Politik adu domba ala densus 88 dan BNPT
Ditangkapnya 11 orang yang diduga jaringan teroris yang oleh Mabes
Polri di beberapa tempat di indonesia menyeret nama organisasi Hasmi.
Melalui Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Suhardi aliyus menyatakan bahwa ke
sebelas orang ini terkait dengan kelompok Hasmi (Harokah Sunniyah untuk
Masyarakat Indonesia).
Hasmi melalui Saifudin selaku pengurus DPP Hasmi menyatakan bahwa Hasmi yang dimaksud oleh mabes polri berbeda dengan hasmi yang merupakan organisasinya, Hasmi organisasisnya merupakan singkatan dari Harokah Sunniyah untuk Masyarakat Islami dan menurut Saifudin ke sebelas yang dituduhkan terkait dengan Hasmi bukan merupakan anggotanya.
Penyebutan nama Hasmi yang terkait dengan jaringan terorisme jelas cukup mengagetkan, karena Hasmi yang dikenal dengan dakwah yang secara jahriyyah yang meyerukan kepada pemurnian aqidah dan dakwahnya bersifat umum dan melalui jalur pendidikan seperti ormas Islam pada umumnya: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hizbut Tahrir dan ormas Islam lainya termasuk Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Dan bukan mustahil kedepannya akan ada ormas Islam yang lainnya yang akan ditarik kekasus terorisme
Kalau kita menganalisa kenapa Mabes Polri khususnya Densus 88 dan BNPT menyebutkan kelompok ormas Islam Hasmi bisa melahirkan beberapa kemungkinan analisa :
Oleh : Ahmad Fatih (Amir JAT Mudiriyah Jakarta Timur Bekasi)
[www.al-khilafah.org]
Hasmi melalui Saifudin selaku pengurus DPP Hasmi menyatakan bahwa Hasmi yang dimaksud oleh mabes polri berbeda dengan hasmi yang merupakan organisasinya, Hasmi organisasisnya merupakan singkatan dari Harokah Sunniyah untuk Masyarakat Islami dan menurut Saifudin ke sebelas yang dituduhkan terkait dengan Hasmi bukan merupakan anggotanya.
Penyebutan nama Hasmi yang terkait dengan jaringan terorisme jelas cukup mengagetkan, karena Hasmi yang dikenal dengan dakwah yang secara jahriyyah yang meyerukan kepada pemurnian aqidah dan dakwahnya bersifat umum dan melalui jalur pendidikan seperti ormas Islam pada umumnya: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hizbut Tahrir dan ormas Islam lainya termasuk Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Dan bukan mustahil kedepannya akan ada ormas Islam yang lainnya yang akan ditarik kekasus terorisme
Kalau kita menganalisa kenapa Mabes Polri khususnya Densus 88 dan BNPT menyebutkan kelompok ormas Islam Hasmi bisa melahirkan beberapa kemungkinan analisa :
-
Densus 88 dan BNPT menghendaki adanya politik adu domba terhadap ormas Islam dengan gerakan jihadis
dan kelompok pejuang penegak syariat Islam, ketika ormasnya yang di
cantumkan namanya sebagai kelompok teroris pasti akan berusaha
mengklarifikasi. Dan harapannya bukan hanya itu tetapi juga mengharapkan
agar organisasi yang dicantumkan namanya juga akan menghujat gerakan jihadis dan pejuang penegak syariat islam dan menyalahkan pergerakan yang sudah mereka lakukan.
-
Pembentukan opini bahwa gerakan jihadis sebagai musuh
bersama; pemberitaan di media tentang gerakan jihad mau tidak mau
menyeret umat menjadi dua kutub. Kutub pertama adalah umat Islam yang
ingin memperjuangkan syariat islam yang menghargai ijtihad yang
dilakukan oleh aktivis jihad dan kelompok kedua adalah densus 88 dan
BNPT yang memerangi aktivis pejuang penegak syariat Islam. Sehingga
dengan penyebutan salah satu ormas Islam tersebut diharapkan akan
menambah kekuatan dikubu densus 88 dan BNPT sehingga akan mencitrakan
bahwa musuh gerakan jihadis bukan hanya densus 88 dan BNPT.
-
Pemulihan nama dan citra densus 88 dan BNPT yang sudah cenderung anjlok belakangan ini. Seperti sudah di ketahui bahwa nama dan pamor densus 88 dan BNPT belakangan ini sudah anjlok,
di mulai dari kasus penembakan mati para aktivis Islam yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan kesalahannya sampai kasus begitu takutnya densus
88 ketika menerima tantangan dari mujahid poso yang beritanya marak di
beberapa media Islam. Penagkapan 11 aktivis Islam diharapkan menjadi
obat yang mujarab untuk memulihkan nama yang sudah terlanjur anjlok ini.
Oleh : Ahmad Fatih (Amir JAT Mudiriyah Jakarta Timur Bekasi)
[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar