On The Right Track
Oleh : Arum Ihsan
Alhamdulillah minggu pagi hingga siang kemarin (22 September 2013), saya berkesempatan hadir dan menyampaikan materi di depan tokoh caleg pada acara yang digelar MHTI Jatim. Sampai di ujung materi saya sampaikan kilas sejarah bagaimana pemerintahan Islam (Khilafah) menjaga kehormatan dan kemuliaan perempuan, jauh berbeda dengan pemerintahan hari ini yang justru mengorbankan dan menjual kehormatan perempuan negerinya. Sebagai contoh diijinkannya Miss World tetap digelar di Bali.
Saat sesi tanya jawab, salah satu caleg dari partai Pxx langsung menyanggah : “Saya tidak sepakat dengan pembicara, yang menganggap pemerintah tidak peduli. Saya hadir di pertemuan dengan Presiden. Beliau sangat marah, bahkan sampai menggebrak meja karena Miss World diadakan di Indonesia. Ketua partai kami pun sampai memukul-mukul kepalanya saking jengkelnya. Pemerintah tidak kuasa karena penyelenggara seorang pengusaha besar (yang sekarang juga mencalonkan jd wapres) sangat ngotot dan masyarakat Bali pun mendukung acara tersebut, bahkan mereka mengancam akan mengadakan Perang Puputan jika dilawan. Karena marah dan tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya Presiden pun meninggalkan Indonesia untuk menghadiri pertemuan G-20 di Rusia. Jadi jangan anggap Pemerintah setuju ajang tersebut.”
Saya pun tersenyum mendengar penyampaian beliau yang bersemangat. Justru dari sanggahan caleg tersebut makin memantapkan diri bahwa perjuangan hari ini tidak salah. ON THE RIGHT TRACK. Betapa tidak, seorang pemimpin adalah penanggung jawab dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya dengan kadar dan level dimana dia memimpin. Semisal jika sebuah keluarga, ada bapak, ibu dan anak-anaknya. Satu hari rumah keluarga tersebut didatangi 10 perampok yang berbadan kekar dan sadis. Perampok tersebut akan merusak kehormatan istri dan anak perempuannya. Karena ngeri dan merasa tidak berdaya dengan lihat jumlah perampok,maka si Bapak pun keluar rumah ‘untuk rapat di RW’ dengan keadaan marah. Kira-kira lihat Bapak tidak punya nyali dan lepas tanggung jawab seperti ini bagaimana??
Negeri ini pun ada pemimpinnya, yakni Presiden. Kalau ada masalah beliau ngambek dan marah dan kadang curhatnya di twitter, bahkan saat kehormatan perempuan di negerinya dipertaruhkan beliau malah pergi. Pemimpin macam apa ini?? Beliau adalah PangTi (Panglima Tertinggi), punya TNI dengan jajaran angkatan, darat, laut dan udara, serta kepolisian. Mengapa tidak punya nyali ? Benar-benar penguasa di negeri ini adalah PARA KAPITALIS karena sistem yang dianut adalah SISTEM KAPITALIS-DEMOKRASI-SEKULER. Sekalipun ganti rezim(pemimpin) ribuan kali, tetaplah pemimpin hakiki adalah para kapitalis (pengusaha tajir).Penguasa tidak bisa berkutik terhadap pengusaha, karena atas jasa para konglomerat itulah mereka sampai di tampuk kekuasaan. Dengan sistem Demokrasi yang mahal, sulit bagi mereka sampai di kursi kekuasaan tanpa gelontoran dana dari pengusaha. Akhirnya lahirlah politik dagang sapi. Tawar-menawar. Kalau anda jadi penguasa, jangan buat undang-undang dan kebijakan yang menyusahkan usaha kami. Kalau anda jadi penguasa, jangan macam-macam sama kami. Ingat-ingat, anda (penguasa) bisa naik dan turun dari kekuasaan karena uang kami (pengusaha).
Dari sini, makin terbuka lebar mata kita, ganti pemimpin saja tak cukup untuk merubah negeri yang makin terpuruk ini. Satu-satunya jalan adalah merubah sistem ini secara revolusioner, menggantinya dengan sistem yang baik-dari Dzat yang Maha Baik, yakni SISTEM KHILAFAH ISLAMIYYAH berdasarkan manhaj kenabian. Kita tidak akan bisa menjadi mulia dengan sistem Demokrasi Kapitalis yang bobrok ini. Ibarat ketika sebuah pohon busuk sejak dari akarnya, mengumpulkan beberapa daun tidak akan mampu mendatangkan buah segar yang kita inginkan . Kita pun jangan sampai silau jika ada perubahan dan posisi yang sedikit membaik dengan diterapkannya undang-undang yang ada, karena dengan Islam-Allah menjanjikan yang lebih besar, dunia dan seisinya serta surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.
Jadi, bersemangatlah para pengemban dakwah. Bersabarlah dan tambahlah kesabaran itu hingga pertolongan Allah datang dengan tegaknya Khilafah ar Rasyidah.
Surabaya, 23 Sept 2013
[www.al-khilafah.org]
Alhamdulillah minggu pagi hingga siang kemarin (22 September 2013), saya berkesempatan hadir dan menyampaikan materi di depan tokoh caleg pada acara yang digelar MHTI Jatim. Sampai di ujung materi saya sampaikan kilas sejarah bagaimana pemerintahan Islam (Khilafah) menjaga kehormatan dan kemuliaan perempuan, jauh berbeda dengan pemerintahan hari ini yang justru mengorbankan dan menjual kehormatan perempuan negerinya. Sebagai contoh diijinkannya Miss World tetap digelar di Bali.
Saat sesi tanya jawab, salah satu caleg dari partai Pxx langsung menyanggah : “Saya tidak sepakat dengan pembicara, yang menganggap pemerintah tidak peduli. Saya hadir di pertemuan dengan Presiden. Beliau sangat marah, bahkan sampai menggebrak meja karena Miss World diadakan di Indonesia. Ketua partai kami pun sampai memukul-mukul kepalanya saking jengkelnya. Pemerintah tidak kuasa karena penyelenggara seorang pengusaha besar (yang sekarang juga mencalonkan jd wapres) sangat ngotot dan masyarakat Bali pun mendukung acara tersebut, bahkan mereka mengancam akan mengadakan Perang Puputan jika dilawan. Karena marah dan tidak bisa melakukan apa-apa, akhirnya Presiden pun meninggalkan Indonesia untuk menghadiri pertemuan G-20 di Rusia. Jadi jangan anggap Pemerintah setuju ajang tersebut.”
Saya pun tersenyum mendengar penyampaian beliau yang bersemangat. Justru dari sanggahan caleg tersebut makin memantapkan diri bahwa perjuangan hari ini tidak salah. ON THE RIGHT TRACK. Betapa tidak, seorang pemimpin adalah penanggung jawab dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya dengan kadar dan level dimana dia memimpin. Semisal jika sebuah keluarga, ada bapak, ibu dan anak-anaknya. Satu hari rumah keluarga tersebut didatangi 10 perampok yang berbadan kekar dan sadis. Perampok tersebut akan merusak kehormatan istri dan anak perempuannya. Karena ngeri dan merasa tidak berdaya dengan lihat jumlah perampok,maka si Bapak pun keluar rumah ‘untuk rapat di RW’ dengan keadaan marah. Kira-kira lihat Bapak tidak punya nyali dan lepas tanggung jawab seperti ini bagaimana??
Negeri ini pun ada pemimpinnya, yakni Presiden. Kalau ada masalah beliau ngambek dan marah dan kadang curhatnya di twitter, bahkan saat kehormatan perempuan di negerinya dipertaruhkan beliau malah pergi. Pemimpin macam apa ini?? Beliau adalah PangTi (Panglima Tertinggi), punya TNI dengan jajaran angkatan, darat, laut dan udara, serta kepolisian. Mengapa tidak punya nyali ? Benar-benar penguasa di negeri ini adalah PARA KAPITALIS karena sistem yang dianut adalah SISTEM KAPITALIS-DEMOKRASI-SEKULER. Sekalipun ganti rezim(pemimpin) ribuan kali, tetaplah pemimpin hakiki adalah para kapitalis (pengusaha tajir).Penguasa tidak bisa berkutik terhadap pengusaha, karena atas jasa para konglomerat itulah mereka sampai di tampuk kekuasaan. Dengan sistem Demokrasi yang mahal, sulit bagi mereka sampai di kursi kekuasaan tanpa gelontoran dana dari pengusaha. Akhirnya lahirlah politik dagang sapi. Tawar-menawar. Kalau anda jadi penguasa, jangan buat undang-undang dan kebijakan yang menyusahkan usaha kami. Kalau anda jadi penguasa, jangan macam-macam sama kami. Ingat-ingat, anda (penguasa) bisa naik dan turun dari kekuasaan karena uang kami (pengusaha).
Dari sini, makin terbuka lebar mata kita, ganti pemimpin saja tak cukup untuk merubah negeri yang makin terpuruk ini. Satu-satunya jalan adalah merubah sistem ini secara revolusioner, menggantinya dengan sistem yang baik-dari Dzat yang Maha Baik, yakni SISTEM KHILAFAH ISLAMIYYAH berdasarkan manhaj kenabian. Kita tidak akan bisa menjadi mulia dengan sistem Demokrasi Kapitalis yang bobrok ini. Ibarat ketika sebuah pohon busuk sejak dari akarnya, mengumpulkan beberapa daun tidak akan mampu mendatangkan buah segar yang kita inginkan . Kita pun jangan sampai silau jika ada perubahan dan posisi yang sedikit membaik dengan diterapkannya undang-undang yang ada, karena dengan Islam-Allah menjanjikan yang lebih besar, dunia dan seisinya serta surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.
Jadi, bersemangatlah para pengemban dakwah. Bersabarlah dan tambahlah kesabaran itu hingga pertolongan Allah datang dengan tegaknya Khilafah ar Rasyidah.
Surabaya, 23 Sept 2013
[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar