Header Ads

Politisi anti-Islam Belanda Geert Wilders menghadapi badai protes

Politisi sayap kanan Belanda Geert Wilders menghadapi badai protes yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Kamis (20/3/2014) setelah ia mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia akan memastikan hanya ada “sedikit warga Maroko” di Belanda.



Ratusan orang mengajukan keluhan terhadap polisi terkait dengan perkataan Wilders, dan seorang anggota parlemen dari partai anti-Islam PVV keluar dari keanggotaan partai tersebut di parlemen sehari setelah Wilders berjanji para pendukung yang mengelu-ngelukannya bahwa ia akan mengatur untuk menjadikan sedikit warga Maroko di Belanda.

“Partai PVV licik,” tulis mantan anggota partai PVV Roland van Vliet dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Wilders, salinan yang dikirim ke kantor berita nasional ANP, sebagaimana dilansir oleh The Guardian, Kamis (20/3).

“Waktunya telah tiba bahwa saya harus mendengarkan suara hatiku tentang apa yang terjadi dengan partai PVV. Pernyataan Anda kemarin tentang masyarakat Maroko telah membuat saya membatalkan keanggotaan saya dari PVV dan duduk sebagai calon independen di parlemen,” lapor ANP.

Kantor jaksa penuntut umum di Den Haag mengatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari 100 keluhan, dan lebih dari 500 orang juga telah melaporkan dugaan diskriminasi melalui website polisi.

Puluhan lainnya menelepon polisi dan mengatakan bahwa mereka ingin mengajukan keluhan, jaksa penuntut umum mengatakan di situsnya.

Sebuah halaman Facebook, “Saya mengajukan keluhan terhadap Wilders”, memiliki lebih dari 48.000 likes pada awal Kamis malam (20/3).

“Mengapa? Karena kami warga Belanda seperti Anda. Kami tinggal di negara kami dan kami tidak menebar kebencian,” kata halaman Facebook.

Kelompok warga Maroko terbesar di Belanda mengatakan akan mengajukan keluhan terhadap Wilders setelah ia mengulangi pernyataan kontroversialnya ketika hasil pemilihan umum pemerintahan daerah dirilis pada Rabu malam (19/3).

Dalam siaran televisi menunjukkan Wilders dalam kampanyenya di Den Haag menanyakan kepada para pendukung partai PVV yang setia apakah mereka ingin “lebih sedikit atau lebih banyak warga Maroko di kota Anda dan di Belanda?”.

“Sedikit! Sedikit!”teriak pendukungnya, dengan tersenyum Wilders menjawab: “Kami akan mengatur itu.”

“Kami yakin dengan menargetkan suatu kelompok tertentu, kali ini Wilders sudah sangat keterlaluan,” Habib El Kaddouri, co-ordinator di Grouping of Dutch-Moroccans Foundation (SMN), kepada AFP, mengacu pada kasus pengadilan 2011 yang melihat politisi anti-Islam berambut platinum tersebut dibebaskan dari tuduhan pidato yang mengandung kebencian.

Pengadilan Belanda memutuskan bahwa Wilders telah menargetkan sebuah agama, yang diizinkan di bawah naungan hukum Belanda.

Wilders, yang sering dicerca di komunitas imigran Belanda karena pidato anti-Islamnya yang berapi-api, sebelumnya juga membuat pernyataan yang membandingkan Alquran dengan Mein Kampfnya Hitler dan menyebut Islam sebagai agama fasis.

Dia juga telah melemparkan sindiran lisan yang menyakitkan terhadap apa yang dia sebut “gerombolan” imigran Eropa Timur di Belanda dan partai Wilders pada tahun 2012 juga mendirikan sebuah situs internet di mana keluhan tentang para imigran dapat ditampung di situs tersebut.

Penyiar Berita RTL mengambil posisi editorial untuk pertama kalinya dalam 25 tahun, dengan wakil editor Pieter Klein menulis sebuah surat terbuka kepada Wilders yang mengatakan bahwa Wilders “benar-benar melewati batas” dan seharusnya dipermalukan.

Editor Radio BNR radio Sjors Froelich menulis atas nama pribadi bahwa ia sekarang bisa memahami perbandingan antara Wilders dan Hitler. Froelich menambahkan bahwa Wilders tahu persis apa yang sedang dilakukannya dan ingin menghadapi persidangan.

Wilders mengatakan kepada para pendukungnya pada hari Rabu (19/3) bahwa dia diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan karena berada di bawah kebebasan berbicara, “dan kami tidak mengatakan sesuatu yang dilarang”, kilahnya.

“Namun pernyataan seperti ini membuat kami merasa sangat tidak aman,” kata Kaddouri.

Perdana menteri, Mark Rutte, juga mengkritik Wilders, mengatakan bahwa komentar Wilders “meninggalkan rasa tidak enak di dalam mulut”.

“Dia sudah sangat keterlaluan,” katanya kepada ANP. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.