Header Ads

Rahasia Terungkap, Senjata Nuklir AS Lebihi 5.000

Upaya AS mengungkapkan jumlah cadangan senjata nuklir dilakukan untuk mendorong negara-negara nuklir lain menjadi lebih terbuka. Lebih lanjut lagi, hal itu juga menjadi tujuan Presiden Barack Obama untuk melakukan pelucutan global.



Pentagon mengatakan ada 5.113 hulu ledak nuklir yang dipersiapkan, disimpan sebagai cadangan aktif atau tidak diaktifkan namun masih disimpan. Dari data yang diperlihatkan mengenai jumlah senjata yang dirahasiakan AS selama berpuluh-puluh tahun, disebutkan bahwa jumlah senjata yang disimpan tersebut telah berkurang 94 persen dari tingkat maksimum yang mencapai 31.225 hulu ledak nuklir pda akhir tahun 1967.

Jumlah senjata nuklir yang diungkapkan oleh Pentagon tidak termasuk jumlah hulu ledak nuklir yang telah dinonaktifkan dan dijadwalkan untuk dibongkar. Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan jumlahnya mencapai 4.600.

Pentagon tidak memberikan rincian mengenai kekuatan hulu ledak nuklir yang masih tersisa. Tapi, menurut analisis sebelumnya, sebagian besar senata nuklir yang disimpan AS jauh lebih kuat dibandingkan 15 kiloton TNT yang dipergunakan di Hiroshima dan 22 kiloton bom yang dijatuhkan di Nagasaki. seperti dilapoka oleh kantor berita telegraph (7/12)

Sebagai satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir, AS telah mengembangkan hulu ledak nuklirnya hingga 25 megaton, yang berarti ribuan kali lebih kuat dari bom macam apa pun yang digunakan di Jepang pada akhir Perang Dunia II. Sebagian besar berkisar di antara 5 hingga 400 kiloton.

Sebelumnya, pemerintah AS hanya memberikan pengumuman setengah-setengah mengenai senjata nuklirnya. AS mengungkapkan bahwa ada 1.968 hulu ledak nuklir yang siap dioperasikan pada akhir tahun lalu. Pada 1993, AS mengungkapkan bahwa jumlah senjata nuklirnya hanya mencapai 1961.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan: "Kami rasa bersikap transparan dalam program nuklir sejalan dengan kepentingan nasional kami."

"Menurut kami, hal itu membangkitkan rasa saling percaya, membuat orang lain memahami apa yang ingin dilakukan Presiden Obama."

Mengakui adanya perdebatan sengit dalam pemerintahan mengenai dirilisnya jumlah senjata tersebut, Clinton mengatakan bahwa pada akhirnya dicapai kesepakatan bersama bahwa merilis informasi tersebut – yang sudah diketahui sebagian besar pakar – kepada publik tidak akan membahayakan keamanan cadanan senjata nuklir AS.

Sejak mulai menjabat sebagai presiden 15 bulan yang lalu, Obama menjadikan pengurangan dan pelucutan senjata nuklir sebagai tujuan utama. Ia telah menandatangani kesepakatan baru dengan Rusia yang berisi janji untuk mengurangi cadangan senjata masing-masing menjadi 1.500 dalam kurun waktu tujuh tahun.

Baru-baru ini, Obama menggelar konferensi keamanan nuklir, dan kemarin Clinton mempertegas komitmen tersebut dalam konferensi NPT PBB di New York.

Clinton mengatakan pemerintah AS ingin bergabung dengan kesepakatan bebas nuklir untuk kawasan Afrika dan Asia PAsifik, yang berarti AS berjanji untuk tidak menguji senjata atom untuk mengancam atau menyerang negara-negara di kawasan tersebut.

AS juga siap melakukan langkah-langkah "praktis" guna menciptakan zona bebas nuklir di Timur Tengah, kata Clinton.

Dari negara-negara yang memiliki senjata nuklir, Rusia diperkirakan memiliki 12.000 hulu edak nuklir, Perancis memiliki 300, China diperkirakan memiliki 200 dan Inggris 160.

Ada empat negara yang tidak menandatangani NPT, namun memiliki senjata atau perlengkapan nuklir. Menurut Natural Resources Defence Council, India diperkirakan memiliki 250 hulu ledak nuklir, Pakistan memiliki 100, Korea 10, dan Israel disebut-sebut hanya memiliki 400 hulu ledak nuklir, meski tidak pernah mengaku memiliki senjata nuklir dan diyakini jumlahnya jauh lebih besar dari angka tersebut.

Richard Burt, seorang mantan juru runding kesepakatan Start I yang kini mengepalai kelompok Global Zero, mengatakan bahwa pengumuman AS merupakan "langkah yang amat membantu."

"Jika Anda ingin membuat perkembangan, Anda harus menyertakan semua kekuatan nuklir. Hal itu membantu memberikan tekanan pada negara lain untuk menunjukkan sikap yang lebih membantu."

Seorang pejabat pemerintahan Obama mengatakan: "Kami harap yang lainnya akan mengikuti. Khususnya, kami ingin melihat transparansi dari China. Kami tidak terlalu banyak mengetahui program dan rencana mereka." [suaramedia/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.