Roundtable Discussion Tokoh Perempuan “Melawan Imperialisme AS terhadap Perempuan di Asia Tenggara melalui KTT APEC dan Rezim Pasar Bebas” (4)
Pada sesi tanya jawab, seorang tokoh praktisi kesehatan menanyakan
tentang langkah apa yang akan ditawarkan HTI terkait dengan persoalan
‘penjajahan ekonomi’. Dengan tegas Iffah Ainur Rochmah (Juru Bicara
MHTI) mengatakan, “Jika ingin mengakhiri penjajahan ya harus memutus
rantai penjajahan itu. Perjanjian internasional adalah pintu untuk
membuka penjajahan. Kapitalisme global sudah sekarat, tapi selanjutnya
yang lebih berbahaya, mereka akan gelap mata untuk lebih hebat melakukan
penjajahan. Untuk memutus rantai penjajahan ini, maka harus dilakukan:
1) tidak mengikuti perjanjian internasional. Penguasa muslim (Indonesia)
harus sadar betul sebagaimana QS An-Nisaa ayat 141 “Sesungguhnya Allah
tidak akan membiarkan kaum kafir menguasai kaum muslimin”; 2) mata
rantai penjajahan itu tidak ada pada pemimpin tapi pada kebijakan; 3)
harus ada tatanan pemerintahan bagi umat, Indonesia harus menegaskan
posisi, mau jadi negara apa? Jika tidak jelas identitasnya, maka
Indonesia akan terus menjadi bulan-bulanan penjajah. Oleh karenanya,
identitas sebagai negeri muslim terbesar di dunia harus dimunculkan.
Istilahnya dalam bahasa fikih adalah Khilafah. Pemberdayaan perempuan
itu bukan untuk dieksploitasi, melainkan pada perannya sebagai ibu dan
pendidik generasi.”
Nida Sa’adah menambahkan, patutkah kita menabur harapan pada sesuatu yang masa depannya sudah dapat diketahui sejak sekarang? Tentu beda jika kita menabur harapan pada solusi alternatif yang pernahdicontohkan oleh Rasul SAW. Kesepakatan dengan negara kapitalis telah semakin memiskinkan kita, maka sudah seharusnya kita memilih Islam. Sister Sumayyah juga memberikan tanggapan yang senada, kita melihat penjerat dari Barat ini memang sangat licik. Seharusnya kita menghindari jeratan ini. Kedatangan Obama maupun wakilnya di APEC adalah untuk mendesak para pemimpin negara-negara kecil untuk menandatangani pembaharuan perjanjian-perjanjian ekonomi.
[htipress/www.al-khilafah.org]
Nida Sa’adah menambahkan, patutkah kita menabur harapan pada sesuatu yang masa depannya sudah dapat diketahui sejak sekarang? Tentu beda jika kita menabur harapan pada solusi alternatif yang pernahdicontohkan oleh Rasul SAW. Kesepakatan dengan negara kapitalis telah semakin memiskinkan kita, maka sudah seharusnya kita memilih Islam. Sister Sumayyah juga memberikan tanggapan yang senada, kita melihat penjerat dari Barat ini memang sangat licik. Seharusnya kita menghindari jeratan ini. Kedatangan Obama maupun wakilnya di APEC adalah untuk mendesak para pemimpin negara-negara kecil untuk menandatangani pembaharuan perjanjian-perjanjian ekonomi.
[htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar