Header Ads

ICMS 2014 Kalsel: Mahasiswa Tuntut Rezim Jokowi Terapkan Khilafah

ICMS 2014 Kalsel: Mahasiswa Tuntut Rezim Jokowi Terapkan Khilafah
Gema takbir terus dikumandangkan hampir 3.000 peserta Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS) 2014, yang diselenggarakan Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) daerah Kalimantan Selatan, di halaman Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin, Sabtu (25/10/2014). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang juga dilaksanakan di 92 kota se-Indonesia, untuk satu seruan “We Need Khilafah, Not Democracy”.



“Tujuan utama kegiatan ini, adalah membangkitkan semangat mahasiswa, agar bisa memikirkan dan memberikan solusi permasalahan Indonesia,” ujar ketua panitia pelaksana, Zainuddin.

Di acara ini, disampaikan Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia kepada rezim Jokowi, yang mencantumkan 5 tuntutan. Pertama, agar pemerintah segera mengembalikan tambang emas Papua, Blok Cepu, Blok Mahakam, Blok Natuna dan kekayaan alam lainnya yang dikuasai asing kepada rakyat Indonesia, agar dikelola Negara secara penuh, dan hasilnya digunakan untuk memberikan jaminan sosial dan kesejahteraan rakyat.

“Menghentikan pinjaman luar negeri dan hutang riba, serta mewujudkan 3.000 triliun APBN surplus, yang berasal dari kekayaan alam”. Tambah Hafizh Asbudi, saat penyampaian resolusi, bersama para orator di atas panggung, dan diikuti ribuan peserta mahasiswa.

Selain itu, lanjutnya, rezim Jokowi dituntut untuk memindahkan seluruh investasi di sektor non riil yang diharamkan, ke sektor riil, sehingga akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

“Untuk diketahui, ada 7,24 juta pengangguran dan 47 juta rakyat di bawah garis kemiskinan yang harus diselesaikan,” ungkapnya.

Kemudian, rezim Jokowi diminta melarang seluruh bentuk pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi, yang telah menimbulkan 2,5 juta aborsi akibat hamil di luar nikah, narkoba, lokalisasi, perzinaan dan kriminalitas lainnya, dengan penerapan sistem pergaulan Islam.

Para mahasiswa ini juga menuntut pemerintah, untuk mengganti sistem demokrasi dengan Islam, dalam kepemimpinan Khilafah Rasyidah ‘alaa Minhajin Nubuwwah (berdasarkan metode kenabian).

“Hanya dengan menerapkan Syariat Islam secara menyeluruhlah, maka Indonesia Hebat akan terwujud,” tegasnya.

ICMS 2014 di Kalimantan Selatan, juga menampilkan teatrikal yang menggambarkan kerusakan sistem demokrasi, berupa korupsi yang merajalela, sumber daya alam yang dikuasai asing, dan lain sebagainya.

Selain itu juga menampilkan orasi politik antara lain dari perwakilan Central Media LKM HTI Kalsel, Sidik Pamungkas, dengan judul Khilafah, kepemimpinan yang adil, untuk menggantikan penguasa demokrasi yang khianat dan korup.

Selanjutnya dari Koordinator Regional (Koreg) Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Kalsel, Nor Hidayatullah, dengan judul Khilafah, untuk wujudkan sistem ekonomi yang menyejahterakan rakyat, dan tinggalkan sistem demokrasi liberal yang menyengsarakan rakyat.

Kemudian Pimpinan Wilayah Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan wilayah Kalsel, Ali Shodiqin, dengan judul Khilafah, untuk mewujudkan peradaban mulia dan agung, yang telah terbukti bertahan selama 1.400 tahun.

Ada juga dari Koordinator Wilayah Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Kalsel, Ahmad Anwar, dengan judul tegaknya Khilafah, akan melahirkan generasi terbaik abad ini.

Dilanjutkan dengan orasi intelektual oleh Pimpinan Pusat Gema Pembebasan, Ricky Fattamazaya, yang diakhiri oleh penyampaian pidato politik Hizbut Tahrir Indonesia, dengan judul We need Khilafah, Not Democracy, oleh Humas DPD I HTI Kalsel, Hidayatul Akbar. [] Maktab I’lamiy DPD I HTI Kalsel [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.