Header Ads

Prostitusi, Munafik & Stigmatisasi

Setidaknya sudah ada dua pejabat publik yang terang-terangan menyetujui dan merencanakan lokalisasi prostitusi. Pertama adalah Menkes Nafsiyah Mboi, berikutnya adalah Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahya Purnama atau Ahok. Keduanya memiliki alasan klise; untuk mengontrol pelacuran sehingga penyebaran penyakit kelamin dapat terkendali.

Ahok malah lebih keras. Ia menyebut menyebut pihak-pihak yang menentang rencana lokalisasi ini sebagai munafik. Alasannya, prostitusi sudah menyebar ke setiap hotel di DKI. Maka yang menentang lokalisasi ini ia kategorikan sebagai munafik. Tepatkah orang yang menentang legalisasi pelacuran, melawan perzinahan disebut munafik?
Di tanah air, banyak istilah-istilah agama (Islam) yang mengalami kerancuan. Ada karena ketidakpahaman ada juga karena unsur kesengajaan ingin mengaburkan ajaran Islam. Seperti istilah ‘kafir’ oleh kalangan liberal digunakan untuk sifat-sifat tidak terpuji. Bukan kepada orang-orang yang tidak beriman kepada dien Islam.
Istilah munafik kini juga menjadi istilah yang rancu yang digunakan oleh banyak orang. Ada orang yang menolak korupsi disebut munafik oleh kawannya. Umat muslim yang menentang pornografi disebut munafik. Kini oleh Ahok, orang yang menentang lokalisasi pelacuran alias perzinaan disebut munafik.
Munafik berasal dari kata nifaq نافقَ- يُنَافق- مُنافَقةًdiambil dari kata  النَّافِقاء. Ibnu Atsir dalam kitabnya an-Nihayah fi Gharibil Hadits wa Atsar menjelaskan maknanya: satu lubang tempat hewan yarbu’(jerboa –Inggris) – sejenis hewan pengerat – jika ia diminta/dipaksa ia akan melarikan diri ke lubang yang lain dan keluar dari sana. Adapun النَّفَق adalah terowongan/lorong tempat bersembunyi di dalamnya untuk menyembunyikan kekufurannya. Dijelaskan Ibnu Katsir, an-nifâq berarti menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan.
Perilaku nifak banyak diungkap dalam al-Quran sebagai pemberitahuan kepada Nabi saw. dan kaum muslimin agar berhati-hati kepada kaum munafik. Di antaranya disebut dalam surat al-Munafiqun:
 Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
Mengherankan bila sekarang istilah ‘munafik’ digunakan semena-mena. Ditujukan kepada orang-orang yang sedang memperjuangkan ajaran Islam. Bila orang yang berjuang untuk Islam disebut munafik, lalu apa sebutan untuk orang yang mempertahankan kebatilan seperti melokalisasi pelacuran? Pembaharu? Pahlawan?
Umat harus berhati-hati  karena dalam medan perang pemikiran musuh-musuh Islam sering memanipulasi istilah untuk menciptakan stigma terhadap ajaran Islam dan para pendukungnya. Termasuk juga yang dilakukan para penguasa zalim sekarang. Bahkan mereka memanipulasi istilah-istilah dalam ajaran Islam untuk membenarkan kezaliman mereka.
Inilah kondisi yang sudah lama diingatkan oleh Nabi saw. akan munculnya kebohongan dan kepalsuan dan para penguasaruwaibidhah. Pada masa itu orang-orang akan membenarkan si pendusta, dan mendustakan para pembawa kebenaran. Sabda Nabi saw.:
 “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipuan. Pada waktu itu si pendusta dikatakan benar dan orang yang benar dikatakan dusta. Pengkhianat akan disuruh memegang amanah dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat. Dan yang berkesempatan berbicara hanyalah golongan Ruwaibidhah.” Sahabat bertanya, “Apakah Ruwaibidhah itu hai Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Orang kerdil, hina dan tidak mengerti bagaimana mengurus orang banyak.” (HR. Ibnu Majah).
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.