Header Ads

Tegakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Ulama NU Jember Pimpin Santri Geruduk Diskotik

Sejumlah Ulama NU bersama para santri menggeruduk sebuah diskotik di kompleks pertokoan Gajah Mada Square, Jalan Gajah Mada, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (08/11) sore. Mereka menuntut agar tempat hiburan itu ditutup karena dinilai menjadi tempak maksiat.



KH Abdul Hamid Hasbullah, salah satu Ulama NU yang memimpin aksi mengatakan, “Kami tak hendak melawan polisi, kami hanya ingin menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (mencegah kejahatan dan mengajak kebaikan),” seperti dikutip dari BeritaJatim (08/11).

Para Ulama NU itu datang dengan didampingi anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Jember Khoirul Hadi.Mereka langsung ditemui oleh Wakil Kepala Kepolisian Resor Jember Komisaris Cecep Susatya yang berjaga. Polisi mengantisipasi terjadinya bentrokan antara santri yang mengikuti ulama dengan para penjaga diskotik.

Ada dua tempat dalam satu kompleks yang disasar para ulama, yakni diskotik dan rumah karaoke. Ulama dan perwakilan warga sekitar berang, karena dua tempat itu berdekatan dengan dua masjid dan makam Ulama dan tokoh Nahdliyyin KH Achmad Shiddiq.

“Kiai Achmad Mursyid (salah satu ulama NU saat masih hidup) menangis melihat di antara dua masjid ada tempat maksiat,” seru Kiai Iqbal, seorang ulama.

Perwakilan ulama NU kemudian menginterogasi seorang perwakilan pengelola diskotik terkait dengan adanya perilaku maksiat di sana.

“Tolong katakan dengan jujur, apakah ada mabuk-mabukan di sini?” tanya KH Sarkowi, salah satu ulama, kepada perwakilan pengelola diskotik bernama Ahmad.

“Kalau minum, iya ada,” kata Ahmad. Namun, saat ditanya apakah ada tarian telanjang di diskotik itu, ia tak mengaku.

Transaksi perzinahan? “Tidak ada, kami tak menyediakan,” kata Ahmad.

M. Thamrin, salah satu perwakilan ulama, menyanggah. “Memang di sini tidak menyediakan PSK. Tapi yang datang ke sini pakai rok mini, pakai bra, rangkulan. Mungkin Anda bisa berkilah tidak tahu. Tapi Anda menyediakan fasilitas berbuat zinah,” katanya.

Para ulama akhirnya sepakat untuk melanjutkan pembicaraan dan dialog di kantor Kepolisian Resor Jember. Wakil Kepala Polres Jember Komisaris Cecep Susatya akan melaporkan keinginan para ulama untuk dimediasi bertemu dengan pengelola tempat hiburan dan pemerintah daerah kepada Kapolres. [antiliberalnews/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.