Header Ads

Keluarga : Sirajuddin Bukan Teroris

Disaat hadir di audiensi ke Komisi III DPR-RI, bersama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Selasa, (19/2) di Gedung Nusantara II DPR-RI, Senayan, Jakarta. Baharuddin, paman Eja menceritakan kronologi meninggalnya Eja hingga keberadaan mereka di Jakarta mencari mayat Eja.



Sirajuddin alias Eja lahir di Dompu 7 Agustur 2013. Ia tinggal di Dusub Murobaka Desa Bakajaya, Kecamatan Moja Kabupaten Dompu. “Eja putus sekolah sejak SMA, dan saat itulah membantu orang tuanya dengan bekerja sebagai pelayan warung bakso di Desa oo,” ungkap Baharuddin.

Tanggal 27 Desember 2012 keluar dari tempat pekerjaannya sebagai pelayan Bakso dan masih bertemu dengan pak Jul salah satu warga desa oo pada tanggal 29 Desember 2012.

“Eja bahkan masih sempat pulang kerumah tanggal 3 Januari 2013 dan menemui bapaknya,” lanjutnya.

Namun, pada tanggal 5 Januari 2013, ujar Baharuddin, terjadi penembakan di terminal Dompu pada jam 5 pagi, sejak itulah kami tidak mengetahu kabar Eja. “Rumor dari masyarakat bahwa korbannya adalah Eja,” jelasnya.

Baharuddin menampik tuduhan kalau Eja pernah ke Poso atau pernah melakukan hal-hal ditempat lain. “Saya tegaskan itu tidak benar dan sangat keliru, bagaimana mau ke Poso ke Bima saja ia tidak pernah,” urainya.

Tanggal 26 Januari 2013, datang Briptu Ruslan Syah, Buser Polres Dompu, menyampaikan informasi kepada Kepala Dusun Murobaka. “Ia mengatakan kornban penembakan di belakang terminal Dompu adalah Sirajuddin, Pelayan bakso di desa oo,” kutipnya.

Keluarga Sirajuddin yang ingin mengetahui keberadaan mayat Sirajuddin pun sangat dipersulit oleh pihak Polres Dompu. Malah dengan santainya Kapolres Dompu mengatakan itu bukan urusannya. “itu bukan urusan saya, karena itu urusan Densus 88, begitu kata pak Kapolres,” kutip Baharuddin.

“Saya berkata, kenapa bukan urusan bapak? Inikan wilayah kekuasaan hukum bapak,”kesalnya.

Keluarga pun juga sempat di janjikan akan diberikan informasi tentang keberadaan mayat Sirajuddin dari pihak DPRD Dompu. Namun, itu semua hanya isapan jempol dan janjinya tidak terbukti. “DPRD janjikan 2x 24 jam kami akan tau informasi keberadaan mayat Eja, namun hingga saat ini (audiensi ke Komisi 3 DPR-RI) tidak ada kepastian sama sekali,” pungkasnya menarik nafas.[] fatih mujahid [mediaumat/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.