, mulai berbicara bak pahlawan setelah lama membiarkan pembantaian atas kaum Muslim dan melihat kini peningkatan seruan Khilafah semakin bergema di Suriah. Barack Obama mulai memperingatkan Suriah pada hari Senin, 20/08/2012, bahwa mereka akan menghadapi intervensi militer Amerika ke negeri Syam, pusat negeri kaum Muslim itu.


"Pasukan Amerika Serikat dapat bertindak terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad," demikian peringatan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Obama berdalih untuk memperingatkan budaknya di Suriah, Asaad, jika ia mengerahkan senjata kimia terhadap gerilyawan anti pemerintahan dia.

The New York Times menulis bahwa peringatan Obama meningkatkan tekanan pada Bashar al-Assad, ia kembali menyerukan Assad untuk melepaskan kekuasaannya. Ini menggarisbawahi peringatan dalam dari kalangan pejabat Amerika bahwa sepertinya Suriah terbenam jauh dalam perang sipi, senjata bukan konvensional bisa saja disita oleh pasukan radikal terkait kelompok teroris seperti Al-Qaeda atau Hizbullah.

"Kami tak bisa membiarkan kondisi senjata biologi dan kimia berada di tangan orang yang salah," kata Obama dalam penyataan dadakannya, Senin (20/8), di Gedung Putih.

Obama juga mengatakan Pentagon sedang menyusun berbagai rencana darurat, bekerjasama dengan sekutu-sekutu Amerika di kawasan itu, termasuk Israel dan Turki. Ia mengungkapkan keyakinan kecilnya bahwa pemerintah Suriah bisa menjaga persediaan senjata di bawah tempat terkunci dan kunci, mengingat perselisihan meluas di negara itu.

Kementrian Luar Negeri Suriah mengumumkan pada bulan Juli bahwa mereka akan menyebarkan senjata kimi hanya untuk melawan intervensi asing, tidak pernah terhadap warga negaranya sendiri.

Namun, seorang pejabat senior pemerintah menekankan bahwa peringatan Obama bertujuan pada transfer skala besar yang akan membuat mereka rentan diambil oleh "pasukan radikal", bukan gerakan oleh pemerintah yang ditujukan untuk mengamankan senjata tersebut.

Entah siapa yang disebut pasukan radikal tersebut. Yang pasti, para tentara Suriah kini mulai berbondong-bondong menyatakan bergabung dengan pasukan Tentara Kemerdekaan Suriah (Free Syrian Army) yang berada bersama rakyat. Tidak sedikit diantara mereka menyatakan untuk menolong (agama) Allah hingga mereka syahid atau kemenangan datang.

Obama mengatakan sedikit tentang Suriah dalam beberapa pekan terakhir, menekankan risiko regional dari senjata bukan konvensional itu. "Ini masalah yang tidak hanya menyangkut Suriah. Ini menyangkut sekutu dekat kami di wilayah ini, termasuk Israel. Ini menjadi perhatian kami," katanya.

Selama ini, Amerika Serikat tengah mempersiapkan para pengganti Assad yang akan meneruskan untuk dapat menjadi sekutu Amerika. Ia telah mengeluarkan banyak dana, terutama untuk membantu oposisi Suriah mempersiapkan transisi kekuasaan. Tentu saja, oposisi yang dimaksud adalah oposisi yang dekat dengan Amerika. Namun, rakyat Suriah tidak mau tertipu untuk ke sekian kalinya. Oposisi pro Barat tersebut tidak mendapat dukungan dari rakyat yang telah mengorbankan darah mereka untuk sebuah perubahan sejati, tegaknya syariah Islam di kawasan itu.

Pasukan rezim keji Assad terus melancarkan serangan serta membantai para penduduk di sekitar kota barat daya dari Dara'a, pada hari Senin. Para syuhada Suriah terus mengalirkan darah mereka seiring dengan kebrutalan Assad di detik-detik datangnya ajal bagi sang jagal tersebut.

Demikianlah, Amerika Serikat kini melihat ancaman dari bawah, di mana sekarang rakyat menginginkan Khilafah. Mereka berupaya melakukan intervensi untuk memastikan bahwa kekuasaan Islam tidak muncul. Bagi Amerika Serikat, kepemimpinan Assad dan rezimnya sebenarnya tidaklah masalah. Tetapi jika kekuasaan Islam muncul di bumi Suriah, maka itu menjadi petaka bagi Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Israel.


Insya Allah, rakyat Suriah tidak akan membiarkan Amerika melakukan interfensi tersebut. Rakyat yang tulus akan terus berdiri dan mereka menegaskan untuk tidak bersujud pada Assad, Amerika, ataupun negara-negara imperialis lainnya. Yang mereka inginkan terungkap seperti dalam slogan-slogan mereka, "Khilafah itulah yang kami tuntut". Allahu Akbar! [m/fatih/z/thenewyorktimes/syabab/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.