Header Ads

Pemilu Semakin Dekat, Islamophobia di Denmark Meningkat

Perwakilan Media Hizbut Tahrir Skandinavia Junes Kock menyatakan menjelang pemilu Islamophobia di Denmark semakin meningkat.

“Sekarang, saat pemilu semakin dekat, sebagaimana biasanya kami akan melihat para politisi berlomba satu sama lain untuk mengalahkan satu sama lain dalam retorika anti-Islam dan mengajukan lebih jauh diskriminatif di bidang hukum. Semua ini dilakukan sambil menuduh Muslim sedang menggali parit di masyarakat,” ungkapnya dalam pers rilis tertanggal 24 Rabi ‘I 1436 H/15 Januari 2015 seperti yang diterima mediaumat.com melalui surat elektronik.



Junes Kock juga menyatakan sebagian besar politisi bertanggung jawab atas meningkatnya Islamophobia. “Tidak ada keraguan bahwa para politisi Denmark sebagian besar bertanggung jawab atas meningkatnya Islamophobia dan retorika yang penuh kebencian, yang telah menjadi hal normal di Denmark,” tegasnya.

Menurutnya, suasana Islamophobia adalah hasil dari para politisi yang selama lebih dari satu dekade, mencoba untuk mengalahkan satu sama lain dalam mengutuk pernyataan penuh kebencian terhadap Islam dan Muslim – yang dengan senang hati disebarkan oleh media dan didukung oleh ‘para ahli’.

Hal ini tentu mempengaruhi nada debat publik dan mendorong batas-batas atas apa yang umumnya diterima. “Oleh karena itu, sangat munafik ketika orang-orang yang sama mencoba untuk menyangkal tanggung jawab itu,” tulis Junes Kock.

Ketika umat Islam mengkritisi kebijakan luar negeri yang agresif yang telah menelan ribuan nyawa, atau kebijakan integrasi yang berusaha memaksakan agama umat Islam agar menerima sekularisme dan nilai-nilai kebebasan, mereka dikriminalisasi dan diperangi baik secara politik maupun secara hukum.

Para politisi tidak henti-hentinya menggaungkan kebebasan berbicara. Ia juga menyebutkan budaya mengejek dan kebencian yang menghina terhadap Nabi Muhammad (Saw) menjadi simbol utama dari mitos kebebasan.

“Tetapi ketika seorang juru bicara masjid mengatakan bahwa dia ingin sebuah negara Islam di Irak, mereka mengatur pertemuan darurat di parlemen yang menyerukan penutupan masjid itu,” bebernya.

Di akhir rilisnya, Hizbut Tahrir Skandinavia menegaskan, para politisi Denmark tidak akan pernah berhasil menundukkan umat Islam.

“Komunitas Muslim telah mengalami serangan serupa dan lebih buruk lagi di banyak negara minoritas Muslim, namun responnya selalu merupakan kepatuhan yang lebih kuat atas identitas Islam mereka,” pungkasnya.(mediaumat.com, 20/1/2015)[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.