Diskusi Intelektual Muslimah DIY: Indonesia Akan Lebih Baik dengan Khilafah
“Demokrasi merupakan pilihan yang salah dan keliru untuk perbaikan Indonesia,” tegas Siti Muslikhati, M. Si sebagai pembicara pertama Diskusi Intelektual Muslimah, Jum’at (21/3) di ruang Rajawali, Wisma Kagama, Universitas Gadjah Mada. Diskusi intelektual ini diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihadiri lebih dari 50 intelektual dari kalangan dosen dan mahasiswa pasca sarjana.
Siti Muslikhati, M. Si. kembali melanjutkan pemaparannya bahwa klaim-klaim demokrasi yang menjanjikan kesejahteraan hanyalah sekedar janji. Kenyataannya demokrasi telah membuat Indonesia begitu mudah dimasuki investor-investor asing yang berdampak langsung pada kemiskinan dan ketidaksejahteraan rakyat Indonesia. Demokrasi juga telah membuat perempuan berbondong-bondong berebut kursi parlemen, dengan meninggalkan potret generasi muda sekarang yang sudah tidak karuan. Perempuan yang seharusnya menjadi ibu dan pendidik generasi, larut dalam mengejar posisi. Ini menyebabkan timbulnya kerusakan-kerusakan di tengah masyarakat. Demokrasi senyatanya menjadi alat untuk mencapai tujuan atau kepentingan pribadi.
“Klaim bahwa demokrasi menjamin kesejahteraan perempuan, menjamin stabilitas masyarakat, menjamin keadilan ekonomi, menjamin hak-hak dasar manusia, serta berpihak kepada rakyat adalah bohong besar belaka,” terangnya.
Siti Muslikhati menegaskan bahwa tak ada alasan logis untuk tetap mempertahankan demokrasi.
Pembicara kedua, Meti Astuti, SEI.,MEK (dosen STEI Hamfara Yogyakarta) menyatakan bahwa khilafah adalah sistem politik masa depan untuk Indonesia lebih baik. Khilafah merupakan tawaran untuk perbaikan Indonesia. Dengan prinsip yang sedemikian rupa, khilafah dapat melahirkan sistem ekonomi yang menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok individu dan kebutuhan asasi masyarakat. Khilafah juga mempunyai sistem hukum dan sanksi yang pasti membuat jera pelaku serta mencegah masyarakat lainnya untuk melakukan hal serupa, sekaligus juga sebagai penebus dosa. Sistem sosial yang diterapkan khilafah sangat menjamin keterlibatan laki-laki dan perempuan di sektor publik tanpa melalaikan peran utama mereka dan tanpa eksploitasi. Khilafah melindungi rakyatnya dari masalah-masalah hubungan antara pria wanita dalam nidzam ijtima’ (sistem pergaulan antara pria dan wanita).
“Dari sini, dapat terlihat bahwa semua kerusakan yang kita temui saat ini terselesaikan hingga ke akarnya. Khilafah adalah masa depan Indonesia untuk lebih maju,” pungkas Meti.
Di penghujung acara Diskusi Intelektual Muslimah dihadirkan dua orang testimoner. Acara ditutup dengan pembubuhan tanda tangan persetujuan pada spanduk yang bertajuk: Seruan Intelektual Muslim DIY-Jateng Untuk Indonesia Lebih Baik “Tinggalkan Demokrasi yang Rusak dan Merusak Ganti dengan Khilafah”. [] [www.al-khilafah.org]
Siti Muslikhati, M. Si. kembali melanjutkan pemaparannya bahwa klaim-klaim demokrasi yang menjanjikan kesejahteraan hanyalah sekedar janji. Kenyataannya demokrasi telah membuat Indonesia begitu mudah dimasuki investor-investor asing yang berdampak langsung pada kemiskinan dan ketidaksejahteraan rakyat Indonesia. Demokrasi juga telah membuat perempuan berbondong-bondong berebut kursi parlemen, dengan meninggalkan potret generasi muda sekarang yang sudah tidak karuan. Perempuan yang seharusnya menjadi ibu dan pendidik generasi, larut dalam mengejar posisi. Ini menyebabkan timbulnya kerusakan-kerusakan di tengah masyarakat. Demokrasi senyatanya menjadi alat untuk mencapai tujuan atau kepentingan pribadi.
“Klaim bahwa demokrasi menjamin kesejahteraan perempuan, menjamin stabilitas masyarakat, menjamin keadilan ekonomi, menjamin hak-hak dasar manusia, serta berpihak kepada rakyat adalah bohong besar belaka,” terangnya.
Siti Muslikhati menegaskan bahwa tak ada alasan logis untuk tetap mempertahankan demokrasi.
Pembicara kedua, Meti Astuti, SEI.,MEK (dosen STEI Hamfara Yogyakarta) menyatakan bahwa khilafah adalah sistem politik masa depan untuk Indonesia lebih baik. Khilafah merupakan tawaran untuk perbaikan Indonesia. Dengan prinsip yang sedemikian rupa, khilafah dapat melahirkan sistem ekonomi yang menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok individu dan kebutuhan asasi masyarakat. Khilafah juga mempunyai sistem hukum dan sanksi yang pasti membuat jera pelaku serta mencegah masyarakat lainnya untuk melakukan hal serupa, sekaligus juga sebagai penebus dosa. Sistem sosial yang diterapkan khilafah sangat menjamin keterlibatan laki-laki dan perempuan di sektor publik tanpa melalaikan peran utama mereka dan tanpa eksploitasi. Khilafah melindungi rakyatnya dari masalah-masalah hubungan antara pria wanita dalam nidzam ijtima’ (sistem pergaulan antara pria dan wanita).
“Dari sini, dapat terlihat bahwa semua kerusakan yang kita temui saat ini terselesaikan hingga ke akarnya. Khilafah adalah masa depan Indonesia untuk lebih maju,” pungkas Meti.
Di penghujung acara Diskusi Intelektual Muslimah dihadirkan dua orang testimoner. Acara ditutup dengan pembubuhan tanda tangan persetujuan pada spanduk yang bertajuk: Seruan Intelektual Muslim DIY-Jateng Untuk Indonesia Lebih Baik “Tinggalkan Demokrasi yang Rusak dan Merusak Ganti dengan Khilafah”. [] [www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar