Header Ads

Bedah Buku “Panduan Lurus Memahami Khilafah Islamiyah Menurut Kitab Kuning”

HTI Riau mengadakan bedah buku “panduan lurus memahami Khilafah Islamiyah menurut Kitab Kuning” di Masjid Jamaalul Jamil Future Islamic Center (10/11). Hadir sebagai pembicara Syamsudin Ramadhan An Nawiy Penulis Buku, Abdul Somad Pakar Hadist Riau dan Wahyudi Al Maroky Direktur Pamong Institute. Acara dihadiri lebih dari 1000 kaum muslim di sekitar Pekanbaru.

Penulis Buku Syamsudin Ramadhan menjelaskan aktivitas menegakkan Khilafah Islamiyyah merupakan kewajiban paling penting dari sekian banyak kewajiban penting lainnya di dalam agama Islam.  Sebab, para shahabat lebih menyibukkan diri mereka pada kewajiban agung ini dibandingkan kewajiban mengubur jenazah Nabi Saw., maka seorang Mukmin harus “lebih menyibukkan dan memfokuskan dirinya “ pada kewajiban ini, dan menjadikannya persoalan utama. Pasalnya, Khilafah Islamiyah adalah satu-satunya thariqah syar’iyyah (metode syar’i) untuk menerapkan Islam secara sempurna sekaligus melanggengkan kepemimpinan kaum Muslim di seluruh dunia. Ucapnya.
Pembedah buku Pertama Abdul Somad menjelaskan tentang definisi kitab kuning yaitu kitab referensi klasik yang banyak menjadi rujukan para ulama. Beliau menjelaskan kitab-kitab berabad-abad yang lalu sekitar 13 kitab kuning menjadi rujukan dari buku yang kita bedah ini, banyak nash-nash yang menjelaskan tentang kewajiban mengangkat seorang khalifah. Ujarnya.
Pembedah kedua Wahyudi Al Maroky mengatakan bahwa  satu-satunya sistem pemerintahan yang didesain untuk menerapkan Syariat Islam adalah Khilafah, sementara demokrasi sama sekali tidak didesain untuk menerapkan Syariat Islam. jadi jika ada yang ingin menerapkan Syariat Islam dalam demokrasi maka ada dua kemungkinan, dia tidak paham demokrasi atau dia tidak tahu Khilafah.

Setelah pemaparan dari ketiga pembicara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Para peserta berkesempatan untuk bertanya, salah satu pertanyaan adalah bagaimana memposisikan demokrasi, apakah bisa menjadi wasilah untuk menegakkan Khilafah.
Syamsudin menjelaskan bahwa ketika hendak merumuskan metode perjuangan untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah, maka, harus dipastikan bahwa metode yang dipakai adalah metode yang hanya berdasarkan perintah dan larangan Allah SWT.  Metodenya adalah Tholabun Nushrah yaitu aktivitas meminta nushrah atau dukungan dari ahlul quwwah agar mereka memberikan dukungan (nushrah) untuk menopang tegaknya Daulah Khilafah Islamiyyah.  Nabi saw di dalam riwayat, telah menempuh thalabun nushrahsebagai thariqah untuk menegakkan Daulah Islamiyyah di Madinah Munawarah. [apri/mi-hti-riau/syabab/www.al-khilafah.org]
Rekaman Audio
bag 1 https://db.tt/CuJxKPEQ (5,5mb)
bag 2 https://db.tt/9qACb1Bx (5,5mb)
bag 3 https://db.tt/SLeYMSCx (5,5mb)
bag 4 https://db.tt/MxaQOvjX (1,1mb)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.