Header Ads

DPD HTI : Bogor Bisa Berubah

Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1435 H, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Bogor, menggelar Halqoh (kajian) "Islam dan Peradaban" bertempat  Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, Jl. Raya Pajajaran No.10 Bogor, Selasa (5/11/13) dengan tema "Bogor Bisa Berubah".



Hadir sebagai nara sumber pada Halqoh (kajian) "Islam dan Peradaban" dengan tema ‘Bogor Bisa berubah’ ini, Gus Uwik (Ketua DPD HTI Kota Bogor), Walikota Bogor terpilih, Dr. Bima Arya, Hazairin Sitepu (CEO Radar Bogor), lalu Andrea. H. Poeloengan (Pimred Bogorplus.com) dan Ustadz Ir. H. Ahmad Iman selaku ketua Forum Komunikasi Umat Islam (Forkami).

Ketua DPD HTI Kota Bogor, Gus Uwik mengatakan, latar belakang digelarnya Halqoh ini adalah bahwa pada momentum Tahun Baru Islam 1435 H ini, HTI ingin mengajak masyarakat muslim Kota Bogor untuk melihat dan melakukan napak tilas perjalanan Rasulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.

Menurutnya, dalam proses Hijrah tersebut terdapat pesan penting yang harus di-imami dan diikuti oleh kaum muslimin.

“Yang perlu kita ketahui, kenapa Rasulullah harus Hijrah dari Mekkah ke Madinah karena Rasul meninggalkan kehidupan dan sistem jahiliyah selama di Mekkah menuju Madinah untuk menegakkan Syariat Islam di Madinah,” terangnya.

"Dengan adanya kegiatan yang menghadirkan nara sumber yang berkompeten ini, kita mengharapkan mendapatkan masukan-masukan untuk perubahan Kota Bogor," terang Gus Uwik.

Sementara itu Walikota Bogor terpilih, Bima Arya kepada  jema'ah yang hadir bahwa seorang pemimpin itu adalah ketauladannya, serta tidak terputusnya tali silaturahmi dengan warga untuk menggalang kebersamaan. "Warga kota Bogor ini senang bersilaturahmi dan guyub," kata Bima.

Dihadapan para jemaah Bima juga mengatakan, bahwa dirinya akan terus road show untuk menggalang kebersamaan untuk paham apa yang akan di tuju, serta apa yang yeng menjadi musuh bersama.

“Rasulullah dulu jelas apa musuh bersamanya, yaitu melawan kemusyrikan. Saya percaya musuh bersama kita cukup banyak, tetapi harus ada satu, dua atau tiga yang harus kita lawan secara bersama-sama. Sekarang prinsip-prinsip Tauhid itu dilanggar, dulu dengan menuhankan yang lain-lain, dulu Tuhannya berhala. Sekarang Tuhannya adalah rupiah, kursi jabatan. Nah itu adalah musuh kita bersama. Dan saya merasakan ketika proses Pilkada luar biasa berat melawan pragmatisme, melawan pikiran-pikiran tadi, yang saya kira itu sikap mental yang harus kita lawan bersama,” jelas Bima Arya.

Bima menegaskan pula, bahwa cita-cita semua orang sama tentang perubahan, seperti juga HTI dimana kita merindukan Bogor ini seperti Madinah yang sangat ideal, dimana dalam waktu cepat sudah meng-eksplore sehingga menjadi kuat di Jazirah Arab itu. Tinggal di Kota Bogor bagaimana konsep perubahan itu bisa dirununkan kepada masyarakat. Dalam pembangunan nanti, bagi Bima, seperti mall-mall, hotel, izin nya akan dibatasi secara ketat, tetapi pembangunan karakter akan diutamakan.

CEO Radar Hazairin Sitepu, dalam kegiatan yang digelar HTI ini meyampaikan perihal penegakkan hukum menjadi PR besar termasuk di kota Bogor.

Menurut Hazairin, perlu kontrol terhadap Kejaksaan dan Kepolisian, karena banyak perkara yang ditangani Kejaksaan penerapan pasalnya menyimpang dari nilai hukum yang mereka lakukan, banyak juga perkara di Kepolisian menyimpang dari nilai atau beban hukum yang harusnya diterapkan kepada mereka.

"Kita lihat misalnya orang yang melakulan korupsi ratusan miliyar tapi hanya dihukum sepuluh tahun. Saya pikir tidak adil. Bagimana masyarakat bisa mengontrol kepada aparat penegak hukum, baik Kejaksaan maupun Kepolisan dalam pelaksanaan tugas mereka," tegas Hazairin.

Sementara itu Andrea H. Poeloengan , Pimred bogorplus.com, membuka paparannya dengan mengatakan, bahwa Demokrasi itu bagian dari kemusyrikan, kalimat pertama yang disampaikan ini mendapat persetujuan dan sambutan meriah dari para jemaah yang hadir memenuhi kantor MUI Kota Bogor.

Bagi Andrea, bahwa suara yang paling tinggi adalah suara Tuhan, bukan suara rakyat, karena jika suara rakyat, berarti menduakan Tuhan, suara Tuhan adalah Maha tinggi. Andrea mengkonfirmasi kepada jama'ah audiens, "Betul tidak?". Dijawab oleh audiens "Betuuul."

Lebih lanjut Andrea mengatakan, bahwa negara kita ini memang negara Demokrasi, tetapi bukan Demokrasi seperti negara barat. "Kita Demokrasi Pancasila berbeda dengan Demokrasi Barat, dimana nilai yang harus dikedepankan adalah musyawarah. Pemimpin dipilih melalui musyawarah, seperti jaman Rasulullah dulu, bukan one man one vote," tegas Andrea.

Untuk perubahan kota Bogor, bagi Andrea adalah tergantung pemimpinnya, “Makanya saya sangat setuju ketika kang Bima Arya turun sendiri,” ujar Andrea.

Pada pembicara terakhir ketua Forum Komunikasi umat Muslim (Forkami) kota Bogor, Ust Ahmad Iman, menyampaikan permasalah-permasalahan di kota Bogor, dan harus adanya perubahan.

Menurut Ust Iman kalau mau Kota Bogor berubah, semua komponen masyarakat, apakah itu rakyat, pemimpin, harus berubah semua.

Jangan cuma bicara tetapi amalkanlah apa yang dibicarakan, karena jika tidak Allah sangat murka.“Hai orang-orang yang beriman, kenapa kau mengatakan sesuatu yang tidak kau lakukan, sungguh sangat besar murka Allah bagi orang yang berbicara tetapi tidak mengamalkan,” ujar Ust Iman.

Lanjut Ust Iman buat apa membuat planning atau rencana tetapi tidak di implementasikan.

Ust Iman mengataka, bahwa Forkami telah membuat sebuah perubahan, yaitu berjihad tanpa berdarah, yaitu pada permasalahan GKI Yasmin.

Acara Halqoh (kajian) Islam dan Peradaban yang dimoderatori oleh Ust Purnomo ini dihadiri oleh  sekitar 500 orang yang terdiri dari jama'ah HTI di Kota Bogor juga berbagai elemen dari penjuru Kota Bogor, seperti tampak terlihat budayawan Eman Sulaeman, Ace Sumanta, KH. Tubagus Mulyadi Mawahib, Advokat Hasyim Nahumarury, SH, Boy K. Kusumabrata (caleg PAN), serta Ibu Nani dari Ikatan Istri Veteran dan lainnya. [bogorplus/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.