Header Ads

MHTI Yogyakarta Audiensi ke Kantor DIKPORA DIY untuk Tolak Miss World

Belum lama ini, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I HTI DIY Yogyakarta melakukan audiensi ke Kantor DIKPORA DIY dalam Rangka Menolak Kontes Miss World



Rabu, 11 September 2013 Kunjungan tersebut diterima oleh kepala dinas DIKPORA bapak Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji dan didampingi oleh Ibu Dra. Mulyati Yuni Pratiwi,M.Si, Kabid PNFI dan ibu Dra Triana Purnamawati,MM, Kabid DikMenti. Audiensi ini dipimpin oleh Ustadz Sidiq Al Bantuli didampingi Ibu Hana dan jubir Komunitas Muslimah Rindu Syariah & Khilafah HTI, Ibu Aeni Qoriah, dengan Ibu Dini Prananingrum dan notulensi Ibu Nurhidayah serta saudari Hernani Sulistyaningsih sebagai dokumentasi.

Penerimaan yang cukup baik oleh Bapak Aji selaku Ka DIKPORA membuat suasana jadi nyaman. Pada awal pembicaraan dipersilahkan Ustadz sidiq untuk memperkenalkan team audiensi, selanjutnya menyampaikan alasan mengapa HTI menolak penyelenggaraan Kontes Miss Word di Indonesia,ada 7 alasan yaitu:

1. Kapitalisasi Perempuan, perempuan diperlakukan sebagai barang dagangan yang dinilai dari fisiknya untuk dieksploitasi dan ini merendahkan martabat perempuan,

2. Dusta Konsep 3B,karena itu hanya untuk membungkus supaya diterima masyarakat karena yang utama di nilai tetap beauty, beauty, beauty,

3. Kampanye Liberalisasi Budaya,Indonesia sebagai negeri terbesar dunia,menjadi kiblat negeri muslim yang lain karena sebagai penyelenggara kontes Miss World akan meneguhkan negeri muslim yang lain untuk mengikuti sehingga Indonesia menjadi kiblat liberalisasi budaya.

4. Motif Eksploitasi Ekonomi terselubung, populasi 235 juta penduduk negeri ini adalah market yang menggiurkan bagi penjualan berbagai komoditi.

5. Kedok Pariwisata, alasan untuk meningkatkan pariwisata dan citra bangsa di dunia internasional adalah picik, konyol dan mengada-ada serta menunjukkan ketidakmampuan pemerintah untuk mengelola Negara dengan kaidah yang bersendikan moralitas bangsa yang mulia dan cerdas. Dan merupakan pelecehan terhadap umat Islam Indonesia yang sedang bergiat menegakkan Syariat Islam Kaffah.

6. Ajang Arus penyesatan, pihak penyelenggara sedang giat melakukan arus penyesatan opini kepada masyarakat melalui media untuk mendapat dukungan umat, seperti tokoh-tokoh yang mendukung senantiasa diekspos di media, sedangkan yang menentang tidak pernah.

7. Membawa Negara Tunduk pada Korporasi, karena dengan berbagai penolakan yang ada, pemerintah tetap ijnkan. Maka kami merupakan bagian dari umat yang sangat peduli terhadap nasib bangsa dari pengaruh buruk diselenggarakannya kontes ini akan tetap gencar melakukan aksi penolakan dengan menyampaikan kepada dinas-dinas terkait dan kepada seluruh masyarakat pada umumnya.

Ditambahkan oleh Ibu Aeni bahwasannya ajang seperti Miss World akan membuat anak didik tidak memperhatikan bagaimana mencintai ilmu tapi akan mengarahkan anak didik lebih memperhatikan fisik, sehingga mereka akan melakukan segala upaya untuk mempercantik dirinya, glamour. Selain itu ajang-ajang seperti ini akan mengarahkan anak pada moral destruktif, mencontoh gaya hidup barat yang sangat bertentangan dengan gaya hidup Islam dan ketimuran yang untuk seperti itu mereka akan melakukan berbagai macam cara demi ‘gaya hidup’. Ini sangat berbahaya bagi generasi calon pemimpin umat masa depan. Solusi persoalan ini tidak lain adalah Indonesia sebagai Negara muslim tidak menerapkan syariat Islam sebagai landasan aturan kehidupan manusia, baik individu, masyarakat maupun Negara. Inilah arah perjuangan HTI pada khususnya dan HT di belahan dunia semuanya, menginginkan diterapkannya syariat karena selain keimanan juga karena syariah adalah solusi segala persoalan hidup manusia, dan diterapkan dalam naungan Daulah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhajiin Nubuwwah.

Bapak Aji selaku kepala DIKPORA menyampaikan terima kasih, apa yang disampaikan menjadi tambahan waawasan, beliau mengatakan kalau pada posisi yang sama yaitu menolak kontes seperti Miss World tapi dalam bentuk yang berbeda, misalnya beliau berusaha menutup mata anak-anak didik dengan berbagai aktivitas pendidikan yang membuat mereka sibuk. Dikpora pun sudah pernah melayangkan surat pernyataan “keberatan” terhadap penyelenggaraan Miss World. Beliau menyampaikan bahwa ada perbedaan langkah karena posisi dan amanah beliau dan karena tugas beliau harus bisa mengakomodasi seluruh umat. Selanjutnya beliau sangat berharap ini bukan yang terakhir. Beliau menyampaikan bahwa ‘bapak membuka diri untuk menerima kritik-kritik apa saja tapi juga memberikan solusi. Bapak sangat tidak suka adanya berbagai kritikan pedas tanpa adanya solusi. Beliau pun berharap silaturahmi ini terus bisa terjalin termasuk melalui email atau yang lain. Kami pun meninggalkan produk HTI diantaranya Al Waie, Media Umat, buletin Al Islam dan press release sikap penolakan HTI terkait diselenggarakannya Miss World. (HS) [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.