Header Ads

Amerika Serikat Siapkan Dana 60 Juta Dolar untuk Oposisi Sekuler Suriah Bentukan Barat, Umat Tetap Inginkan Khilafah

Amerika Serikat tentu tidak mau bila Khilafah sebagaimana dituntut kaum Muslim Syam serta para mujahidin tegak di bumi Syam. Untuk itu, AS berusaha merangkul tokoh oposisi sekuler serta mengumumkan pemberian dana kepada mereka. Para tokoh tadi sekalipun terus menerus diorbitkan sebagai reprentasi oposisi Suriah oleh Barat, namun tidak mendapatkan dukungan di tengah rakyat yang menginginkan Islam dan Khilafah.


Menteri Luar Negeri AS John F. Kerry mengatakan pada hari Kamis, pengumuman pemberiaan dana, makanan, dan alat medis kepada para pemberontak Suriah. Namun, ia tidak mau memberikannya kepada para pejuang militer atau kalangan revolusioner yang menginginkan Khilafah.

"Kami melakukan ini karena kami perlu berdiri di sisi mereka dalam perjuangan ini yang ingin melihat Suriah bangkit kembali dan melihat demokrasi dan hak asasi manusia," kata Kerry.

Dia benar-benar menutup mata bahwa apa yang diinginkan oleh kaum Muslim Suriah bukan demokrasi atau Barat, melainkan tumbangnya Assad dan tegaknya hukum Allah serta Khilafah sebagai pengganti sistem sekuler yang rusak ini. 

"Taruhannya sangat tinggi, dan kami tidak bisa mengambil risiko membiarkan negeri ini, di jantung Timur Tengah, dihancurkan oleh otokrat keji atau dibajak oleh ekstrimis," kata Kerry.

Amerika Serikat untuk pertama kalinya akan mengirim pasokan melalui markas pusat militer pemberontak, dengan penasihat mengawasi distribusi makanan dan obatan-obatan tersebut, kata para pejabat AS.

Bantuan-bantuan tersebut akan diberikan kepada Koalisi Oposisi yang didukung Barat, namun sebenarnya tidak mendapatkan dukungan dari rakyat warga Syam yang menginginkan Khilafah. AS juga memastikan pemberian bantuan terhadap kaki-kaki tangannya tersebut tidak jatuh ke tangan yang mereka sebut sebagai "ekstrimis".

Mereka akan menguji kemampuan pemberontak yang akan mendapatkan bantuan untuk menjaga pasokan tidak jatuh ke tangan "ekstrimis", seperti dikutip Washingtonpost.

Washington juga akan mengirimkan tambahan 60 juta dolar untuk membantu Koalisi Oposisi Sekuler Suriah untuk menyediakan layanan dasar seperti sanitasi dan pendidikan di daerah-daerah yang dikontrol pemberontak. Ini di atas sekitar 50 juta dolar dihabiskan untuk bantuan langsung bagi oposisi. Tujuan pemberian uang baru tersebut untuk meng-counter layana jaringan yang semakin efektif oleh militan.

Inggris dan negara-negara lain bekerja sama dengan Amerika Serikat diharapkan untuk melangkah lebih jauh untuk membantu Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dengan menyediakan peralatan medan seperti kendaraan lapis baja, perangkat penglihat malam, atau pelindung tubuh.

Amerika Serikat merupakan salah satu dari sekitar belasan negara yang siap memberikan dukungan keuangan dan praktis yang lebih luas bagi para pemberontak yang diinginkan mereka untuk menggulingkan penguasa yang dulu AS mendukungnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kery dan para diplomat lainya membingkai bantuan baru selama pertemuan dengan pemimpin oposisi sekuler Suriah hari Kamis di Roma.

Sungguh memalukan, berdiri di samping pejabat negeri penjajah AS Kerry, pemimpin Oposisi Sekuler Suriah Moaz al-Khatib yang hadir dalam pertemuan dengan para pembesar dunia yang telah banyak memberikan ketidakamanan bagi kaum Muslim tersebut.

Kerry mengatakan Assad "kehabisan waktu dan harus hengkang dari kekuasaan". Tetapi para pejabat mengakui bahwa Assad telah menunjukkan sedikit tanda bahwa dia siap untuk tawar menawar dengan para pemberontak.

Demikianlah, berabagai langkah Barat mencegah tegaknya Khilafah di bumi Suriah serta sikap yang menghinakan dari antek-anteknya, seperti Oposisi buatan pimpinan Ma’adz al-Khathib yang ikut menjalankan program-program Barat. Sementara, di jantung-jantung kota rakyat Syam tetap pada keinginan mereka "Satu Umat Satu Bendera Satu Peperangan!". Semua itu hanya dengan satu solusi: Khilafah! [m/fatih/washingtonpost/syabab/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.