Header Ads

Gus Uwik : Mari Kita Mencontoh Perubahan Yang Dilakukan Rasulullah SAW

Gus Uwik
Gus Uwik
Datangnya tahun baru hijriah, Ketua DPD HTI Kota Bogor, Gus Uwik mengatakan, momentum Tahun Baru Islam 1435 H ini, HTI ingin mengajak masyarakat muslim Kota Bogor untuk melihat dan melakukan napak tilas perjalanan Rasulullah SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Menurutnya, dalam proses hijrah tersebut terdapat pesan penting yang harus diimami dan diikuti oleh kaum muslimin.



“Yang perlu kita ketahui, kenapa Rasulullah harus hijrah dari Mekkah ke Madinah, karena Rasul meninggalkan kehidupan dan sistem jahiliyah selama di Mekkah menuju Madinah untuk menegakkan Syariat Islam di Madinah,” ujar Gus Uwik kepada bogorplus.com, usai Halqoh (kajian) ‘Islam dan Peradaban’ bertempat  Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor, Jl. Raya Pajajaran No.10 Bogor, Selasa (5/11/13).

Gus Uwik mengharapkan agar umat muslim Kota Bogor dapat merasakan dan tergambar secara jelas bagaimana perjalanan Rasulullah hijrah dari fase Mekkah ke fase Madinah, membangun peradaban baru di Madinah dengan mendirikan negara Islam.

“Jadi bukan semata pawai hura-hura menyambut tahun baru. Jika demikian, apa bedanya dengan perayaan tahun baru yang lain?” jelas Gus Uwik.

Oleh karena itu, dalam momentum 1 Muharram sekarang Gus Uwik berharap, seluruh umat muslim dapat kembali ke Islam yang sempurna. Baik secara individu, masyarakat dan negara. Dalam kontek individu, melakukan perubahan menjadi pribadi yang lebih sholih/sholihah. Dalam kontek masyarakat menjadikan masyarakat yang tidak Islami menjadi masyarakat Islami. Sedangkan dalam konteks negara, mengganti sistem hukum yang bertentangan dan tidak bersumber dari syariat Islam diganti dengan syariat Islam.

“Pesan dari peringatan Tahun Baru Hijriah ini bukan hanya diperingati secara seremonial saja, tapi masyarakat harus tahu ada peristiwa besar dalam sejarah itu, yakni tegaknya Daulah di Madinah. Saya yakin, jika masyarakat dan pemerintah Kota Bogor dalam melakukan proses perubahan senantiasa berdasarkan pada syariat Islam maka bogor akan menjadi kota dengan penuh keberkahan dari langit dan bumi. Oleh karena itu mari kita mencontoh keberhasilan gerakan perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam memperbaiki masyarakat,” pungkasnya.

Menurut tokoh muda bogor ini, kondisi masyarakat Bogor modern saat ini jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat jahiliyah pra hijrah Islam tampak banyak kemiripan, dan bahkan dalam beberapa hal justru lebih buruk.

Dalam aspek ekonomi, riba, manipulasi, kecurangan dalam timbangan dan takaran, penimbunan, eksploitasi oleh pihak ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah, konsentrasi kekayaan pada segelintir orang, dan sebagainya, kental mewarnai kehidupan ekonomi masyarakat jahiliyah. Hal yang sama juga mewarnai kehidupan ekonomi modern Kota Bogor saat ini.

“Kalau kita mau jujur, bahkan saat ini riba justru menjadi pilar sistem ekonomi dan negara. Termasuk juga di Kota bogor,” jelasnya.

Pada aspek sosial, masyarakat jahiliyah pra hijrah identik dengan kebobrokan moral yang luar biasa. Mabuk, pelacuran dan kekejaman menyeruak di mana-mana. Anak-anak perempuan yang baru lahir pun dibunuh. Kondisi itu juga terjadi saat ini bahkan lebih buruk. Perzinaan difasilitasi dengan lokalisasi.

“Jika dahulu anak perempuan yang dibunuh, sekarang banyak anak tanpa pandang laki-laki atau perempuan dibunuh bahkan sebelum lahir. Lihat saja data menunjukkan angka aborsi, tiap tahun di Kota Bogor terjadi peningkatan yang sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.

Oleh karena itu, Gus Uwik menegaskan, bahwa tepat jika kondisi kehidupan saat ini disebut jahiliyah modern. Maju secara sains dan teknologi, namun aturan dan sistemnya tetap aturan dan sistem jahiliyah, aturan dan sistem buatan manusia, yang menentukan format, corak dan kondisi kehidupan masyarakat. Ini semua akibat ditinggalkannya syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai aturan individu, masyarakat hingga negara.

“Inilah pentingnya momentum perjuangan menegakkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah tatkala memaknai hijrah. Inilah yang sebenarnya pesan yang ingin disampaiakan oleh Umar bin Khattab ketika menjadikan peristiwa hijrah Rasul dari Mekkah ke Madinah sebagai awal perhitungan tahun. Agar kita kembali dalam aturan Islam secara sempurna,” tegasnya. [bogorplus/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.