Header Ads

Reelection of Obama, Berlanjutnya Penjajahan Amerika

Terpilihnya kembali Obama menjadi presiden Amerika untuk priode yang kedua menimbulkan reaksi yang beragam. Sebagian besar pemimpin dunia yang selama ini memang dikenal dekat dengan Amerika menyambut positif. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengucapkan selamat dan menyatakan benar-benar menikmati kerjasamanya dengan Obama selama ini.


Dari dunia Islam, PM Malaysia Najib Rajab sebagai yang dikutip The Star berharap Obama akan melanjutkan usahanya untuk mendorong hubungan yang saling menghormati antara AS dan dunia Islam. Hal senada disampaikan presiden Mesir, Muhammad Mursi, lewat jurubicaranya Yasser Ali yang mengucapkan selamat dan berharap terpilihnya kembali Obama akan membantu meningkatkan kerjasama antara kedua negara.

Ucapan selamat juga muncul dari PM Israel Silvan Shalom. Dia menegaskan semua pemerintah Amerika Serikat telah mendukung Israel di front politik, keamanan, dan ekonomi karena memiliki nilai dan kepentingan bersama. Menurutnya Barack Obama telah bersama-sama Israel di masa-masa yang paling sensitif. Dia menegaskan pandangan yang mengatakan hubungan Amerika dan Israel akan lebih sulit dan penuh konfrontasi pada priode kedua Obama adalah sesuatu yang keliru.

Dari Indonesia ucapan selamat muncul dari wakil sekjen PKS Mahfudz Sidiq sembari mengingatkan Obama untuk tidak menciptakan ketegangan baru di kawasan Asia Timur.  Menurutnya, kebijakan Obama selama empat tahun memimpin Amerika Serikat tidak ada yang berpengaruh secara signifikan bagi Indonesia.

Sementara itu, ketua Umum PB NU menyatakan turut bergembira dengan terpilihnya Obama karena selama kepemimpinan Obama hubungan Amerika dengan dunia Islam lebih baik. Meskipun sudah lebih baik, kata Said Aqil, kebijakan luar negeri yang dilakukan Obama masih jauh dari harapan umat Islam, terutama kebijakannya di Timur Tengah.

Berbeda halnya dengan korban pesawat tanpa awak (drone), menyatakan kecewa dengan terpilihnya kembali Obama. Sejumlah besar korban serangan pesawat tak berawak AS di daerah suku baratlaut Pakistan mengatakan kemenangan kembali Presiden AS Barack Obama membuka luka lama mereka dan mengingatkan mereka tentang kenangan yang menyakitkan.

Seorang warga-Muhammad Rehman Khan- benar-benar membenci Presiden Obama yang telah membunuh ayah serta ketiga adiknya dan satu orang keponakannya. Seluruh anggota keluarga Khan itu diketahui tewas akibat serangan udara yang dilakukan pesawat pengebom tak berawak atau drone milik AS seperti dikutip Reuters, Kamis (8/11/2012).

Keprihatinan yang sama disampaikan  Abdul Jabar yang anakanya terbunuh dalam serangan pesawat  Drone. Jabar menyatakan :  setiap kali dia memiliki kesempatan Obama akan menggigit muslim seperti ular dan lihatlah betapa banyak orang yang telah terbunuh dengan serangan pesawat tanpa awak itu. 

Senada dengan korban kekejaman Amerika , Jubir Hizbut Tahrir Indonesia menegaskan terpilihnya Obama tidak pantas disyukuri. Meski ada yang berpendapat Obama lebih baik dari pesaingnya,  politik luar negeri Amerika terhadap dunia Islam tidak berubah. Menurut Ismail, boleh saja kaum Muslimin berharap Obama akan memperbaiki hubungannya dengan dunia Islam.

Namun harapan itu, menurutnya, tidak akan terwujud. Kalau terwujud, berarti itu bukan negara Amerika lagi, berarti itu bukan presiden Amerika lagi. Amerika adalah negara imperialis sedangkan presiden Amerika itu mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan visi dan misi imperialisme.

Memang sungguh mengherankan kalau masih ada yang masih berharap pada Obama. Bukankah waktu empat tahun, waktu yang lebih dari cukup untuk membuktikan harapan dan janji Obama adalah omong kosong ?

Benar Obama menarik pasukannya dari Irak dan menyatakan misi militer AS berakhir di Irak pada 15 Desember 2011, namun dalam waktu yang bersamaan, Obama mengirim 30 ribu pasukan imperialis Amerika ke Afghanistan yang menjadi bencana bagi umat Islam di sana. Janji Obama untuk menarik pasukan dari Afghanistan juga masih menjadi perdebatan hangat.

Disamping itu Amerika, tidak sungguh-sungguh ingin melepaskan Irak. Terdapat 8 ribu pasukan Amerika yang masih bertahan di Irak. Kedubes AS di Irak juga mirip markas militer. Berdiri megah di lahan seluas 42 hektar (seluas ibu kota Vatikan).

Kekejian Amerika di bawah Obama tercermin dari penggunaan pesawat tanpa awak (drone) di Pakistan, Afghanistan, dan Yaman. Ribuan umat Islam terbunuh, diantaranya adalah anak-anak dan wanita. Meski demikian Obama tetap melanjutkan kebijakan ini hanya dengan satu alasan bahwa targetnya adalah teroris dan para militan.

Pada Januari 2009, ketika Obama berkuasa, program drone hanya dilakukan untuk Pakistan dan dilakukan 44 serangan dalam lima tahun. Ketika Obama berkuasa hal itu diperluas ke Afghanistan, Yaman dan Somalia dengan lebih dari 250 serangan. Sejak saja April telah terjadi 14 serangan di Yaman.

Guardian .co.uk, pada Sabtu (2/6) memuat analisis dengan judul yang menarik,How Barack Obama became a hardliner, bagaimana Obama menjadi seorang garis keras. Tulisan Paul Harris ini, mengungkap satu hal penting , bahwa tidak ada perubahan yang berarti dari Amerika saat dipimpin oleh Bush atau Obama.

Tidak mengherankan kalau orang dalam di Washington mempersamakan Obama dengan ‘George W Bush yang memakai steroid’.  Amos Guiora- Profesor hukum di University of Utah-  memandangnya sama dengan Bush, hanya dia jauh lebih antusias dalam masalah berperang dengan drone

Dalam tulisannya dia menyatakan bahwa Presiden AS secara pribadi mengawasi “daftar pembunuhan” atas serangan drone di Yaman dan Pakistan. Kemudian ada penyerahan tahanan (rendisi) oleh CIA, peningkatan pengawasan dan tindakan keras terhadap para pelapor kasus (whistleblower).

Janji  Obama untuk menutup Guantanamo juga omong kosong belaka. Obama malah tetap mempertahankan penyerahan tahanan (rendisi) oleh CIA untuk disiksa, para tertuduh teroris versi Amerika tanpa melalui proses hukum disiksa  di penjara-penjara rahasia di berbagai kawasan dunia yang pemimpinnya dikenal represif.

Obama juga membuktikan pernyataannya bahwa zionis Israel adalah sahabat sejatinya dan Amerika !Meskipun terkadang memanas pada tingkar retorika, namun dalam realitanya Obama tidak pernah mengecam apalagi menghentikan pembantaian dan pembunuh yang dilakukan negara Zionis Israel terhadap umat Islam.

Di bawah kepemimpinan Obama, Amerika tetap melanjutkan penjajahan ekonominya di dunia Islam termasuk Indonesia. Amerika Serikat menggunakan tekanan politik untuk tetap bisa merampok kekayaan alam Indonesia dengan memperpanjang kontrak Freeport di Papua dan Chedvron di Siak Riau yang berakhir November 2012.

Untuk memperkuat cengkraman penjajahannya di Indonesia, di bawah Obama, Amerika juga membangun kembali kedubesnya sepuluh tingkat seluas 3,6 hektar, yang mampu menampung ribuan orang. Itu berarti ada peningkatan tugas pokok dan fungsi dari kedubes Amerika di Jakarta. Itu pula berarti bahwa pergerakan kepentingan penjajahan Amerika di Indonesia akan semakin meluas dan mengakar.

Untuk itu penting kita tegaskan  Amerika baik dibawah Obama atau tidak , adalah negara yang berideologi Kapitalisme yang menjadikan penjajahan dalam berbagai bentuk sebagai metode baku politik luar negerinya. Amerika juga berstatus negara muhariban fi’lan, negara kafir yang nyata-nyata memusuhi umat Islam,dengan menjajah dan membunuh umat Islam, merampok kekayaan alam dunia Islam. Berdasarkan syariah Islam, haram hukumnya melakukan hubungan dalam bentuk apapun dengan negara ini. Hubungan dengan negara muhariban fi’lan adalah hubungan perang.

Allah SWT juga telah memperingatkan kita dalam Al Qur’an surat Huud:113 agar tidak condong atau cendrung kepada orang-orang dzolim dan mengancam pelakunya dengan api neraka. Dalam tafsir al Jalalain disebutkan cendrung atau condrong kepada orang yang dzolim itu dalam bentuk mawaddah (rasa cinta, berkasih sayang), mudahanah (berbasa-basi, bermanis muka), dan ridho bi a’malihim (ridho dengan perbuatan mereka). Dan Obama adalah pemimpin negara yang paling dzolim terhadap umat Islam di seluruh dunia. Reelection of Obama berarti berlanjutnya penjajahan Amerika yang dzolim. Pantaskah disyukuri ? (Farid Wadjdi)[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.