Terkait Demo Buruh, Arim Kecam SBY yang Terkesan Bela Asing
Keterlaluan, bukannya membela ribuan buruh yang sedang memperjuangkan nasibnya dari eksploitasi, presiden malah terkesan membela asing. Hal itu dinyatakan Ketua Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Arim Nasim terkait pernyataan Presiden SBY yang menyesalkan demo buruh.
“Lho, Presiden SBY kok malah menyesalkan aksi ribuan buruh di berbagai daerah dengan mengatakan khawatir mengganggu iklim investasi di Indonesia?” tanya Arim retorik kepada mediaumat.com Jum’at (5/10) melalui pesan singkat.
Padahal kebanyakan investasi di Indonesia merupakan investasi asing. “Fakta membuktikan kebanyakan investasi asing adalah alat penjajahan ekonomi seperti yang dilakukan oleh ExxonMobile, Chevron, Freeport, dll,” tulisnya.
Jadi, lanjutnya, akar masalah demo buruh yang memperjuangkan perbaikan nasibnya itu adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Sistem tersebut membuat kaum kapitalis asing semakin kaya dan membuat buruh tetap miskin. Pemiskinan itu salah satunya melalui sistem perekrutan buruh outsourching.
Dan lebih parahnya lagi, dan ini yang dianggap Arim jauh lebih berbahaya dibanding outsourching,sistem ekonomi jebakan penjajah ini melegalkan tambang minerba dan emas yang seharusnya dikelola negara untuk kemakmuran rakyat, dikuasai asing.
Padahal, beber Arim, dalam pandangan sistem ekonomi Islam, haram hukumnya menyerahkelolakan barang tambang yang hasilnya melimpah itu kepada asing. Maka bila buruh dan penduduk negeri yang mayoritas Muslim ini ingin sejahtera dan terlepas dari penjajahan asing maka harus kembali kepada sistem ekonomi Islam. “Saatnya ganti sistem ekonomi kapitalisme dengan sistem ekonomi Islam,” pungkasnya.
Sebelumnya, melalui juru bicara kepresiden Julian Aldrin Pasha, SBY meminta agar aksi tidak meluas karena kuatir imej bangsa sebagai aman dan baik pudar di mata para investor. [mediaumat/www.al-khilafah.org]
“Lho, Presiden SBY kok malah menyesalkan aksi ribuan buruh di berbagai daerah dengan mengatakan khawatir mengganggu iklim investasi di Indonesia?” tanya Arim retorik kepada mediaumat.com Jum’at (5/10) melalui pesan singkat.
Padahal kebanyakan investasi di Indonesia merupakan investasi asing. “Fakta membuktikan kebanyakan investasi asing adalah alat penjajahan ekonomi seperti yang dilakukan oleh ExxonMobile, Chevron, Freeport, dll,” tulisnya.
Jadi, lanjutnya, akar masalah demo buruh yang memperjuangkan perbaikan nasibnya itu adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Sistem tersebut membuat kaum kapitalis asing semakin kaya dan membuat buruh tetap miskin. Pemiskinan itu salah satunya melalui sistem perekrutan buruh outsourching.
Dan lebih parahnya lagi, dan ini yang dianggap Arim jauh lebih berbahaya dibanding outsourching,sistem ekonomi jebakan penjajah ini melegalkan tambang minerba dan emas yang seharusnya dikelola negara untuk kemakmuran rakyat, dikuasai asing.
Padahal, beber Arim, dalam pandangan sistem ekonomi Islam, haram hukumnya menyerahkelolakan barang tambang yang hasilnya melimpah itu kepada asing. Maka bila buruh dan penduduk negeri yang mayoritas Muslim ini ingin sejahtera dan terlepas dari penjajahan asing maka harus kembali kepada sistem ekonomi Islam. “Saatnya ganti sistem ekonomi kapitalisme dengan sistem ekonomi Islam,” pungkasnya.
Sebelumnya, melalui juru bicara kepresiden Julian Aldrin Pasha, SBY meminta agar aksi tidak meluas karena kuatir imej bangsa sebagai aman dan baik pudar di mata para investor. [mediaumat/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar